duapuluh

850 78 10
                                    

Irene menatap dua orang pria yang berdiri di depan nya saat ini, lalu kembali masuk ke kamar, seokjin yang tengah bersiap untuk kerja pun menoleh menatap irene menghentikan aktifitas nya
"apa ada yang tertinggal?" tanya seokjin

"semalam kau hanya bilang sopir kenapa ada dua orang di sana" tanya irene sebenar nya dia sudah tau dan hanya memastikan nya saja

"ah satu driver dan satu bodyguard" jelas seokjin

"aku tidak mau, ini berlebihan suruh dia pulang" irene melipat tangan nya di depan dada

Seokjin berjalan mendekati irene, tangan nya terulur memegang bahu irene membungkukkan badan nya agar bisa sejajar dengan irene "bersama mereka atau tidak pergi sama sekali"

Irene melepas tangan seokjin dari bahu nya "jangan seperti ini" mohon irene

"kita tidak sedang transaksi jual beli sayang, jadi jangan menawar oke, aku harus berangkat sekarang" ucap seokjin ia hendak mencium kening irene namun irene menghindar tidak mau
.
.
.
"siapa dia?" bisik baekhyun agar orang yang sedang mereka bicarakan tak mendengar

"bodyguard ku seokjin oppa yang mempekerjakna dia" ucap irene lalu meminum es kopi nya

"wah dia benar benar seperti ayah mu" ucap baekhyun lalu cekikikan mengingat dulu irene juga selalu di ikuti bodyguard suaruhan tuan bae "ada apa menemuiku?"

"tidak ada apa apa aku hanya sedang kesal saja dan ingin melihatmu saja" ucap irene jujur

"kau sudah makan? Mau ku pesankan sesuatu?" tawar pria byun itu

"tidak perlu aku tidak akan lama, aku harus ke rumahsakit setelah ini" ucap irene

"kau sakit?" baekhyun khawatir

"aniyaaa aku ke sana karena mau menemui teman ku dia memesan perhiasan padaku dan aku akan mengantar nya langsung padanya" irene menjelaskan

"teman mu? Siapa?" tanya barkhyun

"adalah kau pikir aku benar benar taknmemiliki teman? oppa kau bilang hari ini sibuk? Kalau begitu aku pergi dulu terimakasih kopi nya" ucap irene lalu pergi dia memang hanya ingin melihat wajah baekhyun karena sampai saat ini pria byun itu masih jadi moodboster untuk nya
.
.
.
"kau tunggu disini saja" ucap irene "jangan mengikutiku lagi, disana aman" ucap irene pada bodyguard nya

Yang irene tak tau dia tetap saja di ikuti karena seokjin memerintah seperti itu.

Irene berjalan di lorong rumah sakit dengan tenang dan santai sampai saat ada yang menarik tangan nya membawanya ke tangga darurat membekap mulut irene agar tidak teriak, irene menatap pria di depan nya ini mencoba mengingat siapa pria ini tapi irene benar benar tidak mengenali orang tersebut meski orang ini mengenakan masker dan topi tapi dengan melihat sedekat ini irene bisa menatap mata nya dan jika memnag irene pernah bertemu seharusnya ia mengenalinya tapi kali ini dia benar benar tak mengenalai pria di depan nya ini, dengan sekuat tenaga irene menghentakkan heels nya pada kaki lelaki itu membutanya kesakitan dan melepas irene, tak ingin membuang buang kesempatan irene berlari sekuat tenaga secepat yang ia bisa, berlari menaiki anak tangga dengan heels 9cm bukan perkara mudah meski irene sudah sering mengenakan sepatu tinggi tapi baru kali ini ia menggunakannya sembari berlari menaiki anak tangga. Irene menengok kebelakang pria itu masih mengejar nya sampai saat pintu yang ada di depan irene terbuka, irene yang terkejut sontak jatuh begitu saja

"anda baik baik saja?"

Irene menatap pria di depan nya "yak hwan ssi kau dari mana saja" irene kesal namun ia lega bodyguard nya menemukannya

Jung hwan membantu irene untuk berdiri

"siapa dia?" tanya irene "dia menakutkan"

Jung hwan hanya diam saja meski dia tau dia tak ingin lancang karena seokjin mengatakan padanya jangan memberitahu irene agar wanita itu tak ketakutan
.
.
.
"apa yang terjadi?" ucap seokjin begitu melihat irene tengah duduk sembari memainkan ponsel nya, seokjin bergegas pulang begitu mendapat laporan kalau ada yang berusaha mencelakai istrinya

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang