Jangan berhenti jadi baik. (◔‿◔)
. . . .
"Nggak terasa ya, besok udah masuk sekolah aja," ucap Lisa di sela-sela langkahnya.
"Iya," jawab Elang dengan wajah datarnya.
"Ini lucu." Lisa menyodorkan buku tulis dengan sampul bergambar Doraemon.
"Kayak buku anak SD," cerca Elang meletakkan kembali buku itu.
"Kalau yang ini." Senyum Lisa semakin mengembang, tangannya menunjuk buku bersampul gambar Naruto.
"Terlalu banyak gambar."
Elang berjalan duluan, sedikit jengah karena pilihan Lisa sedari tadi tidak ada yang cocok menurutnya.
Saat ini Elang dan Lisa sedang berada di toko buku, gadis itu meminta Elang untuk menemaninya membeli buku tulis dan perlengkapan sekolah lainnya.
"Nah, ini bagus." Elang menyodorkan buku bersampul biru polos.
Lisa mengangguk setuju, ia pun mengambil beberapa buku lainnya dengan warna yang sama.
"Lo nggak beli juga, Lang?"
"Buku gue masih banyak yang kosong," jawab Elang santai sambil mengambil alih buku-buku di tangan Lisa.
"Masih banyak stok?"
Elang menggeleng kuat.
"Buku semester lalu," jawab Elang sambil menyengir lebar.
"Mulai besok lo harus rajin nyatat ya Elang," seru Lisa tersenyum hangat.
"Gue nyatat di kepala aja, capek kalau mesti di buku. Buang-buang waktu," cerca Elang membuat Lisa menggeleng-geleng kecil.
"Nggakk boleh gitu Elang, setiap pelajar harus ada catatan supaya di rumah kita bisa belajar mandiri dari catatan itu."
Elang tersenyum kecil lalu kemudian mengelus lembut rambut panjang Lisa.
"Gue usahain," ucap Elang menatap lembut mata Lisa.
"Good boy." Sambil tersenyum ramah Lisa menepuk pelan pipi Elang.
Tiga puluh menit berlalu akhirnya Lisa mengakhiri belanjanya. Elang bernafas legah sembari meregangkan otot-otot tangannya. Tiga puluh menit mendorong troli membuat tangannya sedikit pegal.
"Cape ya Lang?"
"Lumayan," jawab Elang seadanya.
Keduanya melanjutkan langkah menuju kasir, namun tiba-tiba saja Lisa memberhentikan langkanya membuat dahi Elang mengernyit heran.
"Gue sesak pipis," bisik Lisa di telinga Elang.
"Yaudah lo ke toilet aja, biar gue yang ke kasir," timpal Elang dan disambut senyum hangat oleh Lisa.
"Makasih Elang, ini kartunya."
Lisa menyodorkan kartu kreditnya kemudian mengambil langkah menuju toilet.
Letak toilet dengan kasir lumayan jauh sampai-sampai Lisa berlari kecil menuju toilet.
Selang beberapa menit akhirnya Lisa selesai dengan aktivitasnya, ia kembali berjalan menuju kasir. Namun, sesaat kemudian langkah Lisa terhenti bertepatan seseorang tengah memanggil namanya.
Lisa menoleh ke belakang dan mendapati pria dewasa yang sudah berstatus sebagai tunangannya. Pria itu berlari kecil menghampirinya.
"Pak Andi." Lisa tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBRASTA
Teen FictionSEDANG REVISI . . . . . "Elang, janji ya! Janji ya tetap di sini, tetap di sisi gue apapun yang terjadi. Dengan begitu gue juga akan tetap di sisi lo."