33. Cinta Datang Terlambat

8.2K 745 208
                                    

Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

PRANGGGG

"HINATA!!!!"

Tenten terkesiap, ia berlari dari ruang serba guna menuju dapur, menghampiri adik iparnya yang tengah hamil itu.

"Kau tak apa Hinata...?" Tenten terengah akibat berlari, suara pecahan kaca dan keberadaan Hinata di dapur sendirian membuatnya hampir hilang akal. "Hinata?!" Ia kembali mengulang pertanyaannya sembari mendekat pada Hinata yang hanya diam terpaku melihat gelas yang sudah hancur lebur di lantai.

"Menjauh dari sana, kau bisa terluka...." Tenten menarik pelan adik iparnya itu, lalu berjongkok di hadapan pecahan gelas itu.

Setelah mengumpulkan pecahan gelas yang besar, ia berdiri, dan masih mendapati Hinata menatap lantai yang basah akibat susu hamilnya. "Tenten-nee, firasatku tak enak...."

"Mulai hari ini kau tidak usah ke kantin lagi." Suara lain menginterupsi ketika Tenten ingin membuka mulut, suaminya berdiri di ambang pintu dapur.

"Tapi, Neji-nii..." Hinata mencoba membantah.

"Tidak ada kata tapi Hinata." Kini suara sang ayah menyusul, keberadaan Hiashi di belakang Neji, melemahkannya untuk beradu argumen dengan sang kakak.

...

Kelopak mata kecokelatannya mengerjap tak nyaman. Membuka paksa kelopak mata sewarna madu itu, iris birunya keluar dari persembunyian.

Sedikit tersentak, saat pandangannya menangkap siluet tubuh polos dalam dekapannya. Surai kelam itu, ia hafal betul siapa pemiliknya. Hatinya menghangat, dalam benaknya tanpa ia sadari selama ini moment ini lah yang ia rindukan, bisa memeluk Hinata lebih dalam.

Tubuh molek dalam pelukannya menggeliat pelan, tanpa ragu ia mendekap tubuh yang telah ia tanamkan benihnya itu dengan amat erat, mengecup pucuk kepala wanita itu. Naruto kembali menemukan ketenangan di sana. 'Tunggu sebentar...' Batinnya bertanya, 'moment ini sepertinya tak asing.' Satu tangannya yang tidak memeluk tubuh Hinata meraih ponsel di nakas, ia tersentak saat melihat tanggal di layar ponsel tersebut.

"Dua bulan yang lalu....' Malam ini adalah malam ke tiga ia menanamkan benihnya pada Hinata, batinnya terasa amat ngilu, ia kembali mengingat kejadian yang baru saja ia alami. Ia baru saja pulang dari bar milik Sai dan menyetir dalam keadaan mabuk, 'apa Kami-sama mengembalikan ku ke masa lalu....?'

"Naruto-kun, terjaga... Apa Naruto-kun mimpi buruk....?" Belum sempat pertanyaan dalam benaknya terjawab, suara satu-satunya wanita yang berada di dekatnya, menembus gendang telinganya.

Ia tersenyum tipis, menatap wajah polos Hinata yang tersenyum hangat padanya, ia merindukan senyuman itu. Ia tak mengerti bagaimana ia bisa kembali ke masa lalu, yang jelas ini adalah kebahagiaan terbesar baginya. Lucu, bukankah selama ini kau sama sekali tak menginginkan Hinata berada di sekitarmu?

Ia menggeleng pelan menjawab pertanyaan wanita itu, persis seperti yang ia lakukan dua bulan lalu. Namun kali ini niatnya murni. "Hinata...."

"Hmmm...." Hinata menyamankan posisinya dalam dekapan Naruto.

"Apa kau mencintaiku....?" Pertanyaan yang sama seperti yang ia tanyakan dua bulan lalu, namun kali ini pertanyaan itu keluar dari hati kecilnya, bukan bagian dari siasat balas dendamnya.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang