[35] Happy Birthday Cici

129 28 0
                                    

Sudah kah bersyukur hari ini?

Jangan banyak mengeluh, terus lah bersyukur. ( ◜‿◝ )♡

. . .

Bagas tersenyum getir sesaat, tapi kemudian ia mulai membuka suara mewakili semua teman-temannya untuk menjawab pertanyaan Lisa.

"Cici udah meninggal setahun yang lalu, tepatnya tanggal dan bulan ini ... maaf ya Lis. Lo nggak bisa ketemu dia."

Jawaban dari Bagas sudah sangat jelas menjawab semua keheranan Lisa, ia merasa sangat bersalah. Seharusnya ia bertanya dulu kepada Elang sehingga tidak menyakiti hati Bagas dan lainnya.

"Gu-gue benar-benar nggak tau. Maaf," lirih Lisa.

"Nggak apa-apa, lo nggak perlu merasa bersalah." Mona mengelus lembut bahu Lisa.

"Tenang aja bidadari cantik, kita di sini nggak ada yang marah kok," seru Tomi dengan senyum yang mengembang.

"Maaf sekali lagi," lirih Lisa yang masih merasakan bersalah.

"Lo nggak salah, jangan minta maaf terus," ujar Elang sembari menggenggam lembut tangan Lisa.

"Udah udah, lebih baik acaranya kita mulai aja," timpal Bagas dengan antusias.

Semuanya berjalan mendekat panggung kecil yang sudah dinaiki Bagas.

"Oke, untuk MC kita malam ini yaitu saudara Razak. Kepada saudara Razak dipersilahkan naik ke atas panggung," ucap Bagas lantang.

Riuh tepuk tangan pun menyambut Razak, cowok itu melambaikan tangannya dan berjalan angkuh.

"Tes tes, oke nyala."

"Selamat malam semuanya."

"Malam," jawab Bagas dan lainnya dengan kompak.

"Malam ini adalah malam yang sangat kita tunggu-tunggu, dimana teman tercinta kita berulang tahun di hari ini. Dan sebagai pacar yang baik saudara Bagas Stevano mengadakan pesat ulang tahun untuk saudari Cici Ayuvi. Sebab itu kita semuanya diundang ke acara pesta ini. Diharapkan tidak ada yang menangis untuk malam ini. Marilah kita mulai acara ini dengan memotong kue terlebih dahulu. Saudara Tomi silahkan hidupkan musiknya!"

Pembukaan panjang lebar dari Razak mendapat tepukan tangan yang meriah kembali.

Lagu selamat ulang tahun mulai mereka nyanyikan. Sesaat kemudian lilin-lilin yang mengelilingi kue bertingkat tersebut mati karena hembusan Bagas dan lainnya. Riuh tepuk tangan kembali memeriahkan suasana.

"Potong kuenya potong kuenya potong kuenya sekarang juga, sekarang juga ... sekarang juga."

Nyanyian berhenti, semua orang terlihat Bahagia. Bagas mulai memotong kue di hadapannya, tangan kirinya memeluk erat foto Cici.

"Gue Bagas Stevano, di sini mewakili Cici Ayuvi untuk memberikan potongan pertama kepada Bagas Stevano." Bagas menyuapi kue tersebut ke mulutnya sendiri.

"Dan potongan kedua Cici Ayuvi meminta saya untuk memberikannya kepada sahabatnya yaitu Mona Asyafina."

Mona tersenyum hangat dan menerima suapan yang diberi Bagas. Riuh tepuk tangan kembali menggenggam menghantarkan suasana hangat yang tercipta. Semu yang hadir benar-benar tidak ada yang menangis sesuai kesepakatan di awal, semuanya tampak bahagia tanpa terkecuali.

"Lihat, Ci. Kita semua masih sayang sama lo, tidur lah dengan nyaman."

"Tes tes, baiklah. Para tamu undangan dipersilahkan menyantap hidangan yang sudah tersedia." Razak memberi instruksi dan mendapat sambutan heboh dari Tomi.

ELBRASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang