Setelah kumpul dan main, mereka semua pulang kerumah masing-masing kecuali rama dan oji. Mereka keliling gabut naik motor dulu membicarakan apa yang rama mau ceritakan.
"Ji gua lagi deketin cewe nih." ucap rama.
"Siapa? temen sekolah lu? Akhirnya ram dapet cewe juga wkwkw." oji tertawa bahagia melihat temannya sudah mendekati perempuan, selama ini rama sama sekali tidak dekat dengan siapapun.
"Iya temen sekolah sekelas, temen kelompok gue, namanya Dara." ucap rama.
"Berhenti di warkop aja jon ya." ucap rama mengajak oji untuk berhenti di warkop supaya asik membicarakan hal ini.
"Coba liat mana orangnya." tanya oji.
"Nih." rama memberikan hpnya dan memperlihatkan foto dara.
"Cantik, gimana orangnya? Moodyan ya?" tanya oji.
"Iya baik, cuma dia masih deket sama mantannya katanya. Gua ragu, tapi gua udh sedikit ada rasa, menurut lu gimana? Dia juga moodyan, cuek, jail, kadang dingin, perhatian, punya banyak temen cowo drpd cewe. Bawel berisik gt deh, beda banget sama gua yang pendiem begini." rama menjelaskan bagaimana sosok dara ini.
"Hm, coba aja kalo emang lu beneran suka yauda lu tembak aja ram, gausa ragu mungkin juga emang lu udah harus kenal cewe udh umur segini. Lu yakin ga?" tanya oji ke rama.
"Yakin, cuma gua takut dia masih ada hubungan sama mantannya itu. Jatohnya gua ngerusak dong." ucap rama.
"Udah coba aja dulu, terus kalo udah yakin baru nembak. Dia cantik ko baik gua rasa juga. Keliatan si sedikit jutek. Udah lu deket sama dia gua dukung." ucap oji mendukung rama untuk mendekati dara.
"Moodyan banget jon gampang banget berubah moodnya, gua deket sama dia aja dia duluan yang mulai ngedeket coba sangkin jailnya nih anak. Ada lah problem gua sama dia awalnya." jelas rama lagi.
"Lu suka sama dia bukan karena kasihan trs merasa bersalah jadi suka terpaksa gitu bukan kan?" oji memastikan kalau temannya bukan cuma karena kasihan tapi tulus dari hati.
"Awalnya gitu, tapi makin kesini gua srek sama dia, bisa terbuka sama diam. Awalnya gabisa tapi gua paksa, terus lama-lama udah timbul rasa deg degan lah ini itu aneh si." ucap rama menjelaskan perasaan yang ia rasakan saat itu.
"Gini aja lu yakinin kalo dia sama mantannya udah ga ada hubungan kl ada lu mundur, kl gada lo maju dapetin dia." ucap oji memberikan dukungan lebih untuk rama.
"Diem-diem aja dulu ya jon gausa ngasih tau bocah dulu, kalo dapet baru kasih tau gapapa. Susah deketin nih anak masalahnya." ucap rama
"Siap, gua dukung. kl ada masalah cerita aja, kali gua bisa bantu." ucap oji.
"Oke gua bakal nanya terus sama lu, thanks jon." ucap rama.
Dirumah dara memikirkan kejadian hari ini kepada bisa dia bermain seperti itu. Padahal belum ada hubungan apapun sama sekali. Dara juga bingung saat ini perasaanya untuk siapa. Dara masih sering chatan sama panji, dan dara juga chatan sama rama. Tapi dara lebih pro ke rama di banding ke panji.
"Dek? kemarin tidur berdua sama rama?" tanya bang el membuat dara sedikit tersendak.
"Uhuk, hah? tidur? Oh itu dia ngantuk abis dari toko buku kan sama gua bang, lu liat kan barang yg di lantai?" jelas dara sedikit kaget dengan pertanyaan bang el barusan.
"Iya si tapi lu sama dia ga ngapa-ngapain kan? Cuma tidur aja?" bang el memastikan adiknya tidak melakukan hal apapun yang merusak dirinya.
"Engga lah, kenapa emang? lagian gua sama dia cuma temenan bang." ucap dara menolak pertanyaan bang el.
"Oh yauda bagus, nanti juga pacaran." ucap bang el setelah itu meninggalkan dara sedirian di dapur.
"Pacaran? Memangnya rama mau sama dara? apa iya kita akan sampai pacaran? bukan hanya sekedar berteman?" batin dara dalam hati.
Hari ini seperti biasanya rama menjemput dara kerumah untuk berangkat kesekolah. Sekalian hari ini juga mau shooting lagi. Tetapi shooting itu di lakukan dirumah dara.
"Nih taro langsung disini aja deh laptopnya." ucap rama mengeluarkan laptopnya.
"Males banget keatasnya ram, udah bawa aja dl deh." dara menolaknya karena kamar ia terletak di lantai atas.
"Ih yauda deh." rama memasukan lagi laptopnya kedalam tas dan mereka pun berangkat kesekolah.
Setelah selesai jam pertama dara mengajak rama untuk pergi kekantin. Di sepanjang perjalanan dara di sapa banyak laki-laki. Dara hanya tersenyum bagi yang tidak terlalu dekat. Tiba-tiba alvaro menghampiri dara dan rama yang sedang memesan bakso.
"Hai dar, eh ram." sapa Alvaro.
"Eh hai al." ucap dara.
"Oit ro." balas rama.
"Dar boleh ngomong sebentar ga?" alvaro mengajak dara sedikit menjauh dari rama.
"Boleh yuk kesitu aja, sebentar ya ram." ucap dara.
Rama hanya mengangguk dan melihat dari jauh dara dan alvaro berbicara. Setelah selesai ngobrol dengan alvaro dara balik lagi menghampiri rama dan membawa baksonya ke kelas atas.
"Dar itu tadi kenapa alvaro?" tanya yang rama kepo dengan apa yang di bicara.
"Oh gapapa dia nanya kita itu deket atau gimana? terus dara jawab aja kita deket tapi ga pacaran, terus dia blg 'Oh bagus deh' gitu, emang bener kan ram?" tanya dara yang melihat rama tiba-tiba terdiam kaku.
"Wkwkw iya bener, bukan engga tapi belum dar." ucap rama sambil tersenyum.
"Iya belum maksudnya hehe." dara langsung tersenyum kearah rama.
Dara berjalan duluan menaiki anak tangga rama berada di belakangnya. Rama sangat memikirkan ucapan dara tadi, apa Alvaro sedang dekat dengan dara juga? Atau mereka akan pacaran? Rama sudah harus gesit untuk mendapatkan dara seutuhnya. Harus bisa membahagiakan dara untuk selamanya. Rama tidak mau orang yang pertama ia cintai direbut oleh orang lain.
"Ram ko bengong si?" tanya dara membuyarkan lamunan dara.
"Hah? gapapa ko." jawab rama.
Mereka berdua pun makan disatu meja yang sama berdua. Sekarang dara lebih suka duduk dengan rama di banding dengan dona atau farhan hanya sesekali saja dengan mereka. Dara sudah dekat dengan rama, sangat dekat seperti orang pacaran. Dara mau membuka hati untuk orang baru, dan melupakan panji.
Saat ini sudah pulang sekolah, mereka semua langsung bersiap-siap untuk menuju rumah dara shooting disana. Mereka semua langsung pulang tanpa jajan dan mengobrol dulu supaya bisa cepat selesai film ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Benci
RomanceKesan pertama terburuk buat Dara saat baru mau mengenal lebih jauh tentang Rama dan ada hal yang tidak disangka-sangka oleh dara. Disaat tau rama menanyakan hal yang menyakitkan hati dara pada saat itu kepada felma. Tapi setelah masalah itu selesai...