Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
"Jika dia yang menemani, aku tidak akan masuk."
"Hinata!!!" Semua orang disana selain Hanabi berteriak, mereka sama sekali tak menyangka ucapan itu keluar dari mulut seorang Hinata, yang selama ini selalu terlihat membela tindak tanduk Naruto, kali ini dengan tegas menolak kehadiran Naruto.
"Kau dengar itu, Naruto?" Neji buka suara, ia tersenyum penuh kemenangan, Hinata menolak Naruto untuk pertama kalinya.
"Nee-sama..." Hanabi berujar lirih, ia tak pernah melihat sikap Hinata sedingin ini seumur hidupnya. Benar kata pepatah, bahwa kemarahan paling berbahaya adalah kemarahan orang yang sabar.
Naruto tersenyum kecut, "aku pantas mendapatkannya...." Ia berujar lirih seraya menunduk, lalu tangannya bergerak sekilas mengusap perut buncit Hinata, lalu ia tarik kembali. "Setidaknya hari ini aku bisa menyentuh mereka..." Ucapnya lirih, lalu berbalik arah memendam rasa kecewanya.
"Hinata...." Suara Neji memecahkan lamunan Hinata yang sedikit terhenyak saat kepergian Naruto.
"Ah iya... Aku harus segera masuk untuk memeriksakan Aka-chan..." Hinata buru-buru masuk ke ruangan itu lebih dahulu, membiarkan Hanabi dan Toneri memeriksanya.
...
Iris birunya meredup, tatapan kosong ia tujukan pada gelas transparant berisi wine merah di tangannya. Naruto kembali meminum minuman keras untuk memberikan ketenangan pada jiwanya.
"Anakmu sudah mati, di hari dimana kau mengantarkan mereka ke tempat ini, untuk melenyapkan mereka."
Ucapan Hinata saat mereka bertemu di rumah sakit terus mengulang di telinganya. Hatinya terasa diremas dari dalam, tanpa sadar air mata menetes dari safir birunya. Naruto tersenyum meremehkan dirinya sendiri, akhir-akhir ini ia merasa sangat payah, air matanya tiba-tiba mengalir tanpa kendali dari dirinya.
"Apa aku tak punya kesempatan memperbaiki kesalahanku, Hime..." Naruto menempelkan pipinya pada meja bar berbahan marmer di apartement-nya. "Kau benar, kesepian dan hampa itu pantas menemaniku... Selamanya...." Perlahan kesadarannya menipis, efek minuman keras yang ia tenggak dalam jumlah tidak wajar mulai bekerja, mengambil alih alam bawa sadarnya hingga ia berlabuh ke alam mimpi.
...
"Hinata..."
Kepala indigo itu mendongak saat namanya dipanggil oleh sang ayah. Hinata melepaskan sweeter peachnya, yang baru saja ia kenakan saat berangkat ke rumah sakit. "Ya, Tou-sama..."
"Setelah berganti pakaian, temui Kakakmu dan Tou-sama di ruangan utama, ya..." Hiashi melemparkan senyum manis sembari mengelus kepala puterinya. "Sekali lagi Tou-sama ucapkan selamat untuk sepasang calon cucu Tou-sama..." Hiashi mengelus sekilas kandungan puterinya. Ia merasakan kebahagiaan yang amat mendalam malam ini. Hinata mengandung sepasang bayi kembar berjenis kelamin berbeda. Sebuah kehamilan yang langka dan jarang terjadi.
...
Srakkk
Pintu geser itu terbuka, Hinata memasuki ruang serbaguna, Neji dan Hiashi sudah menunggunya. Ia telah mengganti pakaiannya dengan dress tidur berwarna ungu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...