Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Mematri dirinya di hadapan cermin, gadis dengan surai bagai warna permen kapas itu menatap lekat pantulan dirinya pada cermin. Ia tersenyum miris, aneh, seharusnya ia merasa bahagia hari ini. Hari ini adalah hari pertama ia kembali menempuh pendidikan setelah hampir dua bulan menjalani masa cuti perkuliahannya.
Bukan hal mudah bagi Sakura untuk menerima keadaannya sekarang ini, berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sanggup untuk melanjutkan kembali hidupnya. Namun bersamaan dengan itu pula rasa takut akan penolakan menghantui dirinya.
Ia Haruno Sakura, gadis dengan sejuta pesona tanpa cela. Mendapati dirinya terduduk tak berdaya di kursi roda, menghancurkan harga dirinya. Beberapa bulan lalu hidupnya tampak sempurna, seorang calon dokter cantik dengan kekasihnya seorang calon penasihat hukum Uchiha Corp, perusahaan dengan asset miliaran Yen. Namun saat ini, ia hanyalah seorang gadis lumpuh pengecut yang bahkan tak punya nyali untuk berhadapan dengan pria tercintanya.
"Sakura-chan..."
Kepala merah muda Sakura menoleh, suara itu amat ia kenali, suara Naruto, sahabat terbaiknya. Ia mengangguk cepat seraya melemparkan senyuman tulus pada pria yang berulang kali menyatakan cinta padanya. Tak apa ia membohongi dirinya sendiri, setidaknya ia masih berguna untuk Naruto, dengan pernyataan cintanya tempo hari ia berharap bisa membalas budi baik Naruto, sekaligus dapat menjadi dalihnya agar Sasuke melepaskannya.
Naruto menerobos masuk ke dalam kamar Sakura, ia berlutut di hadapan kursi roda Sakura, tangannya menggenggam jemari gadis musim seminya itu. "Semua akan baik-baik saja, percaya padaku..." Bak seorang pria baik hati, ia memberikan semangat moral bagi Sakura, seolah melupakan gadis lain yang berjuang mati-matian mengumpulkan semangat hidup setelah ia merusak masa depan si gadis.
"Terimakasih Naruto..."
...
Naruto dengan cepat turun dari mobilnya, berjalan siaga ke arah bagasi land cruiser army miliknya, untuk mengeluarkan sebuah kursi roda lipat, mendorong kursi roda yang telah terbuka itu ke pintu penumpang di bagian depan, Naruto dengan siaga membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya untuk membantu si gadis pujaan hatinya untuk menuruni mobil.
Bersamaan dengan adegan itu, mini van miliki Neji melintas, tanpa Naruto sadari, dari balik kaca riben mini van Neji, sepasang mutiara ungu Hinata menangkap pemandangan yang begitu mesrah untuk dilakukan oleh sepasang sahabat. Ia tersenyum kecut seraya menunduk setelah pandangannya menangkap Naruto yang tengah memeluk pinggang Sakura untuk membantu gadis musim semi itu.
Bukankah ia yang lebih berhak menerima perlakuan itu, di dalam rahimnya kini tengah bergelung nyaman darah daging pria pirang itu. Namun Naruto sama sekali tak pernah peduli pada dirinya dan bayinya, bahkan dengan terang-terangan ia berniat menghabisi janin tak berdosa itu.
Ia memeluk perutnya yang masih rata, dengan bibir bagian bawah yang ia gigit agar isakan tak terdengar. 'Kami-sama kenapa rasanya masih sakit...?'
Hingga sebuah tepukan Neji pada puncak kepalanya menyadarkannya. Sang kakak memberikan isyarat bahwa ia tak sendirian, Neji tidak buta, ia juga sempat melihat bagaimana Naruto begitu memperhatikan Sakura. Tak ada hal lain yang dapat ia lakukan untuk Hinata saat ini, kecuali memberikan dukungan moril, bukankah semua kejadian ini berawal dari emosi bodohnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...