18. Terkuaknya Kebenaran

5.5K 596 72
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata


"Sakura-sama... Ada tamu yang mencari anda di ruang tamu..."

Sakura baru saja menyelesaikan sarapannya pagi itu ketika seorang maid datang menghampirinya. Keningnya sedikit berkerut, 'Siapa yang datang bertamu pagi-pagi seperti ini?'

"Kau tahu siapa orangnya....?" Ia memutar roda kursi rodanya, dan mendekat ke arah maid itu.

"Namanya Hyuuga Hinata."

...

Sesosok wanita bersurai panjang hingga sepinggang berdiri di ruang tamu bergaya Victorian itu. Sakura semakin yakin, dari postur tubuh dan surai panjangnya, wanita yang berdiri menghadap jendela besar di rumahnya itu adalah Hinata.

"Apa ada yang bisa aku bantu?"

Mendengar suara yang memecah keheningan, membuat wanita yang tengah hamil muda itu sontak berbalik. Senyum tipis terukir di bibirnya kala pandangannya menangkap kondisi gadis yang begitu dicintai oleh ayah dari anaknya itu. Sakura seniornya di masa sekolah yang begitu ceria dan banyak digilai oleh para pemuda, saat ini terperangkap di kursi roda tak berdaya.

Hinata berjalan mendekat pada Sakura, ia berjongkok di hadapan gadis merah muda itu, bersimpuh untuk menatap wajah cantik Sakura yang membuat Naruto memalingkan, wajah dan hati dari cinta tulusnya. "Sakura-san... Bagaimana kabarmu...?" Hinata mengamit tangan Sakura lembut, ia mengelusnya pelan.

Sakura sedikit terkejut, 'Apa mungkin ia tahu semuanya?' Tanyanya dalam hati. Ia membalas senyuman Hinata, "sedikit membaik..., Oh ya kau tahu dari mana rumahku?" Tanyanya kikuk, ia tak punya bahan pembicaraan yang cocok untuk Hinata, mereka tak terlalu akrab selama ini, dan juga melihat Hinata mengingatkannya pada alasan ia harus duduk di kursi roda saat ini.

"Dari Ino..." Jawab Hinata sopan. Ia menghela nafas, lalu tangannya spontan mengelus dengkul Sakura yang tertutupi oleh selimut bermotif kotak-kotak merah. "Sakura-san.... Tolong maafkan aku dan kakakku...." Ucapan tulus itu lirih terdengar dari bibir Hinata. Ia harus menyelesaikan semua ini, menyelesaikan semua yang berhubungan dengan Naruto dalam hidupnya, termasuk beban moril atas lumpuhnya gadis musim semi ini.

"Pada akhirnya kau tahu..." Sakura tersenyum kecut, ia memalingkan pandangannya pada jendela besar di sisi ruang tamu megah itu, berusaha agar emeraldnya tak melelehkan air mata. "Ini bukan salahmu Hinata..., Semua ini adalah takdir...."

Hinata menunduk, ia menjauhkan tangannya dari tubuh Sakura. "Kau benar... Semua ini sudah digariskan oleh Kami-sama..." Ucapnya pelan. "Tapi gara-gara aku dan kakakku, sekarang kau harus seperti ini..." Raut wajah penuh sesal itu terpatri di wajah cantiknya. Rasa bersalah itu mengganjal hatinya hingga Hinata akhirnya memutuskan untuk datang ke rumah ini.

"Hinata..."

Kepala indigo itu mendongak saat namanya di panggil. "Aku selalu ingin melihat Naruto bahagia...."

Hinata memalingkan wajahnya, entah kenapa ia mulai jengah saat mendengar nama ayah dari janin dalam rahimnya. Ingatannya melayang, bagaimana pria itu menjebaknya ke sebuah ruangan untuk melenyapkan bayi mereka.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang