empatpuluhtujuh

561 57 20
                                    

"oppa kau tak berniat pulang?" tanya irene pada baekhyun yang seolah enggan pulang

"wae? Kau mau pergi? Mau kemana?" tanya baekhyun

"aku akan kantor sebentar" ucap irene

"kalau begitu pergilah, apa ada masalah? Ini hari minggu tak biasnya kau pergi" ucap baekhyun iya pria byun itu menginap di apartemen irene kemarin dan seokjin juga tak datang bahkan pria kim itu masih tak menjawab telpon nya.

"ehmm jangan lupa menjemput ayeongie nanti misal aku belum pulang" pesan irene sebelum pergi.
.
.
.
Irene masih sibuk mengecek koleksi terbaru saat tiba tiba saja yoongi sudah ada di depan nya tersenyum bodoh padanya

Irene menghela nafasnya "apa maumu?" tanya irene "kau tak lihat aku sedang sibuk?"

"kau sibuk?" tanya yoongi "kau tak penasaran kenapa kekasihmu tak bisa kau hubungi saat weekand seperti ini?" ucap yoongi berbisik tepat di samping telinga irene

"apa maksudmu?" tanya irene menatap tajam yoongi

"ayo ini saat yang tepat jika kau mau tau sisi lain kekasihmu itu" ucap yoongi lalu berbalik dan berjalan keluar ia sangat yakin irene akan mengikutinya

Dan benar saja irene mengikuti yoongi dan masuk ke dalam mobil pria itu.

Irene terus diam tak menanyakan kemana mereka akan pergi saat ini, yoongi mengambil sebuah foto dan memberikannya pada irene

Irene menatap yoongi meminta penjelasan foto itu ada seokjin yoongi dan seorang gadis mereka saling merangkul dan tersenyum kearah kamera

"gadis itu adikku" ucap yoongi mengerti arti tatapan irene

"apa mungkin dia?" tanya irene

"ehmm mereka memang sepasang kekasih saat itu" ucap yoongi

"lalu dimana dia?" tanya irene 

"dia meninggal beberapa bulan setelah foto itu diambil" ucap yoongi "dan itu semua karena seokjin"

Irene menatap yoongi tak percaya "itulah kenapa aku begitu tak menyukainya" ucap yoongi "dia menghancurkan nya membuatnya mengakhiri hidup nya sendiri kau kenal jennie? Ehmm kurasa kau mengenalnya wanita itu dan seokjin" ucap yoongi

Irene terdiam tak mampu berkata kata lagi, ia berusaha untuk tetap mempercayai seokjin namun semua itu terdengar nyata dan yoongi terlihat jujur ketika mengatakannya tak ada kebohongan sama sekali irene hanya melihat luka dari tatapan yoongi. 

Setelah mengatakan itu mereka kembali saling diam, irene masih bergelut dengan pikirannya sendiri 'itu hanya masalalu nya setiap orang punya masalalu nya masing masing aku tidak boleh menghakimi seokjin hanya karena masalalunya' batin irene meyakinkan diri nya

"kau mau tau semuanya? Atau mau kejutan besar nya saja?" tanya yoongi

"aku tidak percaya padamu" ucap irene pelan terdengar seperti bisikan

Yoongi terus melajukan mobilnya keluar kota seoul, yoongi membelokkan mobil nya ke daerah yang cukup sepi jalan yang mereka lalui saat ini bahkan di samping kanan dan kirinya penuh dengan pepohonan

"kau berusaha menculikku?" tanya irene sedikit khawatir

Yoongi tertawa mendengar itu "kenapa aku harus menculikmu? Sebentar lagi kita sampai sabar lah" ucap yoongi

Sampai akhirnya ia berhenti di sebuah rumah yang cukup besar  di halaman itu terparkir juga mobil milik seokjin

"ayo turun" ajak yoongi

Irene menahan tangan yoongi "sebentar" ucap irene lalu mengambil ponsel nya dan berniat menelpon seokjin dan lagi lagi pria itu tak menjawab panggilannya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk turun bersama yoongi

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang