[18] Amarah Elang

238 37 1
                                    


Jangan lupa tersenyum untuk hari ini (◠‿◕)

. . .

Motor Elang berhenti saat tiba di salah satu rumah mewah. Setelah mengantar Lisa pulang ia tidak langsung pergi ke bengkel, melainkan ke rumah mewah tersebut. Bahkan seragam sekolahnya masih melekat di badan.

Elang langsung turun saat seorang gadis menghampirinya dengan senyum yang mengembang. Gadis itu adalah Tina, teman sekelas Lisa.

"Sorry lama," ucap Elang karena waktu yang dijanjikan tidak sesuai.

"Gak apa-apa," timpal Tina dengan senyum yang terus ia tampilkan.

Gadis itu terlihat bahagia karena Elang mengajaknya jalan-jalan, awalnya ia tidak percaya saat sebuah pesan yang tidak lain adalah dari Elang sendiri mengajaknya untuk jalan-jalan.

Tina sudah lama menyukai Elang, tapi karena sikap Elang yang dingin membuat Tina hanya menyukai Elang secara diam-diam.

"Gak pamit dulu sama orang tua lo?" tanya Elang saat Tina meraih helm di motornya.

"Nyokap bokap gue gak ada di rumah. Gak apa-apa Elang, kita pergi aja."

Elang mengangguk saja, kemudian membantu Tina mengaitkan pengait helm.

Mendapatkan perlakukan manis dari Elang membuat hati Tina berbunga-bunga. Seharusnya dari dulu saja ia notice Elang.

Setelah memakai helmnya juga, Elang segera menaiki motornya diikuti oleh Tina.

Motor Elang melaju cepat, tanpa tau malu Tina melingkarkan tangannya di pinggang Elang sebagai alasan takut jatuh.

Awalnya baik-baik saja saat motor Elang melaju di keramian kota, tapi tiba-tiba motor Elang melaju di tempat yang sepi. Meskipun mereka terlibat obrolan ringan, Tina tetap merasa was-was.

"Lo kenapa tumben ngajak gue jalan?" tanya Tina.

"Pengen aja," jawab Elang tanpa melirik sang lawan bicara.

"Sering-sering ya, Elang."

Dari balik helm, Elang berdecih tak suka. Gadis ini tidak ada malunya, Elang udah mengetahui semua kebusukan Tina. Dia lah dalang dari semuanya, dia yang sudah menghasut Kelly dan lainnya untuk membenci Lisa. Dan Elang juga sudah tau lama kalau Tina menyukainya.

"Kita mau ke mana, Lang?" tanya Tina bingung karena motor Elang melaju melewati pepohonan rindang, jalanan juga begitu sepi.

"Elang!" panggil Tina saat tidak ada sahutan dari Elang. Cowok itu semakin melajukan motornya dengan kencang, hingga beberapa menit kemudian motornya berhenti di sebuah rumah yang dikelilingi pepohonan.

"Turun!" titah Elang saat Tina masih memeluk erat tubuhnya.

"Eh, iya Lang."

Elang memasuki rumah tersebut meninggalkan Tina yang masih terheran di mana mereka berada. Namun, detik selanjutnya gadis itu menyusul Elang masuk ke dalam.

Tina terkejut saat pintu tiba-tiba tertutup, dan selanjutnya lampu rumah tersebut mati. Sontak Tin menjadi ketakutan, ia terus berjalan mencari Elang yang entah kemana.

"Elang! Lo dimana?"

Tidak ada sahutan, suasana semakin mencekam, yang terdengar hanya derap langkahnya. Tina semakin menguatkan pegangannya pada tas, ia benar-benar takut dengan kegelapan.

Semakin terkejut, Tina semakin terkejut saat seseorang menarik tubuhnya dan dihempaskan begitu saja. Seketika lampu menyala, namun kali ini hanya remang-remang.

ELBRASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang