Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Brakk
Pintu besi itu terbuka lebar akibat terjangan kaki Naruto, safir birunya terbelalak lebar melihat pemandangan di hadapannya. "Hime!!!!"
Ia berlari, mendekat pada sang istri, safir birunya memanas melihat kondisi mengenaskan sang istri. Istrinya dibaringkan terlentang dengan kondisi tangan diikat ke kepala ranjang, lalu kaki ditekuk mengangkang dan saling terikat, belum lagi darah yang menggenang di sprei yang berasal dari lubang kewanitaan sang istri yang terus mengalir deras, juga luka memar hasil tamparan Mito pada perut bulat Hinata.
"Hime.... Hime....." Naruto meracau ketakutan, ia terlebih dahulu melepas ikatan pada kaki Hinata agar kaki itu dapat membujur, lalu melepaskan ikatan pada tangan Hinata.... "Hime...." Naruto naik ke atas ranjang memeluk wajah pucat pasi Hinata. Mata Hinata tertutup rapat dengan mulutnya yang sedikit terbuka dan mengalirkan air liur.
Bola mata ungu di balik kelopak mata putih itu bergerak tidak nyaman, rasa tenang yang ia kira akan membawanya kepada peristirahatan terakhirnya ternyata hanya ilusi, ia masih harus berjuang, rasa sakit dari dalam perutnya kembali mendera, ia ingat ada satu nyawa lagi yang harus ia perjuangkan.
Dug
Satu tendangan dari dalam perutnya sontak membuat kelopak matanya terbuka.
Meraih pergelangan tangan Hinata yang lecet akibat ikatan kuat itu, Naruto memeriksa denyut nadi sang istri. Sangat lemah, membuat ia semakin kalut. "Hime... Yokatta... matamu terbu ka... Kita kerumah sakit....." Naruto tak mempedulikan bahwa tatapan pertama yang Hinata arahkan padanya adalah tatapan penuh kebencian, yang ia tahu ia harus menyelamatkan Hinata dan bayi mereka yang ia yakini masih berada dalam perut Hinata. Ia baru saja akan mengangkat tubuh Hinata, namun...
Plak
Sebuah tamparan halus ia dapat pada pipi tannya. Pelan memang, namun dapat menyuarakan isi hati sang penampar. "Biadab!!!" Ucapnya lirih namun penuh penekanan.
Naruto tersentak, kata kasar itu keluar dari mulut Hinata, ia ingat terakhir kali ia bertemu dengan Hinata dan berakhir dalam keadaan yang buruk. Ia menulikan telinga dari kalimat kasar Hinata, mencoba kembali mengangkat wanita itu, namun.
"Lepaskan aku....!!!" Entah kekuatan dari mana Hinata berteriak kencang, sakit pada keseluruh tubuh terutama pada perut dan liangnya, membuat dirinya melepaskan semua amarahnya.
Naruto tersentak, tubuh Hinata menolak untuk diangkat, dan Naruto tak mau menyentaknya kuat.
"Nenek dan sepupumu membawa puteraku!!!! Mereka mau membunuh kami, kau tahu mereka menekan dan menampar perutku yang kontraksi!!! Kau tahu rasa sakitnya itu, aaaagggghhhhhhh..." Hinata kembali mengerang dalam dekapan Naruto, ia memeluk perutnya yang masih membesar itu.
Naruto diam tersentak, satu bayinya telah lahir, dan ia telah menjadi seorang ayah sekarang. Ia melirik sendu pada perut Hinata hingga pada antara dua kakinya, tali pusar sisa kelahiran sang putera.
"Aaggggghhhhh..." Hinata kembali mengerang sambil menggelinjang, perutnya kembali keras, satu bayinya harus ia keluarkan lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...