[23] Fakta Elang

223 36 2
                                    

Semua yang kita miliki tidak selamanya tetap utuh. (•ө•)♡

. . .

"Lo pernah tinggal di sini?" tanya Lisa to the point membuat Elang menghentikan suapan di mulutnya.

Elang meletakkan kembali sendok di tangannya, dan melipat kedua tangannya di atas meja. Ia menatap Lisa lekat-lekat.

"Penting kah buat lo tau?"

"Kalau gue bilang penting lo mau kasi tau?"

Elang mengangguk kecil, cowok itu juga tersenyum hangat kepada Lisa.

"Penting," ucap Lisa sukses membuat Elang tertawa kekeh.

"Gue pernah tinggal di sini selama 5 tahun lebih, maybe."

Lisa semakin antusias menyimak, bahkan pandangannya ia kunci tepat di manik mata Elang.

"Dari kapan sampai kapan, Lang?"

"Dari gue kelas 4 SD sampai tamat SMP," jawab Elang memutuskan pandangan mereka, ia kembali menyendok makanannya.

"Lo kabur dari rumah ya, Lang?"

Pertanyaan Lisa selanjutnya sukses membuat Elang menegang, ia tidak suka diberi pertanyaan seperti itu. Rasanya seperti kembali ke masa lalu yang sangat kelam dan menyakitkan. Namun, karena Lisa yang bertanya ia akan menjawabnya, lagipula cepat atau lambat Lisa akan mengetahui semuanya.

"Iya, setelah lima tahun lebih di panti gue memutuskan buat pergi dari sini."

"Kenapa?"

"Gue gak mau jadi beban bu Biya, Lis."

Lisa terpukau mendengarnya, walupun ia tidak tau mengapa Elang kabur dari rumah disaat usia cowok itu masih kecil, tapi Lisa yakin kalau masalah hidup Elang sangat berat. Pasti ada yang salah dari orang tua cowok itu, atau mungkin kedua orang tua Elang sengaja membuangnya. Entahlah, apapun itu pasti sangat menyakitkan untuk Elang.

"Setelah pergi dari panti gue sempat jadi gelandangan selama seminggu. Setelah itu gue di tolong Bagas. Dia kasi gue tempat tinggal, bantu gue daftar sekolah, bahkan sebelum gue ngurus bengkelnya dia kasi gue duit banyak. Awalnya gue gak tau kalau duit itu dapat dari cara yang salah, tapi gue salut karena dia mau jujur tentang duit itu, bahkan dia sendiri dengan gamblang cerita semua masalah kehidupannya sama gue yang notabenenya orang asing di kehidupannya. Dari situ perlahan gue mau terbuka tentang kehidupan gue, tanpa terkecuali Bagas tau semuanya tentang kehidupan gue."

Elang sedikit legah sudah mengatakan itu, dengan begitu rasa penasaran Lisa akan berkurang.

"Nanti, lo bakal tau semuanya Kalisa."

Masih belum mengeluarkan sepatah kata, Lisa memilih untuk tersenyum dan menggenggam erat tangan Elang. Ia yakin Elang pasti akan memberi tau semuanya, seperti ia yang selalu memberitahu kehidupannya pada cowok itu.

Dan selanjutnya tidak ada pembicaraan diantara keduanya, baik Elang maupun Lisa kembali diam melanjutkan makan yang sempat tertunda.

                             🦅🦅🦅

Elang menatap kagum Lisa yang tengah asik bermain dengan anak-anak panti. Gadis ramah itu sangat cepat mengambil hati orang lain, anak-anak panti terlihat bahagia bersama Lisa. Padahal Elang yakin mereka tidak mudah akrab dengan orang asing, namun Lisa sangat pandai mengakrabkan dirinya.

"Gadis itu ceria sekali ya."

Pandangan Elang beralih menatap bu Biya yang entah sejak kapan berada di sampingnya. Elang tersenyum simpul dan mengangguk kecil, mengiyakan ucapan bu Biya barusan.

ELBRASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang