09. Rencana Balas Dendam

4.7K 522 118
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata


KLNTANGGGGG
TRANGGGGGG

Hiashi dan Hanabi terperanjat, mereka sontak berdiri dari posisi duduk bersila saat suara pagar rumah mereka dibuka paksa.

"Neji!!" Pria baya itu berteriak murka saat di hadapannya melihat Puteri kesayangannya ditarik paksa turun dari mini Van Neji, dengan dipapah oleh Hanabi tubuh rendahnya turun dari rouka menghampiri sang sulung yang bertindak semena-mena pada sang adik.

"Ayah tahu apa yang dia lakukan!" Neji mendorong Hinata, dan gadis itu berhasil ditangkap oleh pelukan Hanabi. "Dia berkencan dengan pria brengsek itu!" Telunjuk Neji menunjuk lurus pada Hinata, yang membenamkan wajahnya pada pelukan Hanabi.

"Jangan panggil dia brengsek Nii-san!" Hinata mengangkat kepala ia tak terima bila pujaan hatinya dihina seperti itu.

"Kau!" Neji melayangkan tangannya hampir memukul Hinata.

"Neji!" Teriakan Hiashi kembali bergema, mengurungkan niat Neji untuk menampar sang adik. "Aku ayahnya, aku yang berhak atas dirinya...." Hiashi menarik Hinata dari pelukan Hanabi, memeluk lembut gadis itu sambil mengusap surainya. "Hime, kenapa kau melakukannya....?"

"Dia tak seburuk yang Neji-nii katakan, Ayah...." Hinata menangis dalam pelukan sang ayah.

Hiashi menarik nafasnya pelan. "Sudah berhenti menangis...." Hiashi mengusap sayang pucuk kepala sang Puteri, "kau bisa menceritakannya di dalam, tapi obati dulu kakimu...., Kau tahu?" Hiashi menarik dagu lancip sang Puteri, dua mutiara lavender mereka beradu.

Hinata mendongak menatap sang ayah dengan mata berkaca-kaca.

"Kami sudah mempersiapkan makan malam untuk merayakan kelulusanmu...." Ucap Hiashi lembut seraya menghapus air mata di pelupuk mata sang Puteri.

"Kau lihat itu betapa ayah menyayangimu!" Neji kembali membentak Hinata. "Kau terlalu memanjakannya ayah."

"Neji, cukup, Hinata, ayo masuk..., Dan Hanabi, tolong ambilkan salep klan Hyuuga di kamar Ayah, ayah akan memijat kaki Nee-sama mu ini."

Hanabi mengangguk dan masuk lebih dahulu ke dalam rumah mengikuti perintah sang Ayah. Sementara Hiashi dengan lembut memapah Puteri kesayangannya masuk ke dalam rumah.

...

"Bagaimana, apa sudah baikan...?" Hiashi memutar-mutar pelan pergelangan kaki Hinata memastikan kaki Puteri kesayangannya itu baik-baik saja.

Hinata mengangguk pelan. Iris bulannya memelas pada sang ayah. "Ayah percaya 'kan Naruto-kun tidak seperti itu...?"

Hiashi kembali menepuk pelan pucuk kepala Puteri kesayangannya. "Ayah selalu percaya pada Puteri ayah..."

"Tou-sama jangan terlalu memanjakannya!" Neji yang baru selesai membersihkan diri dan bergantian pakaian masuk ke ruangan serbaguna mereka. "Kau lihat Hinata, bagaimana kami mempersiapkan perayaan kelulusanmu, sementara kau pergi dengan bocah biadab itu!"

Hinata mutiara lavender Hinata kini tertuju pada meja yang sudah tertata rapi dengan aneka makanan lezat, yang Hinata tahu mereka pasti memesan dari Restourant. "Maafkan Hinata," ia terisak pelan, ia merasa telah mengabaikan keluarganya, disini keluarganya telah merayakan pesta kecil kejutan untuknya, sementara dirinya lebih memilih makan bersama pria yang ia kagumi di Restourant mewah.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang