duapuluhtujuh

647 78 9
                                    

Cuaca korea sangat sejuk saat ini duduk di cafe di temani dengan segelas ice coffe di sore hari seharusnya menjadi sangat sempurna, tapi tidak untuk kedua manusia yang duduk berhadapan di teras cafe dengan masing masing memiliki satu cup ice americano, keduanya saling diam meski sudah lebih dari 5 menit mereka disana.

Baekhyun pria berwajah manis itu benar benar merasa jengah dengan pria di depan nya pria tinggi pemilik bahu lebar yang mengajak nya bertemu namun masih saja diam seolah tak ada yang ingin di sampaikan.

"kalau tidak ada yang ingin di bicarakan aku akan pergi, kau pikir aku memiliki waktu luang untuk sekedar minum kopi bersamamu?" ucap baekhyun ketus mirip sekali dengan irene ketika sedang kesal.

"ku dengar kau berbicara dengan nya" ucap seokjin akhir nya setelah sekian lama bungkam

"ehmm" ucap baekhyun mengiyakan

"apa dia baik baik saja?" tanya seokjin pelan dari suaranya bisaa di rasakan kalau pria itu sedang sangat khawatir "apa dia makan dengan baik?"

"ehmm baik baik saja sekarang, dia juga sudah makan tadi, dan juga dia akan segera mengirimu surat cerai" ucap baekhyun santai

"ini tidak seperti yang ia kira, seharusnya tidak perlu sampai seperti ini, dia salah paham" ucap seokjin mencoba menjelaskan entah kenapa dia merasa perlu memberitahu baekhyun tentang apa yang terjadi sebenarnya "aku tidak ada hubungan apa apa dengan jennie kami hanya sebatas.."

"diamlah aku tak ingin dengar itu" ucap baekhyun "yang terjadi adalah kau sudah terlalu banyak menyakiti irene ku" baekhyun tersenyum sinis sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya "bodoh sekali aku merelakan nya dengan lelaki seprtimu, baiklah mari kita saling jujur saja aku masih sangat mencintai irene jika kau memang tidak bisa menjaga nya lepaskan dia biar aku yang menjaga hati nya" ucap baekhyun 

"biarkan aku bertemu dengan nya" ucap seokjin

Baekhyun tersenyum "untuk apa? Untuk membuatnya semakin sakit? Suruh wanita itu keluar dari apartemenmu, berhenti menjadi pengacaranya dan buka matamu lihat siapa wanita itu sebenarnya, kalau kau sudah bisa melakukan itu, akan ku pertimbangkan lagi untukmu bertemu irene" ucap baekhyun lalu meninggalkan seokjin yang masih duduk terdiam disana

Setidak nya ini yang bisa ia lakukan untuk irene, sebenarnya dariapada menyadarkan seokjin, baekhyun lebih ingin menghajarnya saja baiarpun badan baekhyun lebih kecil tapi dia pemegang sabuk hitam taekwondo akan mudah baginya memberi pelajaran pada pria itu tapi dia tak ingin membuat irene semakin sedih melihat pria yang ia cintai terluka nantinya meskipun pria itu memang pantas dihajar sekalipun. Bagaimana dengan dia? Tentu mencintai irene dan selalu ada untuk gadis itu dan melihatnya bahagia sudah cukup untuk nya dia tak ingin egois dan pada akhirnya hanya membuatnya kehilangan irene.
.
.
.
.
"onnie kau tak bosan berdiam diri terus? Ini bahkan sudah lebih dari seminggu onnie disini hanya berdiam diri tak kemana mana bekerja disini makan disini bernafas di sini semuanya disini" tanya yeri

"pulanglah jika bosan aku tidak memintamu datang tadi" ucap irene masih asik memainkan ponsel nya

"onnie aku merasa seokjin oppa suamimu itu bukan orang yang buruk maksudku dia begitu menyayangimu aku bisa melihat nya meski baru sekali bertemu dengan nya" ucap yeri

"kau harus berhati hati dengan pria seperti dia, dia baik dengan semua wanita dia juga menyayangi semua wanita, memberi semua wanita hadiah, memasak untuk semua wanita kemudian melindungi semua wanita dia begitu murahan yer" ucap irene kesal kembali mengingat "aku kesal kau kembali mengingatkanku pada mereka, mereka bahkan berciuaman saat aku juga ada di tempat yang sama"

"onnie melihatnya?"

"itu akan terjadi jika saja aku tak masuk dan menggangalkan nya, bodoh mereka bahkan lupa menutup pintunya" ucap irene 

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang