29.

814 12 0
                                    

Setelah balik dari supermarket, rama shifa dan karin memberikan makanan yang di beli.

"Nih dar." ucap rama memberikan escream milik dara.

"Makasih." ucap dara singkat.

Rama merasa bingung kenapa dara kembali menjadi cuek, tidak seperti kemarin tertawa dan nyanyi bersama.

"Yukk sinii makanin nih." ucap shifa.

Yang lain memakan makanan yang di beli, dara hanya duduk dan memakan escream yang ia beli, dia lagi tidak pengen makan seperti itu karena takut kambuh lagi. Ditaman itu ada lahan untuk bermain skateboard. Yang tadi dipakai untuk shooting film.

Dara duduk di pinggir tempat skateboard itu. Dan memakan escream nya sendirian.

"Dar lu gamau? makan itu disitu." Tanya dimas yang nyamperin dara duduk sendirian.

"Engga dim lagi ga pengen takut kambuh. Escream cukup ko, lu mau?" dara menawarkan escream miliknya.

"Oh yauda, engga makasih lu aja yang makan." ucap dimas dan meninggalkan dara sendirian lagi.

Disana dara hanya diam, sepertinya tempat ini enak untuk berdiam diri, kalau sepi. Karena taman itu sangat adem banyak pepohonan dan di wilayah perumahan jadi aman.

"Ngapain dara dim?" tanya shifa.

"Engga tau diem aja, mau makan escream aja katanya kl makan ini takut kambuh." ucap dimas.

"Oh yauda gapapa." ucap shifa.

Felma menghampiri dara yang duduk sendirian.

"Hai dar, gimana keadaan lo udh enakan?" tanya felma yang duduk di sebelah dara.

"Udah ko, udah membaik." ucap dara.

"Bagus deh kl gitu, lu gamau gabung?" tanya felma.

Dara menengok dan melihat rama dan yang lainnya merokok. Dara benci sekali dengan hal ini.

"Engga fel, gua gamau disitu banyak asep rokok gasuka." jelas dara.

"Hm iya si, yauda gua tinggal dulu kesitu ya." ucap felma.

"Oke." jawab dara.

Yogi menyuruh rama untuk menghampiri dara karena dara sendirian dan hanya memakan escreamnya saja. Takut kalau dara kambuh tidak ada yang melihat.

"Sono samperin gausa gengsi." ucap yogi.

"Hmm ragu gue." ucap rama.

"Cemen lo bocah." ucap jack.

"Tai lo." jawab rama.

"Sana udeh deketin jangan kelamaan, biar maafan juga." ucap dendy.

"Yauda." ucap rama berjalan kearah dara.

"Dar." ucap rama mengagetkan lamunan dara.

"Eh, knp?" ucap dara kaget.

"Lo ga gabung sama yang lain?" tanya rama.

"Engga." jawab dara singkat.

Rama pun duduk di samping dara.

"Kalo mau duduk deket gua rada jauhan ya." ucap dara.

"Lah kenapa?" tanya rama.

"Badan lo bau rokok. Gua benci rokok." ucap dara singkat.

"Oh yauda gua pergi aja." ucap rama.

Rama pun pergi meninggalkan dara. Dara tidak menengok sedikit pun membiarkan rama pergi begitu saja.

Hari sudah mulai gelap, dara dan temen-temannya ingin pulang, tetapi hp bang tidak aktif dan mom juga tidak mengangkat telfon. Dara sangat takut kalau tidak bisa pulang, karena hpnya lowbet. Dan dimas mau malem mingguan dengan pacarnya. Dara bingung harus bagaimana, sisanya tidak searah dengan dara semua.

"Dar lo balik sama siapa?" tanya felma.

"Belum tau fel,. abang sm mommy gue ga jawab telfon gue." ucap dara.

"Mau nunggu aja?" ucap felma.

"Gausa lo duluan aja gua tunggu sini sendiri." ucap dara.

Dari jauh rama mendengar keluhan itu. Niko menyuruh rama mengantar dara pulang karena ini sudah malam dan rawan kalau dara sampai sendirian di taman itu.

"Ajak gih balik bareng, kasihan juga kalo dia nunggu sm felma." ucap niko.

"Gua bau rokok, dara benci rokok." ucap rama.

"Lepas jaket lo aja. Pake parfume gue." ucap jack.

"Gausa banyak alesan sana. Muka die udh panik tuh." ucap yogi.

"Iya deh." ucap rama dan langsung melepas jaketnya memberikan keniko dan memakai parfume punya jack.

"Dar gua anter aja ya, gua udh ga bau rokok. Jaketnya udh gue lepas gua udh pake parfume." jelas rama mengajak dara pulang bareng dan memberikan helm.

"Hm gausa gua nunggu aja." ucap dara.

"Gausa nolak lo mau sendirian disini? kalo kenapa-kenapa gimana?" tanya felma.

"Hm gimana ya." ucap dara.

"Iya. udah ah kebanyakan mikir nih." ucap shifa menarik helm dari tangam rama memberikannya ke dara.

Dara diam tidak menjawab, dan mengambil helm yang di berikan rama.

"Yuk dar." ucap rama yang sudah menyalakan motornya.

"Lo gapapa gapake jaket?" tanya dara yang tidak enak melihat rama bela-belain melepas jaket miliknya demi dara.

"Gapapa udah ayok biar jalan bareng." ucap rama.

Dara pun menaiki motor rama dan memakai helm yang di berikan. Dara tidak berpegangan, angin meniup badannya dengan kencang. Dia sedikit merunduk karena ini motor ninja yang tinggi di bagian jok belakang.

"Dar nunduk aja." ucap rama.

"Iya." jawab dara singkat.

Dimotor dara dan rama hanya diem-dieman aja. Tidak berbicara sedikit pun. Rama juga mengobrol dengan jack yogi dan niko. Tidak mengobrol dengan dara.

Tiba-tiba ada anak kecil yang sedang mengamen menabrak motor rama karena tidak melihatnya, saat ini keadaan lampu merah. Posisi anak itu mundur dari belakang kedepan.

Dukk..

"Aduh maaf ya mas maaf." ucap anak itu.

"Iya gapapa dek hati-hati lain kali." ucap rama.

Helm dara terbentur ke helm rama, dan badan dara menyentuh badan belakang rama.

"Sorry ram." ucap dara yang langsug menundukan kepalanya malu.

"Gapapa dar santai aja." ucap rama yang melihat kelakuan dara dari kaca spion motor.

Tidak lama kemudian hujan gerimis turun dari langit. Semua berhenti meneduh. Ada yang memaksa karena sudah dekat dengan rumah, dan ada yang memakai jas hujan, yang lain menerobos hujan. Rama memilih berhenti karena takut dara akan sakit lagi.

"Ko lu ga ikut yang lain? gua tunggu sini aja nunggu abang gua jemput." ucap dara dan melihat handphone nya tiba-tiba mati karena lowbet.

Diam-diam rama melihatnya dan langsung memalingkan muka pura-pura tidak tau.

"Yah mati." ucap dara pelan.

"Gausa dar, gua bakal anter lo pulang tenang aja." ucap rama sambil menggosok tangannya karena dingin.

"Lo kedinginan ya ram? baju lo basah." ucap dara reflek memegang baju rama.

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang