33.

812 15 0
                                    

"Raa, masih marah?" tanya rama sambil memegang sendok yang ada di meja.

"Sekarang lo mikir aja. Lo masuk kamar gua tanpa izin. Lo bukan siapa-siapa gue. Lo ga berhak masuk." jelas dara sambil memegang sodet di tangannya.

"Iya maaf, gua setengah sadar ra. Asli gua ga bermaksud mau ngapa-ngapain. Gua cuma masuk pengen izin pulang niatnya tapi lu tidur kepala gua masih sakit, terus gua cuma rapihin selimut lu aja gua tidur disamping lu." jelas rama sambil menatap dara.

"Terus ngapain gua liat lu cuma pake boxer? Lo niat jahatin gua?" tanya dara dengan nada ketusnya.

"Engga dar asli, gua cuma gaenak tidur di kasur pake celana jeans. Terus juga semalem ini kena becekan kalo kasur lo kotor gimana?" jawab rama dengan alesannya.

"Ga percaya!" balas dara dengan nada tinggi.

"Oh God, gua harus gimana lagi si? susah banget si ra cuma percaya sama orang aja. Gua ga suka bohong sm orang." jelas rama dan menaruh sendok yang ia pengang.

"Udah diem, nih makan." dara menaruh nasi goreng di piring dan memberikan ke rama.

"Lo masakin gua juga?" tanya rama dengan tatapan bingung.

"Lo gamau? yauda sini gua makan 22nya." dara menarik piring yang sudah ada di depan mata rama. Rama menahannya dengan sekuat tenaga.

"Ehh jangan-jangan, iya gua makan. Btw makasih ra." ucap rama dan memakan nasi goreng dengan sendok yang tadi ia mainin.

"Hm." dara hanya mengeluarkan suara nafasnya.

Mereka berdua makan di meja makan dekat dapur. Sebelum makan dara meminum susunya dulu, rama merasa heran sudah seumurs segini masih aja minum susu. Tapi tak apa untuk kesehatan. Nasi goreng yang di buat dara sangat enak. Rama sampai minta nambah karena sangking enaknya. Dara tersenyum melihat rama lahap memakan masakannya. Berarti makanan itu sangat enak, dia bisa meniru abangnya untuk hal masak. Bang el selalu mengajari dara hal-hal kecil supaya dara paham dan tidak di bodohi oleh orang lain. Dara juga ingin bersikap baik sebenarnya kepada rama, tapi belum saatnya. Ia harus mengerjai rama dulu sampai puas.

"Dah habis, gabisa nambah." ucap dara dan menaruh piringnya di tempat cucian piring.

"Ra asli deh enak bangettt, bangett. Sumpah lain kali masakin lagi ya." rama menjilati piring bekas nasi goreng tadi.

"Ogah lo siapa, ihh jorok banget si." dara mengambil piring yang di jilati rama dan menaruhnya di tempat cucian piring.

"Hehe abisan enak." ucap rama sambil tersenyum.

Setelah makan rama naik ke kamar dara untuk mengambil celananya. Rama memutuskan untuk pulang karena sekarang sudah jam 11 siang. Takut orang tuanya khawatir atas keberadaan dia.

"Ra pulang ya, makasih buat semuanya. Ini jadi rahasia kita aja ya." ucap rama meyakinkan dara untuk tidak cerita kepada siapapun.

"Tergantung." ucap dara sambil memainkan hpnya di depan pintu.

"Iya gua tau apa yang lu minta gua kasih." ucap rama sambil menyalakan motornya.

"Iyauda gua balik ya ra, bye." Motor rama keluar dari garasi depan rumah dara.

Setelah kejadian di hari itu. Sava dan rama semakin dekat. Mereka jadi sering sekali chatan walaupun chat yang tidak jelas. Yang lain ikut senang melihat sava dan rama sudah dalam keadaan membaik. Dara tidak tau kalau sebenarnya banyak yang tidak setuju dengan kedekatan dara dan rama. Karena yang lain tau kalau dara sudah punya pacar. Padahal rama sudah tau kalau dara sudah putus dengan pacarnya. Saat di sekolah yang lain menanyakan ada hubungan apa rama dan dara? Apakah berpacaran atau bagaimana? Niko dan yang lain juga menanyakan hal yang sama. Karena perubahan drastis dari perilaku rama. Mereka tidak setuju karena dara dekat dengan banyak teman laki-laki mereka semua tidak tau bagaimana sebenarnya dara itu.

"Ram lu serius deket sama dara?" tanya niko dan teman yang lain ikut nimbrung untuk menanyakan kebenarannya.

"Gatau sebenernya gua ragu." rama menjawabnya dengan sangat hati-hati.

"Jangan lah gausa, lu juga gatau dia gimana. Deket sama banyak cowo pula. Lu nanti jadi perusak lagi sama cowonya dia. Dia punya cowo ram katanya yang kenal, lu bisa nanya sama devani soal itu. Dara pernah curhat sama dia." yogi memberitahu rama soal hubungan dara dan mantannya itu.

"Hm yauda gua tanya nanti" rama jadi tidak yakin dekat dengan dara karena ucapan yogi barusan.

Mendengar ucapan yogi barusan rama menghampiri devani untuk menanyakan hal itu.

"Dev gua mau nanya soal dara." ucap rama dan mengajak devani keluar kelas untuk mengobrol.

"Dara? lu kenapa nanyain dara?" tanya deva kepada rama.

"Gapapa cuma mau tau aja." ucap rama dan mendengarkan cerita deva.

Deva menceritakan hal yang pernah dara lakukan. Pernah dulu dara mengerjakan tugas dirumah deva, pulangnya di jemput oleh panji. Pernah juga dara curhat kalau dia suka di sakiti oleh panji. Panji pernah berbuat ini itu kepadanya. Panji pernah juga membuat cemburu dara sampai dara menangis. Tetapi mereka semua tetap dekat dan pacaran walaupun dara sering disakiti panji. Dan banyak hal lagi.

"Sebenarnya mereka masih pacaran ga?" tanya rama.

"Gatau gue soal itu dara udah jarang cerita." ucap deva.

Oh jadi begitu dara yang dulu. Batin rama dalam hati.

Rama sedikit tau soal dara sekarang bagaimana ia di masa lalunya. Ya cukup menyedihkan perempuan secantik dara di perlakukan seperti itu. Dara juga ternyata sangat terbuka dengan orang lain yang dapat ia percaya. Devani termasuk orang yang dara percaya. Tidak sepenuhnya dara buruk. Tetapi mantannya itu yang sangat buruk.

"Gimana? lu udah nanya?" tanya niko penasaran.

"Udah." ucap rama singkat.

"Terus gimana? Mau lanjut? Gue risih sebenernya sama dia ram, dia tuh suka ngeledek gitu, caper jatohnya." ucap niko.

"Yauda lah itu kan dulu." ucap rama.

"Tetep aja risih." ucap niko.

Iya memang dara hobi sekali menjaili orang lain tidak liat situasi atau kondisi orang lain. Bercanda ya bercanda saja tidak memikirkan hal apapun. Dara memang beda dari yang lain. Mungkin sekarang rama akan mencoba untuk suka dengan dara. Menerima semua apapun yang dara lakukan. Dan berusaha keras untuk tidak membuat orang risih

°Yuk vote dan comments°

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang