Pagi harinya, abangnya meninggal kan dara sendirian di kamarnya. Abangnya menuju sekolahan dara, walaupun sudah menelfon walikelas dara. Bibi sudah datang pagi-pagi untuk stay dirumah disaat bang el pergi. Bibi sudah beli bubur langganan non dara di depan komplek. Dara masih tertidur di kamarnya. Banyak pesan masuk dari hpnya.
Sekita jam 8 pagi dara terbangun sejenak, melihat isi hpnya untuk mengabarkan dona kalau iya sakit tidak masuk kesekolah.
Don, dara hari ini ga masuk ya. Bilangin ke sekretaris kalau dara sakit, suratnya udh abang dara anterin, udh nelfon walkes juga. Makasih dona.
Dona mengecek hpnya melihat pesan dari dara. Dona menanyakan sakit apa dara sekarang ini.
Dar lu sakit apa? lu gapapa? gara-gara kemarin dar? Get well soon ya dara syg
Dara tidak membalasnya. Cukup menyampaikan apa yang harus ia sampaikan saja. Dara kembali tertidur di kasur. Ia tidak mengecek group apapun langsung tertidur di kamarnya.
Setelah pulang dari sekolah dara bang el mengecek suhu badan dara. Apakah masih panas atau tidak. Jarang sekali dara seperti ini, ada apa dengannya. Dikamar bang el menaruh kompres ByeBye Fever untuk anak kecil yang demam. Panas dara akan turun disaat di pakaikan itu.
"Dara, bangun yuk makan dulu." ucap bang el membangunkan dara dari tidurnya.
"Hmm." dara hanya menggeser badannya memindahkan posisi.
"Dara kl gamau makan abang telfon mama ya suruh pulang. Dara kangen mama ya?" peluk bang el ketubuh dara yang masih sangat panas tidak turun juga.
"Engga, gausa bang kasihan mama harus pulang. Mama kan nemenin papa kerja. Pasti kangen bang." ucap dara lemas didalam pelukan abangnya.
"Eh lu bangun? yauda makan dulu yuk, nanti telfon mama aja." ucap bang el. "Lu tunggu sini biar gue sama bibi yang siapin ya."
Dara hanya menunggu abangnya sambil menonton tv, tidak memegang hp sama sekali. Tidak mengabarkan panji, karena dia malas kalau panji harus menjenguknya.
"Nih makan dulu terus minum obat, nanti gausa mandi ya cuci muka sikat gigi aja, gua harus ngampus dek, lu sama bibi ya." ucap bang el.
"Iya bang gapapa ko." ucap dara samb il memakan bubur yang bibinya belikan.
"Mau nitip apa? gue beliin nanti." tanya bang el.
"Pizza yang bang, sama escream." ucap dara meminta makanan favorite nya.
"Oke gua bawain, gua berangkat dulu. Lu gausa kemana-kemana ya." ucap bang el.
Selama di sekolah rama dan teman-temannya tidak melihat dara sama sekali.
"Don dara kemana?" tanya niko saat istirahat pertama.
"Dara sakit nik, tadi juga ada surat tuh diatas meja." ucap dona. "Dara kenapa bisa sakit panas gitu trs mimisan juga"
"Oh sakit, yauda makasih don." ucap niko.
Setelah menanyakan hal itu ke dona, niko langsung berkumpul dengan teman-temannya di bangku barisannya.
"Dara sakit katanya." ucap niko memberitahu rama, randy dan daffa.
"Iya tadi ada tuh suratnya." ucap adit.
"Nyamber aje lo gentong." ucap niko sambil tertawa.
"Sakit apa?" tanya rama.
"Panas si katanya, mimisan juga katanya." ucap niko.
"Tapi hari ini jadi shoot?" tanya randy.
"Jadi aja kan gada dara ada si rama." ucap niko.
"Ko dara sakit tuh gimana?" ucap felma.
"Mau jenguk apa gimana?" ucap karin.
"Lu mau ga jenguk? Udah siap lu ketemu dara?" tanya niko ke rama yang tiba-tiba diam.
"Gatau guaa, kalo lu pada mau yauda gua ikut aja." ucap rama dan langsung diam lagi.
"Lu udah siap ketemu dara ram?" tanya felma.
"Gatau ga siap, masih gaenak." ucap rama.
"Yauda hari ini shoot aja, besok kalo dara masih ga masuk juga jenguk kerumahnya." ucap dafa.
"Yauda gitu aja deh." ucap karin.
Rama tidak habis fikir setelah dia melakukan hal bodoh itu, membuat dara menjadi sakit dan sampai tidak masuk sekolah karenanya. Apa mungkin benar-benar sakit hati?
Gue bodoh. Bodoh banget tolol. Sampe buat anak orang sakit.
Kenapa gue sampe segininya si. Bodoh banget.
ucap rama dalam hati merasa kesal dengan dirinya.
"Ram, ko lu diem aja?" tanya niko melihat kelakuan rama yang berbeda.
"Ga gapapa." ucap rama.
Hari ini tidak ada semangat untuk rama, karena dara tidak masuk dan dia membuat masalah kepada dara yang sangat fatal sampai membuat dara sakit. Rama hanya tiduran saja di kelas disaat jam kosong. Yang lain keluar kelas rama hanya diam di kelas memutup mukanya dengan jaket yang waktu itu di pinjam oleh dara.Diam-diam rama meneteskan air matanya.
"Ram, lo kenapa?" tanya jack.
"Tidur kali jack udh diemin aja." ucap yogi.
Mereka langsung meninggalkan rama sendirian, rama tidak tertidur dia hanya memejamkan mata dan berfikir.
Dirumah dara hanya disibukan dengan menonton tv, dona memberitahu soal tugas, dara mengerjakan sedikit demi sedikit, ia tidak bisa kalo harus diam saja di tempat.
"Non apa ga istirahat aja? Kenapa ngerjain pr?" tanya bibi yang menemani dara dikamarnya.
"Gaenak bi kalo diem aja." ucap dara.
Sedang asik mengerjakan tugas di meja yang di taruh di atas kasur, darah dari hidung dara mengalir turun.
"Bi tolong tissue." ucap dara meminta ambilkan tisu.
"Nih non, ehhhhh ko keluar darah si non." ucap bibi panik melihat ada darah di hidung dara.
Bibi langsung mengangkat meja, dan menurunkan dari kasur. Mengambil segelas air untung di minum oleh dara.
"Non minum non." ucap bibi panik melihat majikannya itu.
"Bi telfon bang el, suruh dokter kesini bawa oksigen sama infus ya." ucap dara.
"Non kenapa? bibi telfon aden dl, non tunggu ya jangan kemana-kemana." ucap bibi langsung menelfon el untuk mendatangkan dokter.
Begitu lemas badan dara dan begitu sesak dadanya saat ini. Air mata mengalir mengingat kejadian kemarin.
"Kenapa aku begitu lemah? dengan masalah sepele seperti ini."
Ucap dara dalam hati, dia tidak boleh menyusahkan abangnya terus menerus.
Aku harus sembuh. Harus! ucap dara dalam hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Benci
RomanceKesan pertama terburuk buat Dara saat baru mau mengenal lebih jauh tentang Rama dan ada hal yang tidak disangka-sangka oleh dara. Disaat tau rama menanyakan hal yang menyakitkan hati dara pada saat itu kepada felma. Tapi setelah masalah itu selesai...