26.

896 13 0
                                    

Tidak lama kemudian, tubuh dara sudah di pasang infus dan oksigen, dasar sempat pingsan karena terlalu lemas. Dan bang el sudah ada dirumah.

"Bi jagain dara dl, saya bersih-bersih." ucap bang el.

Bibi menunggu dengan sangat hati-hati takut menggangu tidurnya dara. Bibi merasa ngantuk dan tertidur bersender di kasur.

"Bi saya udh selesai, bibi bisa ke kamar bibi aja. Saya yang jagain dara." ucap bang el.

"Iya den kalo butuh apa-apa bilang aja." ucap bibi menuju lantai bawah.

"Dar mama harus tau dan mama harus pulang." ucap bang el pelan.

Esok harinya.

Moma dara sudah ada dirumah sejak subuh penerbangan Malam ia ambil, dan tidak begitu ramai.

"El kenapa sama dara? kok bisa drop kayak gini lagi?" ucap mom.

"El gatau mom, kemarin dara pulang matanya sembeb. El tanya kenapa dara jawab krn nonton film. Terus badan dara panas kayak gini pas dari sekolah." jelas el.

"El kl gini caranya dara cuti aja dulu, kalo memang makin parah. Kita bawa keluar negeri untuk berobat." ucap moma.

"Iya mom kl itu baik buat dara." ucap bang el.

Tidak lama kemudian dara terbangun.

"Mommy, mama kapan sampe?" ucap dara lemas.

"Subuh tadi, mom sudah bersih juga" ucap mom

"Oh iya sayang, maaf mom ga kirim gitarnya. Mom bawain langsung aja. Ini buat dara." ucap mom memberikan gitar berwarna putih bergaris ungu yang sangat cantik.

"Emang dara bisa main gitar?" tanya bang el.

"Gabisa tapi suatu saat nanti pasti jago." ucap dara.

Mom dan bang el tidak meninggalkan dara sama sekali. Mereka berdua sibuk menjaga dara. Dad gabisa pulang karena banyak sekali tugas kantornya.

"Dara makan dulu ya udah siang nih." ucap mom menyuapkan nasi ke mulut dara.

"Makan yang banyak ya dara, biar sehat bisa sekolah lagi." ucap mom sambil mengelus rambut dara.

"Siap bundahara." ucap dara samb tersenyum.

Hari ini dara tidak memakai selang oksigen hanya memakai infus saja. Dara juga sudah aktif kembali dengan kehadiran mom dihari itu.

Hari ini juga kelompok film dara ingin menjenguk dara dirumah. Mereka langsung saja datang kerumahnya. Dan membawa buah serta susu kesukaan dara.

"Ini kurang ga?" ucap karin.

"Engga ini udah cukup ko, mau nambah apa lagi emang?" tanya yura.

"Udah yuk kerumah dara." ucap niko.

Mereka semua berjalan menuju kerumah dara. Mereka semua tau kalau masuk harus ada indentitas. Tapi karena ada dimas tidak perlu di cek lagi teman-teman dara itu.

Rama sedikit merasa panik sudah sampai di depan rumah dara. Apa yang akan ternjadi nanti. Rama takut kalau dara akan mengusirnya dan tidak ingin bertemu dengannya lagi.

"Gausa deg-degan gitu ram santai aja." ucap yogi.

"Gua santai ko." ucap rama.

Padahal jelas sekali kalau rama sangat takut dan sangat gelisah. Rama tidak tau harus berbuat apa nanti di dalam.

"Permisii daraaa." ucap dimas.

"Eh mas dimas, sama temen-temen non dara ya? Silahkan." ucap pak satpam.

"Silahkan masuk temen-temen non dara." ucap bibi mempersilahkan masuk.

"Non daranya ada diatas mari saya antar." ucap bibi.

Mereka semua takjub dengan rumah dara yang sangat besar. Banyak interior yang indah banyak coretan tangan karya mural dara. Semua tertata rapih dan bersih. Sangat besar dan luas sekali rumah ini.

"Permisi maaf non aden ibu, ada temen-temen non dara yang datang." ucap bibi.

"Silahkan masuk." bibi mempersilahkan masuk ke kamar dara.

"Permisi tante, saya temen-temen sekolah dara. Dan kami semua temen sekelompok dara di sekolah untuk tugas perfilman." jelas niko.

"Ohiyaa silahkan itu dara di sana tiduran aja di kasur, karena di infus." ucap mom dara.

Rama tidak menyangka dara sampai harus di infus dan ada tabung oksigen disebelah kasur. Dan.. siapa laki-laki itu?

Apa kah ini pacar nya dara? Tapi rasanya tidak mungkin laki-laki itu mirip dengan dara dan momynya.

"Hai daraa." sapa Karin.

"Hai semuanya." ucap dara tersenyum.

"Bang el keluar sana ah." ucap dara

"Iya gua keluar ko, kl apa-apa telfon aja ya." ucap bang el keluar kamar dara di ikutin oleh momy.

"Bi tolong bawain minum dan makanan kecil untuk temen-temen dara." ucap momy dara.

Tiba-tiba dimas menanyakan sebenernya dara sakit apa sampai seperti ini.

"Dar sakit apa?" tanya dimas.

"Banyak dim." ucap dara.

"Sampe pasang oksigen dan infus dar?" tanya niko penasaran.

"Iya soalnya gua kemarin lemes, gabisa makan. Dan kayak kekurangan oksigen gitu." ucap dara menjelaskan.

Diam-diam yogi melihat-lihat isi kamar dara dan melihat lemari kecil di sudut kamar dara. Botol alcohol, banyak dan masih ada isinya.

"Dar ini masih bisa di minum?" tanya yogi penasaran.

"Eh anjing sini lu malah liatin begituan si." ucap niko.

"Gapapa nik, iya itu bisa di minum gi. Kalo mau ambil aja." ucap dara.

"Lu emang minum?" tanya yogi.

"Engga abang gue yang minum." ucap dara.

Rama hanya diam memerhatikan dara. Melihat wajah dara sudah tidak terlalu pucat. Sudah tertawa seneng melihat temen-temannya hadir menjenguknya.

"Yog kalo mau minum aja, itu ada gelasnya dipaling bawah." ucap dara sambil menunjuk kearah lemari bawah.

"Cobain gi, kalo enak gua minta." ucap jack.

Yogi dan jack sibuk dengan wine yang ada di lemari dara.

"Dar ini ada buah susu sama makanan kesukaan lu." ucap felma.

"Makasih ya semuanya." ucap dara.

"Cepet sembuh ya daraa." ucap shifa.

"Iya makasih ya semuanya udah dateng kerumah repot-repot bawain beginian." ucap dara.

Dara tidak menegur rama sama sekali. Dia tidak ingin melihat muka rama. Bahkan iya membuang muka disaat rama melihatnya. Mereka semua sadar dengan sikap dingin dara ke rama. Bahkan sekarang terbalik. Dara jadi bersikap dingin dan cuek, sedangkan rama berharap bisa mengobrol lagi dengan dara seperti dulu.

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang