sebelas

762 88 5
                                    

Irene sudah tidak bisa mengingat berapa hari ia di sekap di kamar ini, ia sisiksa setiap hari oleh pria itu kalau beberapa hari yang lalu irene berharap ia bisa hidup dan selamat sungguh saat ini irene berharap ia mati saja sekarang tak tahan lagi dengan segala siksaan yang ia dapatkan. Irene sudah kehilangan kesadaran nya saat pria itu memukulinya bertubi tubi

Dia sudah sangat tidak berdaya saat ini namun pria didepan nya ini seolah tak perduli dan terus saja menyiksa nya. "bangunlah aku tidak suka menyiksamu kalau kau tidak bergerak seperti ini setidak nya menangislah seperti biasanya"  ucap lelaki itu mengoyang goyangkan tubuh irene menggunakan kaki nya

"awasi dia panggil aku jika dia sudah sadar aku akan segera mengirim nya ke neraka" ucap pria itu pada anak buahnya lalu pergi meninggalkan irene begitu saja
.
.
"selamat pagi nona bae" sapa pria itu mendekati irene "kau sudah tidak asik lagi sekarang aku akan mengirimmu ke neraka sekarang" pria itu tersenyum manis "aku baru saja mendapat mainna baru, ku rasa aku akan mencoba nya untuk mu" pria itu berdiri lagi menghampiri anak buah nya dan mengambil sebuah pistol lalu kembali mendekati irene

"kau suka yang mana kutembak dari dekat seperti ini" pria itu menempelkan pistol itu ke kepala irene "atau dari jarak jauh? Ah seperti nya menyenangkan jika dari jauh" pria itu menjuh dari irene berdiri sekitar sepuluh langkah dari irene

Dor

Irene memejamkan matanya menangis ketakutan ia memang ingin mati saja tapi ia juga takut akan proses nya. Tunggu dia belum mati? Irene kembali membuka matanya pria itu sedang tersenyum kearah nya rupa nya pria itu sengaja menembak ke arah lain untuk sekedar menakut nakuti nya. Pria itu saat ini berdiri tepat depan pintu dan bersiap akan mengarahkan pistol ke arah irene saat tiba tiba saja pintu itu terbuka membuat pria dengan senjata api itu terhuyung ke samping

Ia melihat pria nya di sana sedikit berlari menghampiri nya dan memeluknya boleh kah ia bersyukur kali ini tuhan benar benar mengabulkan doa nya

"apa yang terjadi dengan mu"

Tepat setelah pria berhodie biru itu menyelesaikan ucapan nya kembali terdengar suara tembakan yang ia yakini mengenai tubuh pria yang ia cintai ini, baekhyun ambruk di depan irene tepat di depan matanya

Baekhyun mengulurkan tangan nya mengusap air mata irene "jangan menangis kamu aman sekarang dia bahkan sekarang kabur ketakutan, seokjin pasti mendapatkan nya"

"oppa.."

"aku tidak akan mati begitu saja" ucap nya lalu tertawa "maaf karena datang sangat terlambat, mau ku ceritakan lelucon?" baekhyun menatap irene mencoba menenangkan irene "kau tak mau? Bagaimana kalau berpegangan tangan? Kita masih harus menunggu sampai ambulance itu datang" baekhyun menggengam tangan mungil irene menyalurkan ketenangan disana "apa kau sudah mengerti sekarang? Jangan mencintaiku lagi kumohon aku tidak ingin kau dalam bahaya hanya karena mencintaiku, aku akan mengakui nya sekarang tapi kau harus berjanji untuk melupakan ku, aku ingin berubah karena mu, sejak pertama kali aku datang menemui mu sejak kau tetap menerimaku meski kau tau aku seorang gay itu terus menggangguku dan aku jadi menyadari kalau aku menyukaimu lebih dari seorang teman tapi kau tau pria jahat yang menyiksamu itu tidak senang dengan hal itu, maka dari itu aku membohongimu dan dia dengan berpura pura menyukai taehyung dan berkencan dengan wanita lain tapi ku rasa dia tidak sebodoh itu, dia benar benar pria gila dia bahkan mengikutiku sampai ke korea, yang harus kau lakukan setelah ini kau harus hidup dengan baik, jangan mencintaiku lagi,  irene-ah bagaimana kalau kita menunggu sambil tidur hem? Aku benar benar lelah karena tidak tidur semalaman mencarimu" ucap pria byun itu lalu memejamkan mata nya

"kau menyukaiku oppa?"

"hem aku menyukaimu anii aku mencintaimu"
.
.

"bagiamana keadaannya" tanya tuan bae ayah irene pada seokjin

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang