Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Tangan mungilnya bergetar, benda petak berwarna rose gold itu hampir terjatuh dari tangannya. "Tidak... Naruto-kun tidak boleh memperlakukanku seperti ini...," Bibir mungilnya meracau kecil, kepalanya tertoleh ke kanan dan ke kiri, seperti kehilangan tujuan, Hinata seolah mencari apa yang harus ia lakukan saat ini.
Dengan tangan yang masih gemetar, jari jemarinya mencoba menekan menu kontak, dan tentu saja nama Naruto menjadi tujuannya.
Nomor yang ada hubungi, sedang berada di luar jangkauan.
Hinata semakin gelisah, 'ponsel Naruto-kun tidak aktif... Apa yang harus aku lakukan....' Ia mengusap kasar poni ratanya, "apartement, ah iya apartement...." Tak berpikir panjang ia meninggalkan begitu saja ruang kelas yang sebentar lagi akan dimulai.
"Hinata!" Langkahnya terhenti, pergelangan tangannya ditahan seseorang. "Kau mau kemana, sebentar lagi ujian tengah semester dimulai."
"Tamaki, aku harus pergi sekarang..."
"Hinata, kau sudah sering mangkir di mata kuliah Asuma Sensei, kau bisa mengulang mata kuliahnya di smester depan."
Hinata tak mengindahkan ucapan Tamaki sahabat satu kelasnya itu, tangannya yang lain yang tak dipegang oleh Tamaki melepas paksa cekalan Tamaki.
Gadis pecinta kucing itu menghela nafas, ia tahu apa penyebab Hinata berlari tak karuan seperti itu, "pasti gara-gara Namikaze-san lagi." Ia meraih ponsel dari saku rok Jeansnya, memilih kontak di ponselnya.
"Kiba-kun..." Ujar Tamaki saat orang yang ia hubungi berhasil tersambung.
"Tamaki-chan, ada apa?" Jawab Kiba dari ujung telepon, beberapa pekan ini mereka menjadi dekat. Sama-sama menjadi tameng untuk menutupi hubungan Naruto dan Hinata di hadapan Neji, mau tidak mau Kiba dan Tamaki saling mengenal dan akrab demi berkoordinasi menyamakan suara dengan kebohongan Hinata.
"Hinata meninggalkan kelas lagi, padahal kami ada jadwal ujian tengah semester."
"Anak itu, dia pasti akan menemui Naruto lagi, dan sebentar lagi....." Kiba menjeda ucapannya, iris cokelatnya sudah menangkap kehadiran Hinata di depan pintu fakultasnya.
"Tamaki-chan, Hinata sudah disini, kau siap kan saja alasan untuk Neji jika dia menghubungimu."
Kiba mengakhiri sambungan teleponnya dengan Tamaki.
"Kiba-kun, bisa antarkan aku ke apartement Naruto-kun..."
Kiba tak punya pilihan, Hinata adalah sahabatnya, dan dia sudah berjanji pada Neji untuk menjaga adiknya.
...
"Sudah merasa lebih baik..." Tangan sewarna madu itu mengusap dengan sayang helaian sewarna permen kapas itu, safirnya menatap lembut pada emerald di hadapannya.
Sakura pemilik iris emerald itu mengangguk pelan, ia tersenyum miris melihat keadaannya sendiri. "Maaf aku menjadi beban untukmu...." Kepala merah mudanya menunduk, ia tak enak hati bila terus menerus merepotkan Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...