[10] Challenge Botol

258 47 0
                                    

Main sana! Jangan rebahan Mulu :)

. . .

"Gimana Ren?" tanya Zidan saat Rendy yang menjabat sebagai ketua kelas IPS-3 baru saja datang dari ruang piket.

Rendy tersenyum jahil, ditatapnya kini teman sekelasnya yang menunggu jawaban darinya.

"Bu Dita gak masuk woiii! Kita free!"

Sontak kelas pun menjadi ricuh, kabar bahagia seperti ini sangat jarang terjadi. Kapan lagi guru matematika yang sangat rajin datang mengajar itu tidak datang.

Bu Dita merupakan guru matematika terkiller kedua setelah bu Nilam, keduanya memiliki watak yang sama serta sangat rajin mengajar, dalam satu semester hampir tidak ada kedua guru tersebut absen. Namun untuk kali ini keberuntungan sedang memihak kelas XII IPS-3.

"Keluarin Do!" titah Elang yang sedari tadi hanya menyimak kegirangan teman sekelasnya.

Seluruh murid cowok berbondong-bondong duduk di lantai belakang setelah Elang bersuara. Kini mereka membentuk lingkaran besar yang di tengah-tengahnya sudah ada botol air mineral yang terisi sedikit.

Semuanya ikut serta bermain challenge botol, mau itu murid pintar atupun tukang molor, mereka semua ikut serta bermain challenge botol tersebut jika Elang yang mengajak.

Semenjak kedekatannya dengan Lisa, Elang sedikit banyak bicara. Teman-teman sekelasnya pun tidak takut lagi jika ingin mengobrol dengan Elang.

Berbeda dengan murid cowok, para murid cewek juga mengumpul di barisan meja Wana, mereka mulai menggosipi adik-adik kelas yang menurut mereka sangat caper dan centil. Wana yang merupakan pembawa gosip pun mulai berceloteh gemas, sedangkan yang lain menyimak saja dan ada yang merespon juga.

"Mulai dari gue," ucap Elang dan kompak teman lainnya mengangguk.

Elang mengambil botol tersebut, ia berjongkok agar saat melempar botol itu bisa berdiri seperti semula. Elang mengamati teman-temannya yang pada diam sambil memperhatikan arah botol yang akan Elang layangkan. Ia tersenyum miring, dalam hati berkata, "siap-siap kalian."

Botol pun melayang sambil berputar-putar, Elang dan lainnya begitu penasaran dengan posisi botol selanjutnya. Jika botol tersebut jatuh dan berdiri dengan mulus, maka Elang bebas mengeplak kepala mereka satu-persatu dengan botol lain yang sudah disediakan beserta air yang lebih banyak dari botol yang dilempar.

Dan ternyata botol yang dilayangkan Elang pun mendarat sempurna dalam keadaan berdiri.

"Anjir, pertama main langsung kena keplak."

"Pelan-pelan Lang!"

Elang tersenyum penuh kemenangan, ia meraih botol satu lagi yang disodorkan Agus lalu mengeplak kepala temannya satu-persatu. Ada 16 kepala yang harus Elang keplak.

"Kuat amat lo ngeplaknya Lang."

"Pelan Lang, pelan!"

"Alhamdulillah gak sakit."

"Yang kuat dong Lang ngeplak kepala Juna."

"Pukul di sini aja Lang, sebelah sini masih ada bekas bisul gue."

"Jangan pas di botak gue njing!"

"Itu Darel belum kena Lang."

"Awww."

"Aduh kapan lagi dikeplak sama cowok ganteng."

"Homo lu sat!"

"Becanda bego!"

Elang terus mengeplak kepala temannya satu-persatu tanpa menyahuti ocehan-ocehaan mereka. Namun ia juga menuruti permintaan mereka, seperti saat ini. Iya mengeplak bagian kanan kepala Aji, karena bagian kiri cowok itu masih ada bekas bisul yang belum kering.

ELBRASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang