31.

821 16 0
                                    

"Jadi intinya lu mau apa engga?" tanya dara.

Rama masih diam saja syok mendengar cerita dara barusan, tidak bisa berkata apapun. Karena yang rama kira dara perempuan yang baik, tidak minum atau semacamnya ternyata jauh berbeda 180°. Tapi rama salut karena dara tidak kenapa-kenapa perutnya disaat meminum alkohol abangnya itu.

"Terus lu sekarang jadi kecanduan?" tanya rama.

"Iya kalo lagi sedih emosi minum, tapi ga banyak gua jg udah tau takaran segala macem. Dijelasin sama temen abang gua yang punya club malem. Mantan gue pun gatau soal ini. Abang gua ga ngasih tau karena takut gua bakal kenapa-kenapa nanti sama dia."  jelas dara.

"Mantan? Oh udah jadi mantan." batin rama dalam hati.

Makin kaget rama mendengar kata club malam, apa dara juga suka dugem seperti dirinya itu? Apa dara juga akan sama hobinya dengan rama? Tanda apa lagi ini semua?

"Oh gua kira lu jadi kalap gitu setiap hari. Lu suka dugem juga?" tanya rama.

Dara terdiam sejenak mendengar pertanyaan rama. Rama merasa sangat jauh menanyakan hal pribadi seperti ini.

"Eh sorry dar kalo emang gamau cerita gapapa." ucap dara.

"Engga gua jarang dugem." ucap dara

"Oh bagus deh." ucap rama lega mendengar jawaban dara itu.

"Sorry gua jadi cerita masa lalu gua. Lo boleh benci sm gua sekarang atau ceritain semuanya ke temen-temen." ucap dara dan menunduk.

"Engga ko gua ga akan cerita sama siapapun, dan ga akan benci sama lu dar." ucap rama.

"Kenapa begitu?" tanya dara penasaran.

"Gua juga suka mabok, dugem juga kadang-kadang." jelas rama dan langsunh berdiam diri. Karena pertama kalinya ia terbuka dengan perempuan.

"Oh serius? sama dong hobinya wkwk." ucap dara dan tertawa.

"Iya sama hehe." ucap rama dan tersenyum melihat dara.

"Dar gua bener-bener minta maaf ya soal masalah kemarin. Maaf kalo gua curiga sampe sana. Soalnya gua." ucap rama dan berdiam sebentar lalu menjelaskan lagi "Gua ga pernah pacaran." rama. langsung menundukan wajahnya merasa malu dengan sikapnya kemarin itu.

Dara terdiam, dan berfikir cowo selumayan rama ini tidak punya pacar? Tidak mungkin.

"Serius lu ga pernah pacaran?" tanya dara.

"Ya iyaa." ucap rama dan memainkan jarinya.

Dara langsung tertawa kencang mendengar cerita rama barusan.

"Apa? Serius? wkwkwk, Gila kali jaman sekarang ga pernah pacaran." ucap dara sambil masih tertawa.

Rama sangat malu menceritakan hal ini. Tidak seharusnya rama menceritakan hal konyol ini ke orang lain. Dara sama saja megejeknya sama seperti yang lain teman-temannya itu.

"Wkwkkw sorry ram, abisan gua dengernya lucu." ucap dara sambil masih tertawa.

Rama hanya diam saja melihat dara tertawa cekikikan begitu, tapi rama senang melihat dara tertawa seperti itu.

"Hm yauda untuk melupakan hal ini, lu masih mau minum apa engga?" tanya dara.

"Lu punya apa aja emg?" tanya rama.

"Ada iceland vodca kayaknya, mau ga? udh pernah belum?" tanya dara.

"Boleh, udah ko." ucap rama.

Dara membuka lemari sudut dikamar nya dan mengambil botol vodca itu. Rama hanya duduk sambil menunggu.

"Nih minum." ucap dara. "gua mau kebawa dulu ambil cemilan." dara langsung menuruni tangga. Rama hanya menunggu di atas.

Tidak lama kemudian dara datang dan membawa snack dari bawah.

"Nah nih makan." ucap dara memberikan beberapa snack.

Mommy dan bang el tidak akan keluar kamar lagi karena sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Mommy juga harus pergi balik lagi besok untuk membantu Dad kerja.

"Nyokap lu nanti kl bangun gimana?" tanya rama.

"Engga bakal dia udh tidur, besok dia harus cabut lagi bantu bokap gua kerja di luar negeri." ucap dara.

"Oh yauda." ucap rama.

Malam minggu itu, adalah malam pertama rama dan dara bersama dirumah. Bercanda ngobrol dan minum bersama. Rama sudah mulai membuka sedikit dirinya kepada orang lain, terutama perempuan. Dan dara sudah tidak secuek kemarin kepada rama.

"Baikan ya dar? maafin gue." ucap rama memecahkan kesunyian malam itu.

"hm." lenguh dara.

"Hm apa? Gua ga manfaatin disaat kayak gini ko dar. Gua cuma mau lo sama gua udh gausa ada masalah lagi. Gua tau gua salah gua minta maaf. Lo boleh minta apapun sama gua, asal jgn minta gua untuk bunuh diri atau ninggalin keluarga gue." ucap rama.

"Hah apan si? Ga jelas." ucap dara melirik rama.

"Iya maaf, gimana?" tanya rama lagi.

"Yauda gua maafin, tenang aja gua masih sadar ko belum mabok. Gatau kalo lo." ucap dara.

"Gua jua belum mabok. Makasih ya dar, makasih banyak. Satu lagi gua minta tolong jangan ceritain ini sama siapapun." ucap rama.

"Kenapa? lo malu?" tanya dara.

"Gua ga pernah dar berduaan begini sama cewek. Bisa abis gua di cengengin nanti." ucap rama.

"Tenang aja selagi apa yang ga minta lo bisa kasih untuk tutup mulut." ucap dara sambil tersenyum.

"Ah gila kali harus di suap. Parah." ucap rama.

"Ya kalo gamau gapapa gua bisa aja cerita sekarang di group atau di sg." ucap dara mengancem rama.

"Ah iya ok deal." ucap rama.

Mereka berdua menjabatkan tangan. Tanda kalau perjanjian ini resmi di buat. Malam itu mereka berdua asik mengobrol. Rama tidak pulang karena hujan makin besar. Dara tidak masalah kalau rama harus dirumahnya. Toh tidak ada yang tau juga. Mommy dan bang el tidak keberatan ada cowo tidur dirumahnya, karena dulu panji juga begitu. Bahkan tidur di kamar dara. Disana ada kursi panjang berbentuk seperti kasur, bisa di lipat dara menggelarnya dab menonton film bersama diruang tamu itu.

Tidak terasa sudah semakin malam, rama mengantuk, ia melihat dara sudah tertidur dengan posisi sedikit duduk sambil memegang snack sponge ditangannya. Rama tersenyum melihat dara tertidur seperti itu. Rama membenarkan posisi dara agar tidur dengan nyaman. Tidak lama kemudian rama ikut tertidur disamping dara. Tv lah yang menonton mereka berdua. Yang menyala hanyalah lampu untuk tidur diruanh tamu itu. Sisanya gelap sudah di matikan.

°Yuk vote dan comments°

Cinta dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang