Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
"Hei jagoan....!!!"
Naruto tersenyum kecut ketika membuka pintu apartement-nya, Kakashi duduk di sofa menyambutnya dengan senyuman lebar. Namun hal itu semakin memperburuk suasana hatinya.
"Bagaimana?" Pria paruh baya beruban itu berdiri mendekat padanya lalu merangkulnya.
"Aku gagal paman...," suara itu terdengar lirih, membuat Kakashi melepaskan rangkulannya, lalu mengerutkan dahinya seraya beradu pandang dengan sang pemilik safir biru. "Semudah itu kau putus asa hmmm...?" Kakashi meninggalkan Naruto sejenak untuk menutup pintu apartement, ia menarik anak asuhnya itu duduk di sofa. "Kau tak pernah menyerah untuk mendapatkan apapun yang kau inginkan, sekalipun itu bukan milikmu."
Naruto tersenyum tipis lalu menunduk, ia paham maksud Kakashi, tentang perjuangannya mengejar Sakura kendati gadis itu telah memilih sahabatnya. "Haruskah aku kembali mengejar yang bukan milikku?"
Kakashi bungkam, ucapan Naruto menjadi tanda tanya besar baginya.
"Hinata telah menerima Toneri." Suara baritone itu bergetar. Raut wajahnya dipenuhi kesedihan.
Kakashi tersenyum tipis, ia menepuk pelan bahu tegap Naruto. Anak asuhnya itu berada di titik terendahnya kembali, sama seperti saat kematian orang tuanya dulu. Ia benar-benar mencintai Hinata, Kakashi menangkap dari safir biru yang meredup itu, bahkan saat menceritakan bagaimana Sasuke dan Sakura menjadi sepasang kekasih, ia bahkan tak serapuh itu. "Ini pelajaran untukmu Naruto."
Suara Kakashi menggema di telinganya dan membuat kepala pirang cepak itu terangkat. Safirnya menatap sendu pada onix hitam Kakashi.
"Bahkan setelah dendammu terbalas, hanya kekosongan yang menjadi buahnya."
Naruto tersenyum kecut, ia kembali menunduk. "Balasan terbaik untuk bajingan sepertiku."
...
"Kau merasa lebih baik?" Tenten tersenyum lembut seraya mengusap perut bulat Hinata.
Pemilik surai indigo sebatas pinggang itu tersenyum lembut, hampir satu pekan ia dirawat, dan keadaannya sudah lebih membaik sekarang. "Terimakasih Tenten-nee..."
"Hari ini kita akan kembali ke rumah..." Tenten beranjak dari samping ranjang Hinata menuju lemari geser di dekat ranjang, ia mulai mengemasi pakaian adik iparnya itu.
"Neji-nii sudah siap?" Hinata mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan memastikan keberadaan kakak sulungnya itu.
"Neji sedang berada di kantin, mengurus beberapa persiapan perpanjangan kontrak di kampus, hari ini yang akan menjemput kita-"
"Ohayou gozaimasu..." Belum selesai Tenten mengucapkan kalimatnya, pintu kamar rawat itu terbuka, bersamaan dengan berdirinya Toneri di ambang pintu.
Hinata tersenyum kecut, seperti yang terjadi beberapa hari ini. Neji tengah gencar-gencarnya mendekatkan Toneri pada dirinya, setelah ia menyampaikan keputusannya untuk menerima Toneri. Ya, mulai sekarang Hinata sedang berusaha terbiasa dengan kehadiran Toneri di dalam hidupnya, tak lama lagi pria itu akan menjadi suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...