Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Iris bulannya enggan terpejam, menatap langit-langit kamar rawat kelas duanya, kepala Hinata dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. 'Kemana Neji-nii dan Tou-sama, apa yang mereka lakukan....?' Ia mengalihkan pandangannya, menatap iba pada Tenten dan Hanabi yang tidur beralaskan karpet karet tipis.
Terlebih pada Tenten, gadis keturunan China itu baru saja menjadi pengantin tadi pagi. Seharusnya malam ini ia menghabiskan malam pertamanya bersama sang kakak di hotel berbintang 5 yang telah dipesan oleh Neji khusus untuk malam pertama mereka dan kedua orang tuanya.
Getaran ponsel yang tergeletak di atas meja nakas di sisi ranjang pasien membuat wanita dengan surai indigo itu mengalihkan pandangannya. Tangannya terulur meraih benda panjang itu. 'Kakashi-san mengirim pesan...?' Dahinya berkerut saat membaca nama yang tertera di ponsel.
Hinata, ayah dan kakakmu ada di kediaman Uzumaki, apa kau mengetahuinya.
Bola mata ungu pucatnya memutar ke segala arah, membayangkan apa yang akan dilakukan pria itu pada ayah dan kakaknya. Perlahan, kakinya menapak pada lantai, meraih sandal jepit rumah sakit yang tergeletak disana, Hinata berjalan mengendap keluar dari ruangan perawatannya.
...
"Baiklah, aku akan menikahi Hinata. Aku akan memberikan nama marga yang ayahku wariskan pada anak yang dikandungnya. Tapi dengan satu syarat."
Sontak kepala Neji terangkat saat ucapan pongah itu terlontar dari mulut Naruto. "Apa maksudmu?"
"Satu hari setelah pernikahan, aku akan menceraikan Hinata." Tanpa dosa kalimat itu lolos dari bibir merah kecokelatan Naruto.
"Kau sudah gila, Hah?!" Neji bangkit, tinjunya terkepal kuat, tangannya yang lain menarik kaos oblong yang dikenakan oleh Naruto.
"Neji-nii hentikan!!!" Suara itu melengking kencang menggema di ruang tamu mewah itu. Hinata berdiri di ambang pintu, dengan piyama rumah sakit yang masih melekat pada tubuhnya. Surai ungu gelapnya terurai berantakan menandakan betapa kacau dirinya.
"Hinata, kenapa kau disini, nak..." Hiashi berjalan tergopoh menghampiri sang putri.
"Tou-sama... Ayo kita pulang...." Hinata menarik tangan sang ayah. Namun pria baya itu menggeleng. Ia menarik Hinata masuk lebih dalam ke ruang tamu itu, berharap semua masalah akan selesai hari itu.
"Nak Naruto, lihat...." Hiashi menarik Hinata mendekat pada Naruto. Hinata berusaha menjauh tapi Hiashi kembali membawanya mendekat pada Naruto.
Sementara pria yang bertanggung jawab atas kejadian ini nampak tersenyum remeh, tatapan remeh dari safir biru itu seolah memeras hatinya. "Tou-sama sudah cukup..."
"Tidak Hinata, tidak...., Nak Naruto, lihat Hinata, kalian sudah mengenal sejak masa sekolah, bukan? Kau selalu membantunya, dan dia selalu percaya dan menceritakan hal baik tentangmu...."
Seulas senyuman miring terukir di bibir merah kecokelatannya. "Masa lalu sudah lewat, Hiashi-san. Namun, bukankah aku sudah berniat baik pada Hinata, tapi dia...," Telunjuk Naruto tertuju pada Neji. "Dia sendiri yang membuat adiknya menjadi pion balas dendamku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...