Harapan tidak sesuai kenyataan? Jangan menyerah!. . .
Suara bel rumah Lisa berbunyi, entah siapa sore-sore begini yang bertamu disaat Mama dan Papanya tidak ada di rumah.
Lisa beranjak dari kasur kemudian berjalan ke depan rumah.
Terlebih dahulu Lisa mengintip dari jendela, memastikan kalau yang bertamu saat ini adalah orang yang ia kenal. Dan ternyata benar, di depan rumahnya sudah ada Hana, teman sekelasnya sewaktu di SMA Garuda. Lisa segera membuka pintu rumah dan mendapati Hana yang langsung berlari heboh dan memeluk tubuhnya.
"Aaaa, kangen banget," seru Hana yang semakin mengeratkan pelukannya, Lisa hanya terkekeh geli mendengar penuturan teman lamanya itu.
"Eh, tunggu-tunggu, lo beneran Lisa, kan?" Hana memicingkan matanya setelah setelah pelukan terlepas.
"Ya beneran lah, Han." Lisa menggeleng kecil, emangnya wajahnya berubah menjadi kupu-kupu sampai-sampai Hana bertanya seperti itu.
"Gila, gila, makin cantik aja lo," Hana berdecak kagum.
Teman Lisa satu ini emang lebaynya minta ampun, padahal tidak ada yang berubah dari Lisa. Tapi ya namanya sudah berbulan-bulan tak jumpa, ya, wajar saja lah Hana seperti itu.
"Bisa aja lo, Na. Masuk gih!"
Lisa menarik lembut tangan Hana, membawa gadis itu masuk dan mempersilahkannya duduk di sofa ruang tamu.
"Mau minum apa, Na?" tanya Lisa.
"Jus aja, Lis. Eh, tapi terserah deh. Apa aja gue minum, kok." Lisa mengangguk kecil lalu mengambil langkah menuju dapur.
Beberapa menit kemudian, Lisa datang membawa segelas jus Apel dan beberapa toples cemilan ringan.
"Repot-repot amat lo, Lis. Padahal gue cuman sebentar loh."
"Gak apa-apa kali, Na. Kan lo jarang ke sini," timpal Lisa lalu meletakkan makanan dan minuman tersebut di atas meja.
Hana meminum jus tersebut terlebih dahulu untuk menghargai sang tuan rumah.
"Btw, nyokap lo mana, Lis?" tanya Hana, gadisnitu merasa heran karena rumah Lisa terlihat begitu sepi.
"Mama gue lagi ke pasar sama bi Ayu," jawab Lisa dan mendapat anggukan kecil dari Hana.
"Langsung aja ya, Lis. Gue ke sini mau ngasi ini." Hana menyodorkan sebuah amplop berwarna pink kepada Lisa.
Lisa mengernyitkan dahinya, di depan amplop tersebut tidak ada tulisan sama sekali yang bisa menjawab pertanyaan di otaknya.
"Buka aja," titah Hana yang malah asik mengemil.
"Birthday Party, lo?" Hana mengangguk antusias.
"Datang ya, Lis. Awas aja lo gak datang," cetus Hana, Lisa hanya tertawa kecil.
"Iya, gue datang kok," timpal Lisa membuat Hana mengembangkan senyumnya.
Lisa membaca deretan kalimat di dalam isi amplop tersebut. Kartu undangan itu tampak cantik dan elegan.
"Ajak cowok lo juga ya, Lis."
Lisa mengalihkan pandangannya ke arah Hana.
"Cowok?" tanya Lisa tak mengerti dengan yang Hana maksud.
"Iya, cowok lo di SMA Jatam, si Elang Elang itu loh," jawab Hana gemas.
Lisa tertawa renyah, benarkah ia dan Elang pacaran. Mengapa banyak sekali orang yang mengira kalau mereka ini pacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBRASTA
Teen FictionSEDANG REVISI . . . . . "Elang, janji ya! Janji ya tetap di sini, tetap di sisi gue apapun yang terjadi. Dengan begitu gue juga akan tetap di sisi lo."