"Minggir." ucap dara dengan nada benar-benar kesal dan sakit hati sekali dengan rama.
"Dar maaf please gua mohon, gua minta maaf gua ga bermaksud kayak gitu dar." ucap rama.
Dara sama sekali tidak menjawab apapun, teman-teman yang tersisa hanya teman-teman kelompok filmnya adit dan aksa.
"Dar maaff, please dengerin gua ngomong dulu." ucap rama dengan tatapan bersalah, dan menghalangi dara jalan.
"Minggir." ucap dara singkat dan meneteskan air matanya lagi.
"Dar please maaf." ucap rama mengacak-ngacak rambutnya kesal dengan dirinya.
Rama menghalangi dara berjalan, layaknya anak kecil bermain galaksin di alang-alangi oleh yang jaga. Seperti orang sedang jatuh cinta ditahan oleh pacarnya. Tetapi ini berbeda.
"Kalo lo emang gamau nemenin gue ketoko buku yauda. Tegesin aja bilang gamau. Dan kalo lo mau tau soal gue sama mantan gue tanya langsung ke gue. Orang lain tau gua cuma sedikit. Lo ga berhak ngomong kayak gitu sama gue. Lo fikir lo siapa ngomong kayak gitu. Coba lo fikir ibu lo digituin dulu sama bokap lo gimana perasaan lo hah." ucap dara sambil menangis sesenggukan di depan rama dan teman-temannya.
Yang lain hanya diam menyaksikan pertengkaran hebat itu, melihat dara sangat marah dan sakit hati sekali.
"Iya dar maaf, maaf gua minta maaf. Iya gua tau gua salah ga seharusnya gue nanya kayak gitu maaf." ucap rama memohon kepada dara.
Rama benar-benar merasa sangat bersalah. Dia melihat dara sakit sedih menangis di depannya, sangat tidak tega sekali rama melihatnya. Rama benar-benar sudah salah menanyakan hal itu kepada felma.
Bodoh gue bodoh. batin rama dalam hati.
"Dar udah dar jangan nangis." ucap aksa dari jauh melihatnya.
"Diem lo." ucap dara dengan nada sangat marah.
"Lo fikir gua cewek macam apa? Cewek murahan? Yang gampang di pake? Iya? Nyokap lo di gituin apa rasanya hah? Di gituin sama orang lain. Gimana perasan nyokap lo kalo lo di gituin sama orang lain kalo lo cewek kayak gue sekarang hah?" ucap dara dengan nada kesal dan emosi. Air mata itu terus mengalir deras.
Rama hanya terdiam melihat dara menangis seperti itu.
"Puas lo? gabisa jawab kan? Kalo emang lo ga suka sama cara bercandanya gue. Lo ga harus nanya hal kayak gitu sama felma, lo ga harus ngerendahin gua kayak cewek murahan di luar sana. Cukup lo tegasin gue juga bakal diem dan ga akan ganggu lo. Lo gatau kan tangan gue lebab gara-gara lo tepis pas di puncak? Apa lo tau tapi diem aja?" Ucap dara lagi menjelaskan apa yang ia rasakan dulu kepada rama.
"Maaf dar gua bener-bener gatau. Dar gua ga maksud bilang itu. Gua minta maaf dar please gua minta maaf." ucap rama dengan mata berkaca-kaca.
Dara hanya diam melihat rama dan berjalan keluar kelas untuk menuju keparkiran sekolah. Rama dan teman-temannya mengikuti dari belakang, rama terus meminta maaf tidak berhenti sama sekali.
"Dara udah dar tenangin diri lu." ucap yogi.
"Bacot." ucap dara singkat.
Yogi terdiam melihat dara semarah itu dia tidak pernah melihatnya sebelumnya. Dimas tidak pernah berfikir kalau dara akan semarah itu. Benar-benar marah dengan seseorang.
"Dar, daraaa udah ya." ucap dimas berusaha ingin meredakan hati dara.
"Diem dim." ucap dara melirik dengan tajam kearah dimas.
Dimas terdiam dengar ucapan dara.
"Dar maaf gua mohonn, dar maafin gue, iya gue tau gue salah gua minta maaf." ucap rama memelas kepada dara.
Dara terus berjalan menuju arah parkiran, banyak sapaan untuk dara, dara hanya diam saja.
Diparkiran dara langsung memakai cardigannya dengan benar. Memakai helm miliknya. Bersiap-siap ingin pulang.
"Dar tunggu dulu maaf dar, gua minta maaf. Dar please." ucap rama benar-benar ingin menangis di depan dara.
"Minggir." ucap dara mengarahkan motornya keluar parkiran.
Rama mengambil motornya berburu-buru menyusul dara.
Dara membawa motor dengan kecepatan tinggi, karena di motor itu dara sambil menangis, menggunakan masker mulut miliknya.
Dibelakang dara melihat rama menyusul dirinya dengan motor ninjanya. Dara berusaha menaikan lagi kecepatan motornya. Rama tidak peduli orang mau mengklakson motornya. Yang penting rama bisa meminta maaf kepada dara.
Rama berada di sebelah motor dara. Dibelakang sudah ada teman-teman rama mengikuti.
"Dar please berhenti gue minta maaf dar please." ucap rama berada persis di samping motor dara.
Banyak sekali motor yang mengklakson motor milik rama. Tapi tidak di pedulikan oleh rama. Dara terus berjalan tidak menjawab pertanyaan rama sama sekali.
Tidak terasa sudah memasuki perumahan rumah dara. Dara bergegas masuk duluan karena yang lain harus di periksa dulu kecuali dia dan dimas.
Dara mengklakson rumahnya, agar gerbangnya di buka oleh pak satpam.
Tin Tinnnnn.
"Iya non sabar bapak bukain." ucap pak satpam.
Dari jauh dara melihat rama dan teman-temannya menyusulnya.
"Langsung tutup pak." ucap dara menaruh motornya di garasi.
"Darrrr daraa dengerin gua dulu darr." teriak rama dari luar tapi dara tidak menengok dan langsung masuk kerumahnya.
"Maaf ya mas gaboleh dibuka gerbangnya. Mas boleh pergi bisa besok dateng kesini." ucap pak satpam.
"Iya pak maaf." ucap rama kepada pak satpam.
"Udah ram besok lagi aja disekolah." ucap jack menenangkan rama.
"Lagian emang lu nanya apa sama felma ram?" tanya niko karena tidak tau apa-apa soal masalah ini.
"Nanti gua jelasin." ucap rama memutar motor nya untuk pulang.
Di dalam perjalanan tidak ada habisnya rama memikirkan Dara. Rama benar-benar merasa sangat bersalah tidak tau harus berbuat apa. Rama benar-benar bodoh melakukan hal itu menanyakan hal yang seharusnya tidak ditanyakan olehnya. Dara benar-benar kecewa dengan rama. Rama tidak tau harus berbuat apa, rama tidak ikut kumpul dengan teman-temannya rama bergegas pulang dan memikirkan hal besok, apa yang harus ia lakukan kepada dara. Rama ikut meneteskan air matanya di kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Benci
RomanceKesan pertama terburuk buat Dara saat baru mau mengenal lebih jauh tentang Rama dan ada hal yang tidak disangka-sangka oleh dara. Disaat tau rama menanyakan hal yang menyakitkan hati dara pada saat itu kepada felma. Tapi setelah masalah itu selesai...