21.

886 17 0
                                    

"Al, kenal sama rama?" tanya dara saat berada dimotor.

"Kenall, waktu itu kenal lewat apa ya. Pas main bareng kayaknya deh." ucap alvaro menjawab pertanyaan dara.

"Oh gitu yaa, gimana orgnya al?" tanya dara penasaran.

"Orangnya ya gitu, seru, asik, enak juga diajak ngobrol bahas motor juga seru. tapi ya kl disekolah pendiem dar, emang kenapa?" jawab alvaro dan menanyakan kembali sebuah pertanyaan.

"Gapapa cuma mau tau aja, soalnya satu kelompok sm dia." ucap dara.

Setelah pembicaraan itu, dara bisa tau kalau rama itu sebenernya seru. Tidak dengan perempuan tapi sesama laki-laki saja. Mungkin dara harus mendekat lebih jauh lagi untuk tau bagaimana rama ini. Supaya bisa move on juga dari Panji, atau malah mendekat dengan alvaro?

Alvaro mengajak dara untuk makan dulu di daerah rumahnya. Dara tidak keberatan oleh ajakan alvaro.

"Dar makan dulu ya, di warkop ini." tunjuk alvaro sambil turun dari motor Ninjanya.

"Al emang disini ada apa?" ucap dara bingung, tidak pernah makan di tempat ini sebelumnya.

"Banyak ada mie bubur gitu-gitu ga pernah ya?" tanya alvaro.

"Gapernah Al, tapi boleh di coba deh." ucap dara memasuki warkop itu.

Dara tidak pernah diajak abangnya makan di tempat seperti ini. Mungkin iya abangnya selalu nongkrong di warkop seperti ini, tapi dara tidak pernah diajak olehnya. Dan sekarang dara mendapatkan hal baru dari alvaro. Ya memang hanya ada makanan gitu-gitu saja tapi tak apa dara mau mencobanya. Disana banyak sekali anak sekolahan yang nongkrong rata-rata laki-laki, tapi ada juga perempuan. Mungkin seru nongkrong di tempat murah dan banyak jajanan seperti warkop ini.

Sambil menunggu makanan datang dara dan alvaro berbicara santai, tiba-tiba alvaro menanyakan sesuatu...

"Dar, lu punya pacar?" tanya alvaro dengan serius.

"Hmm gimana ya al, dibilang punya ya gua udh putus di bilang putus ya gua masih deket sm tuh org." jelas dara.

"Ko gitu? sebenernya putus apa engga?" ucap alvaro meyakin.

"Putus al tp masih deket." jelas dara sambil mengaduk milo miliknya.

"Oh tp masih deket aja gt? kl lu jadian sama yang lain boleh?" tanya alvaro sambil dengan nada bercanda.

"Gatau, emg knp?" tanya dara.

"Gapapa cuma nanya aja ko dar." ucap alvaro.

Setelah perbincangan itu mereka berdua terdiam sejenak. Tidak lama kemudian warkop itu makin ramai, makanan dara dan varo pun datang, mereka memakannya sampai habis setelah itu langsung pulang, Alvaro mengantar kan dara sampai ke depan pintu gerbang.

Tidak lama kemudian bang el juga sampai dirumah.

"Yauda dar gua balik dl ya." ucap alvaro.

Bang el hanya melihat dari kaca spion mobil miliknya.

Siapa itu yang nganterin adek gue? batin bang el.

"Hai bangg." sapa dara.

"Siapa dek? Baru liat gue temen lu model gituan, kayaknya kemarin naik aerox." tanya bang el.

"Oh itu varo temen anak teknik bang. Oh iya tadi gua diajak ke warkop masa bang gua norak bgt ga pernah kesana wkwk." ucap dara membuat el syok mendengar ucapan adiknya itu.

"Hah? serius? gua aja takut ngajak lu ke warkop takut lu gamau. Tapi lu mau?" tanya bang el sambil tertawa bingung.

"Mau, lagian enak juga buat tempat nongkrong." ucap dara santai.

Bang el terlihat bingung dengan adiknya, sejak kapan ia mau di ajak ketempat sesederhana itu? selain pecel ayam langganannya, dan nasi goreng langanannya.

"Yauda besok-besok main sama gue, sama temen-temen gua di warkop ok." ajak bang el.

"BOLEH. Dengan senang hatiii." ucap dara semangat.

Setelah itu dara menuju kamarnya untuk mandi dan lain-lain. Setelah mandi dara memikirkan pertanyaan alvaro tadi, apa maksudnya dia menanyakan hal itu?

Apa udh saatnya dara untuk pergi dari panji?

Apa sudah saatnya dara mempunyai pacar baru?

Dara memikirkan hal itu semalaman, membuat ia pusing harus bersikap bagaimana. Tetapi dara tetap kepo dengan rama.

Esok paginya dara pergi kesekolah membawa motor sendiri

Sepanjang perjalanan dara mendengarkan music dengan hedsetnya. Setiap ada yang menyapa dara hanya mengangguk. Tidak lama kemudian dara sampai disekolah. Sebentar lagi masuk kelas, dara belum sarapan kepalanya sedikit pusing. Hari ini ada pelajaran yang di harusnya di lab perfilman.

Setelah sampai dikelas, dara langsung menaruh tas dan pergi ke koridor depan kelas. Banyak adik kelas yang menyapanya. Dara hanya tersenyum, banyak dari jurusan lain di lantai bawah dadah kepadanya dara hanya tersenyum menikmati lagu.

"Daraa." ucap felma mengagetkan lamunannya.

"Eh lu fel." jawab dara dan menengok kearahnya membuka satu hedsetnya.

"Dar hari ini shooting kan?" tanya felma.

"Engga tau gua." ucap dara

"Ih iya anjir lu ga baca group?" ucap felma.

"Engga wkwkw." ucap dara sambil tertawa.

"Yeh gimana si dar, lu bawa kan kamera fujinya?" tanya felma.

"Bawa dari kemarin juga bawa tapi ga di pake." ucap dara.

Dara tidak tau kalau hari ini ada take shooting lagi.

Setelah masuk kelas, dara dan yang lainnya menuju ke Lab Perfilman. Dara hanya membawa hedset dan mouse saja untuk di gunakan di Lab tersebut.

Didalam Lab sangat dingin sekali, guru yang mengajar membolehkan membawa makanan ke dalam lab, tetapi harus di bersihkan lagi dan di buang sampahnya ke tempatnya.

Didalam sana dara hanya membawa escream dan membeli permen karet.

"Dar lu cuma beli gituan doang?" tanya dona.

"Orang mah bawa nasi kek apa kek ini bawa escream wkwk." ucap karin sambil tertawa

"Iya abis gua bingung mau beli apa, masih pagi ini aja kenyang ko."

Melihat dara membeli permen karet niko memintanya, dan hal hasil semua temannya meminta juga permen karet kepada dara, kecuali rama. Dara yang haru menawarkan.

"Lu mau?" ucap dara.

"Makasih." ucap rama singkat dan mengambil permen itu. Ga ngerti lagi kemarin manggil nama sekarang gua lu lagi. Plin plan banget si. Batin rama dalam hatinya.

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang