Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Mutiara lavendernya menatap penuh binar bangunan megah di hadapannya, akhirnya ia kembali dapat menatap bangunan itu di bawah sinar matahari pagi. Senyumnya mengembang sempurna, setelah perjuang berat yang ia lewati, belajar giat dalam kondisi hamil muda, bukanlah hal yang mudah baginya. Namun semua hasil jerih payahnya berbuah manis, ia kembali mendapatkan beasiswanya di kelas reguler Tokyo University.
"Hinata..."
Tepukan pelan di bahunya membuat wanita hamil ini sadar dari lamunannya sendiri, "Ya... Tenten-nee," jawabnya menanggapi panggilan sang kakak ipar. Hari ini Neji sedang ada urusan di kantin baru mereka yang akan di buka di sekolah Hinata terdahulu, sehingga ia hanya diantarkan oleh Tenten.
"Aku mengantar sampai di sini saja ya... Kau tahu kan aku ini hanya pengelola kantin, rasanya tidak pantas masuk ke area belajar..." Ucap Tenten sungkan.
Hinata mengangguk pelan, ia mengerti, dibandingkan Neji yang sering lancang masuk ke gedung perkuliahan. Tenten jauh lebih segan untuk melakukan hal itu.
"Kau hati-hati ya... Selamat belajar..." Tenten memberi semangat seraya mengelus bahu Hinata, lalu ia pergi menuju kantinnya.
...
Hinata baru saja menapaki kakinya di pelataran gedung akademik untuk mendaftarkan ulang dirinya, namun pemandangan mencengangkan tersaji di hadapannya. Barikade mahasiswa berjejer di depan pintu gedung akademik, beberapa dari mereka bahkan merentangkan sebuah spanduk bertuliskan menghina dirinya.
KAMI MENOLAK KEHADIRAN MAHASISWI TIDAK BERMORAL DI KELAS LAGI.
Hinata menatap nanar satu persatu mahasiswa dari barikade tersebut, ada Ino disana, teman yang selama ini ia percaya. Air mata hampir meleleh di pelupuk matanya, kehadirannya ditolak, ia membaca spanduk lain yang dibentangkandi hadapannya.
WANITA HAMIL TANPA SUAMI TAK BERHAK KULIAH DISINI.
ANAK HARAM DILARANG MEMASUKI AREA KAMPUS DI PAGI HARI.
"Hiks..." Ia terisak pelan sambil mengelus perut buncitnya. Ia hanya ingin kembali belajar di kelas pagi agar dapat lulus dengan akreditasi terbaik di negara ini, ia hanya ingin kembali membanggakan keluarganya, ia sudah berjuang untuk kembali mendapatkan beasiswanya, "mengapa mereka menolak kita Aka-chan...? Kita tak pernah mengusik hidup mereka, bukan...?" Hinata mengadu sedih pada bayi dalam kandungannya.
Tanpa ia sadari, Ino dengan niat jahatnya memprovokasi mahasiswa, ia melempar botol air mineral ke arah Hinata.
"Akhhh..." Hinata sontak berjerit kesakitan, saat botol plastik kosong itu mendarat di kepalanya.
"Wanita hina!" Suara teriakan Ino menggema, memprovokasi mahasiswa lai.
"Akh...." Hinata kembali berjerit sambil memeluk perutnya, kali ini botol plastik kosong itu mendarat pada perut buncitnya yang dilapisi rok kodok berbahan jeans.
Beberapa meter dari posisi Hinata yang diboikot oleh para mahasiswa kaya, Naruto berdiri. Safir birunya memanas, saat ia baru tiba di kampus dan mendapati pemandangan yang tak manusiawi. Wanita yang ia cintai bersama anaknya sedang mengalami penyiksaan verbal. Ia berlari, bertindak bagai pahlawan untuk memeluk Hinata menghalangi lemparan botol plastik yang dari mahasiswa yang diprovokasi oleh Ino.
![](https://img.wattpad.com/cover/219164424-288-k38399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...