limabelas

781 82 4
                                    

Irene berjalan dilorong gedung apartmen nya setelah tadi dia mengunjungi baekhyun sekarang ia merasa sedikit lebih baik, tangan nya masih memeluk bunga yang ia beli di toko sebelah gedung ini 'oke aku hanya merasa kecewa karena di bohongi bukan berarti aku mulai menyukia nya, ya benar aku masih menyukai baekhyun oppa' batin irene mencoba meyakinkan diri ny sendiri

Irene tersenyum kecil saat matanya melihat seokjin ada didepan pintu apartmen nya, irene sudah menata hati nya dia sudah merasa jauh lebih tenang dan siap jika sewaktu waktu bertemu seokjin, irene berjalan mendekati seokjin

"ada apa kemari? Bukan kah kau seharusnya sibuk dijam seperti ini?" ucap irene setenang mungkin

"kita harus bicara" ucap seokjin serius

"masuklah" ucap irene lalu menekan pasword apartmen nya. Ia berjalan dengan seokjin mengikuti nya dibelakang

"kau mau?" tawar irene, ia mengambil 1botol wine mahal dan mengambil 2 gelas untuk nya dan seokjin

Irene duduk di meja makan nya, menuang wine dan menikmatinya mencoba melupakan kesedihan nya yang irene sendiri pun masih tidak mengerti kenapa ia harus begitu sedih dan marah saat ini.

Irene tersenyum manis "bukankah aku baik sekali, wah aku merasa keren saat ini, aku bahkan menawarimu wine setelah apa yang kau lakukan"

"aku bisa menjelaskan nya" ucap seokjin tangan nya terulur untuk mengenggam tangan irene namun ditepis wanita itu

"aku tidak ingin mendengarnya" jujur irene "itu hanya akan menyakitiku mendengarnya langsung darimu, aku tidak suka di bohongi" ucap irene lalu menyesap wine nya "ini enak minum lah"

"dia jennie" ucap seokjin

"aku sudah tau, bahkan aku tau dia tinggal dimana dia bekerja dimana semua nya aku sudah tau" ucap irene "ehmm aku juga tau kau berkencan dengan nya sejak 2 tahun yg lalu, ah jika 2 th yang lalu kau 2 th berarti sekarang 4th"

"dia sedang h.."

"hamil aku juga tau itu, selamat oppa kau sebentar lagi akan menjadi seorang ayah, kau benar benar brengs*k, ah maaf jika bicaraku kasar kau ayah yang baik" ucap irene mengingat beberapa kali seokjin mengantarkan gadis itu cek kandungan nya, pria kim itu juga terlihat sering menghabiskan waktu bersama gadis itu.

"dengarkan aku dulu"

"aku tidak mau dengar" ucap irene menitikan air matanya "aku tidak mau dengar itu darimu"

"aku tidak menghamilinya itu bukan anak ku" seokjin mencoba menjelaskan

Irene berdiri dari duduk nya "miane oppa aku lelah aku ingin tidur, kau bisa pulang sekarang" setelah nya irene berjalan ke kamar nya meninggalkan seokjin begitu saja

Seokjin tidak menyerah begitu saja dia bertekad tidak akan membiarkan masalah ini berlarut larut dia harus menjelaskan nya.

Seokjin berdiri di depan pintu kamar irene dari sini seokjin tau kalau irene tengah menangis di dalam, seokjin mengetuk pintu kamar irene "aku tidak ada hububgan apa apa dengan jennie dia klien ku dia sedang ada masalah hukum jadi aku membantu nya "

Irene semakin menengelamkan wajah nya di bantal melampiaskan kemarahan nya rasa kecewanya dengan menangis. Seokjin membuka knop pintu kamar irene berjalan mendekati gadis yang tengah telungkup di kasur nya dan menangis
Seokjin duduk di sisi ranjang irene menyentuh punggung gadis itu mencoba menenangkan

"kau harus percaya aku tidak ada hubungan apa apa dengan jennie, aku hanya membantu nya saja" ucap seokjin pelan

"aku tidak percaya" ucap irene disela sela tangis nya

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang