Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
"Jadi dia bekerja sebagai stuntman, badut bahkan petarung liar demi si jalang itu?"
Nagato mengangguk membenarkan hasil temuannya, beberapa kali ia berhasil mengecoh Kakashi agar lengah, hingga bisa mendapatkan foto-foto pekerjaan Naruto. Pria bersurai perak itu selalu berada di sekitar Naruto.
"Apakah Jalang itu tahu?" Tanya Mito kasar seraya melempar tumpukan foto itu.
"Saya rasa tidak, Ba-san."
"Bunuh jalang itu dan bawa Naruto kembali ke rumah ini?" Perintahnya keji.
"Tapi dia sedang mengandung anak Naruto."
"Bukan masalah, Naruto bisa menikah dengan Karin dan menghasilkan keturunan Uzumaki untukku."
"Ba-san Naruto mengalami infertilitas." Nagato menyerahkan selembar kertas hasil lab Naruto, yang ia peroleh dari rumah sakit.
Mito meraih kertas itu dari Nagato. "Sial!!!" Ia melempar hasil tes itu. "Atur siasat, jebak Naruto dan Sakura, pastikan wanita sial itu meninggalkan Naruto lalu ketika dia sendiri, seret dia ke hadapanku. Dan satu lagi. Panggil anakmu untuk pulang ke Jepang, bahan percobaannya telah siap."
...
"Nggghhhhhh..." Naruto melenguh pelan, mengumpulkan kesadarannya. Kelopak matanya terbuka walau masih terasa berat, bias terik sang mentari menyambut indera penglihatannya, rasa lembab ia rasakan pada keningnya, tangannya meraih sesuatu yang basah disana, dan mendapati saputangan basah. "Apa aku demam semalam?" Tanyanya pada diri sendiri.
Kriet
Suara decitan pintu terbuka mengundang atensinya, sontak safir biru itu menatap ke arah suara. Senyumnya seketika mengembang melihat sosok yang berdiri di ambang pintu.
"Apa kau merasa lebih baik...?" Hinata masuk ke dalam kamar dengan semangkuk bubur di tangannya.
"Apa aku demam semalam?" Sang suami malah bertanya balik, samping menepuk sisi kosong di sebelahnya.
Hinata meletakkan mangkuk berisi sup dan bubur itu meja nakas, lalu duduk di tepian ranjang. "Ya, sangat tinggi..." Ucapnya lirih, tangannya tanpa sadar menempel pada dahi sang suami. "Yokatta... Panasmu sudah turun..."
"Terimakasih..."
Hinata sontak menarik tangannya dari kening Naruto ketika tangan sang suami balas menempel pada pipi gembulnya. "Sekarang makan buburnya dulu..." Hinata mengangkat mangkuk dari meja nakasnya.
Naruto tersenyum tipis seraya menggeleng.
"Apa kau tidak suka bubur buatan ku?" Tanya Hinata sedih.
Naruto kembali menggeleng pelan. "Tanganku terasa sakit..."
Hinata teringat saat ia mengganti pakaian Naruto semalam, sekujur tubuhnya dipenuhi luka lebam, dan mungkin itu juga berefek pada tangannya yang terasa sakit. Ia meraih sendok di mangkuk bubur itu dan mengisinya dengan sedikit bubur ditambah daging ayam dan kuah sup, lalu menyodorkannya ke hadapan mulut Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...