[24] Rumah Bagas

185 30 7
                                    


Jangan jadi benalu di kehidupan orang lain!! ^_________^

. . .

Rintik hujan yang turun membuat para murid SMA Jaya Tama masuk ke dalam ruangan masing-masing, menutup rapat pintu dan jendela. Padahal saat ini sedang berlangsung jam istirahat.

"Woi Jun! Jangan di buka elah," teriak Agus saat Juna malah membuka lebar-lebar pintu kelas.

"Ada cewek lewat njir, mubazir kalau di sia-siain." Juna kembali menutup rapat pintu kelas dan berjalan menghampiri meja Elang yang sudah dikerumuni Agus dan lainnya.

"Cewek mulu lo!" cerca Fajar yang tidak digubris oleh Juna.

"Tumben gak nyamperin Lisa," ucap Rendy tanpa mengalihkan pandangannya dari layar hp.

"Mata lo buta?"

"Haha, kalem bro."

Elang memutar bola mata malas, kalau pun di luar tidak hujan tanpa disuruh ia pasti menghampiri Lisa.

Suasana kelas yang tadinya ricuh menjadi hening saat bu Friska memasuki kelas.

"Loh Bu, ini masih jam istirahat."

"Lagian hari ini Ibu gak ada ngajar."

"Salah masuk kelas kali Bu."

"Ck ck ck."

Para murid IPS-3 pun menyuarakan protes, sementara bu Friska hanya menggeleng-geleng kecil.

"Ibu ke sini mau minta absen loh, Nak. Hari ini kan kalian terakhir belajar," ucap bu Friska membuat para murid ber'oh' ria.

Bu Friska adalah wali kelas 12 IPS-3, setiap akhir semester ia akan menagih absensi kelas.

"Ini Bu." Tina yang menjabat sebagai sekretaris kelas memberikan langsung buka absen.

"Ibu cek dulu ya." Para murid mengangguk sembari menyimak ucapan bu Friska.

Walupun bu Friska terkenal baik dan tidak galak para murid IPS-3 selalu menghormatinya, seperti saat ini mereka duduk dengan tenang di kursi masing-masing membuat kelas menjadi hening.

"Mana si Agus?"

"Saya Bu." Agus mengangkat sebelah tangannya.

"Absen 6, sakit 3. Mantap Gus!"

Para murid terkekeh geli mendengar penuturan bu Friska, sementara Agus sendiri malah menggaruk tengkuk lehernya yang sama sekali tidak gatal.

"Si Dika juga ini, izin 7. Izin ngapain kamu?" Pandangan murid-murid beralih menatap Dika yang tengah cengengesan.

"Izin untuk mencintai Ibu, hiyahiyahiya."

Suasana kelas menjadi ricuh, para murid kompak menyoraki Dika.

"Awas kamu ya, Ibu kurangi nilai kamu!"

Bukannya takut Dika malah kembali menggoda bu Friska.

"Gak apa-apa, Bu. Asal jangan cinta Ibu aja yang berkurang."

Lagi-lagi sorakan heboh kembali Dika dapatkan. Cowok satu ini emang terkenal jago menggombal, itu sebabnya bu Friska dapat memaklumi sikap anak muridnya.

"Wah, yang ini paling banyak."

Pusat perhatian kembali tertuju kepada bu Friska, walupun mereka tau sendiri siapa yang bu Friska maksud.

"Mana Elang?"

Tak menyahuti sepatah kata Elang hanya mengangkat sebelah tangannya.

"Absen 8, cabut 12. Mantap!"

ELBRASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang