Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Ia menghela nafas gusar, memandang selembar formulir di tangannya. Mendongak pada langit-langit kelasnya, rasa putus asa mulai menghinggapi dirinya."Kami-sama..., Kenapa harus sekarang...."
"Hinata..." Tamaki memanggil, dan hal itu sontak membuatnya mengalihkan fokus. "Kau tidak akan melakukannya, bukan?" Tanya si gadis pecinta kucing itu seraya duduk di samping Hinata.
"Apa aku punya pilihan?" Tanyanya lirih, ini adalah hari pertama ia kembali ke bangku perkuliahannya, namun ujian berat sudah berada di hadapannya.
Tamaki diam tertunduk, sekilas ia mencuri pandang pada formulir general check up di tangan Hinata. "Jika pihak kampus mengetahui keadaanmu, kau bisa-"
"Dikeluarkan." Jawab Hinata singkat menyambung pernyataan Tamaki.
Tamaki menggigit bagian bawah bibirnya. Ini adalah hal terberat bagi Hinata, baru saja secercah harapan untuk masa depannya ia gapai, kini ia harus dihadapkan pada kenyataan sulit.
"Bukankah semua mahasiswa tingkat pertama harus mengikuti pemeriksaan ini...? Sepertinya aku harus segera mencari kampus swasta...." Ujar Hinata pesimis seraya tersenyum kecut.
'Mungkin sudah takdirku untuk tidak melanjutkan pendidikan di tempat ini...'
...
"Ada apa Naruto?"
Naruto menghela nafas lega, setelah berkali-kali ia mencoba menghubungi sang nenek, namun tak kunjung mendapat jawaban, akhirnya panggilannya tersambung.
"Ba-san, bisa lakukan sesuatu untukku?" Tanyanya dengan gegabah, ia mengusap tengkuk belakangnya merasa gusar.
"Katakan."
Naruto tersenyum kecut, nada bicara sang nenek begitu datar, seolah merasa terganggu olehnya. Ia hal ini sudah biasa terjadi, bagi Mito kehadirannya tak lebih dari investasi masa depan, dan sebagai ahli waris.
"Bisa kau membatalkan general check up untuk mahasiswa baru di kampusku?" Ucap Naruto setengah memelas.
"Itu kebijakan akademik Naruto, kau tahu bukan itu peraturan departement pendidikan di Jepang, setiap mahasiswa baru di universitas negeri harus menjalani general check up dua kali. Pertama saat mereka dinyatakan lulus, dan kedua saat di tengah masa perkuliahan." Jawab Mito dengan nada terburu-buru, ia ingin segera mengakhiri telepon dari cucunya yang menurutnya sama sekali tidak penting.
"Kalau begitu, beri pengecualian untuk satu nama." Ucap Naruto lugas.
"Gadis itu." Tebak Mito.
Naruto bungkam menanggapi tebakan sang nenek.
"Khe... Sudah ku duga, kau jatuh cinta padanya, kau tak jauh beda dengan ibumu, lemah."
"Baa-san jangan bawa-bawa Kaa-chan!" Nada bicara Naruto meninggi, ia tak terima sang nenek mengusik nama mendiang sang ibu.
"Kenapa Naruto? Ibumu memang lemah, jatuh cinta pada seorang politikus sok suci dan meninggalkan harta berlimpah yang ku wariskan, kau lihat akibatnya bukan? Kendati telah menjadi seorang menteri, ayahmu masih hidup sederhana, dan tinggal di rumah ke dinasan, bahkan setelah meninggal bersama puteriku, dia hanya bisa meninggalkan satu unit pusat perbelanjaan untuk diwariskan padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...