Sudah lebih dari setengah jam irene duduk dibangku pinggir sungai han, hanya duduk saja tidak melakukan apapun tidak ingin memikirkan apa pun juga. kaki kecil nya berjalan mendekati pembatas sungai irene memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang terasa sedikit dingin
"kau tidak bermaksud untuk melompatkan?" tanya seseorang di samping irene
"kau?"
Pria yang berdiri tak lebih dari dua meter dari irene itu tersenyum "aku senang kau baik baik saja, aku khawatir kau mungkin saja mati karena menolongku saat itu"
"cih kau khawatir tapi merampokku" ucap irene sinis
"ini" ucap pria itu menyerahkan amplop coklat pada irene "aku tau perhiasaanmu yang ku ambil saat itu sangat mahal aku akan mencicil sisanya, aku setiap hari kemari berharap bisa bertemu dengan mu untuk membayar hutangku"
Irene membuka amplop itu "kau tidak perlu mengembalikannya"
"terimakasih karena tidak melaporkanku saat itu, aku takut saat itu" ucap pria itu
Irene tersenyum mengingat kejadiaan kala itu "aku tidak bisa melakukannya, maksudku melaporkanmu bagiaman anak mu sekarang?"
"dia sudah kembali sehat, aku juga sudah berkerja lagi, berikan aku nomor telponmu aku akan terus mencicilnya setiap bulan"
Irene memberikan kartu namanya "jangan berpikir untuk mengakhiri hidupmu lagi" ucap irene tulus
"kenapa kau menolongku saat itu?" tanya nya penasaran
"aku juga tak mengerti kenapa aku ikut melompat saat itu" jujur irene
"irene-ah"
Irene menolehkan kepalanya lalu melambaikan tangan nya "aku pergi dulu"
Irene berjalan mendekati orang yang memanggilnya tadi "sopan lah sedikit kau harus memanggilku onnie bagaimanapun juga aku ini lebih tua darimu"
"miane ayo aku sudah menyiapkan yang kau minta tadi" ucap yeri menggandeng lengan irene
.
.
.
"kenapa tiba tiba ingin minum?" tanya yeri penasaran"ehmm hanya ingin saja berapa lama kita tidak bertemu? Ehmm 1th ya.." ucap irene mencoba mengingat "bagaimanapun aku senang kau kembali ke korea"
"ponselmu terus berbunyi tidak kau angkat?" tanya yeri
Irene hanya memandang ponsel nya seokjin calling dan tak berniat untuk mengangkat nya "ini telpon penipuan" ucap nya lalu menolak panggilan itu "ehmm ini enak sekali" ucap irene memuji wine nya
"onnie kau tau aku sedang patah hati" ucap yeri
"mwo? Siapa yang berani membuatmu patah hati? Haruskah aku menemui nya?" tanya irene
"kalau begitu temui ayah ku dia menemui mark menyuruh nya menjauhiku" ucap yeri sedih "dan dia benar benar menjauhiku kurasa ini karena paman bae juga" ucap yeri menambahkan
"ayah ku?"
"ehmm bahkan paman yang menyuruhku pulang ke korea, dan tadi aku makan malam dengan keluarga jeon firasatku buruk soal ini" ucap yeri lalu menegak wine nya lagi
Irene menepuk nepuk bahu yeri "aku juga merasa ini akan buruk" irene sedikit merasa prihatin dengan nasib sepupunya ini mungkin akan bernasib sama sepertinya "bersemangatlah kau masih muda kalaupun itu benar kau masih punya banyak waktu untuk menyusun rencana menggagalkan nya"
"onnie kau dipihakku kan?"
"tentu saja kau pikir siapa yang dulu selalu menyelamatkanmu setiap kau mendapat surat teguran dari sekolah" ucap irene mengingat betapa sering nya ia dipanggil ke sekolah yeri dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (jinrene)
RomanceBae irene seorang wanita muda yang sukses, mencintai teman nya bernama byun baekhyun yang ternyata seorang gay Kim seokjin pengacara handal di korea sangat pintar dan cerdas namun bodoh soal cinta Kim taehyung pria tampan yang di sukai baekhyun P...