Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Ia kembali duduk di tempat ini, kursi tunggu unit gawat darurat Tokyo Hospital kembali menjadi saksi ketakutannya. Dua pekan lalu, ia masih ingat kejadian dimana ia duduk di tempat ini, menunggu kepastian keadaan adik kesayangannya yang tiba-tiba terkapar di hari pernikahannya."Neji-nii... Tou-sama akan baik-baik saja, 'kan...?" Suara sang adik menggema di telinganya, Neji tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum tipis seraya mengelus sayang kepala cokelat Hanabi.
"Tentu..." Jawabnya lirih.
Pintu ruang gawat darurat itu terbuka, dan dengan sigap Neji berdiri menghampiri seorang dokter yang keluar dari sana. Masih dengan dokter yang sama saat mereka mengetahui kehamilan Hinata, malam ini Kabuto kembali menjadi dokter jaga di Instalasi Gawat Darurat.
Kabuto menghelanya nafas, ketika melihat pasien di koridor instalasi tempat ia berjaga, ia terkejut bukan main, keluarga ini kembali datang menyambangi unit gawat darurat dengan pasien yang berbeda. 'Kemarin anak gadisnya hamil di luar nikah, dan hari ini ayahnya terkena serangan jantung.' Bisiknya dalam hati, ia merasa miris dengan keluarga ini yang selalu dilanda musibah.
"Bagaimana keadaan Ayah saya?" Neji bertanya dengan tatapan serius Kabuto bisa melihat jelas raut ke khawatiran dari wajah sang sulung Hyuuga.
"Serangan jantung ringan, tapi kondisinya masih belum stabil. Ada baiknya anda panggilkan adik anda yang bernama Hinata." Kabuto masih ingat jelas nama itu, Hyuuga Hinata yang dua pekan lalu masuk ke instalasi ini lalu diketahui tengah berbadan dua, ia juga masih ingat bagaimana Neji menganggap ia salah mendiagnosis. "Ayah anda terus memanggil namanya. Ku rasa keadaannya akan lebih stabil setelah bertemu adik anda.
Neji mengusap kasar wajahnya setelah kepergian Kabuto, ia mendekat pada keluarganya yang duduk di kursi tunggu.
"Bagaimana keadaan Tou-sama?" Tenten bertanya seraya mengelus bahu sang suami.
"Serangan jantung ringan, tapi kondisinya masih belum stabil, ia belum sadarkan diri dan terus memanggil nama Hinata..." Tatapan Neji tampak kosong, ia hanya menatap ke depan tanpa tujuan. Keluarganya sudah benar-benar hancur sekarang, adiknya menjadi korban perampasan dan tak tahu rimbanya dimana, sedangkan ayahnya dalam kondisi tak sadarkan diri.
"Hanabi..." Tenten mengambil inisiatif melihat raut ketakutan Hanabi setelah mendengar jawaban dari Neji.
Bungsu Hyuuga itu mendekat pada sang kakak ipar.
"Kau tidur di sofa, disana...." Tenten menunjuk pada sofa yang terletak di sudut ruangan, mata Hanabi nampak sayu, hari sudah menunjukkan pukul dua belas malam, wajar ia bila gadis seusia Hanabi merasa kantuk luar biasa terlebih lagi setelah apa yang mereka alami hari ini.
Ekor mata Tenten memastikan Hanabi sampai pada sofa yang ia tunjuk, dan setelah gadis remaja itu berbaring, ia kembali mengarahkan pandangannya pada Neji. "Neji, mungkinkah, Naruto yang-" Tenten menghentikan ucapannya, tinju Neji mengepal ketika ia menyebut nama pemuda yang telah menghamili adik kandungnya.
"Kau jangan emosi..." Tambahnya seraya menyentuh bahu sang suami. "Besok datanglah kerumahnya dan bicara baik-baik... Mungkin dia orang yang menyelamatkan Hinata..."
Neji membuang nafasnya kasar, Tenten benar, ia tak ingin kembali menggunakan emosinya. Sudah banyak kekacauan dan korban akibat amarahnya yang tak terkendali.
...
"Khe kau benar-benar sampah Dobe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...