enambelas

752 74 8
                                    

Irene masih mengamati interior ruangan rumah jennie, rumah ini jauh terasa hangat jika di bandingkan rumah nya padahal menurut cerita seokjin wanita itu tinggal sendiri disini. "kenapa lama sekali apa yang mereka bicarakan?" irene menunggu dengan bosan karena sejak ia dan seokjin sampai dia hanya di suruh menunggu di ruang tamu rumah ini sedangkan seokjin dan wanita itu ke dalam entah kemana belum sempat irene protes mereka sudah berlalu jadilah irene duduk dengan manis disini.

"apa dia menghubungimu lagi?" tanya seokjin perhatian

Jennie wanita cantik yang pernah mengisi hari hari seokjin itu hanya menggangguk mengiyakan

"apa yang ia katakan?" ucap seokjin tangan nya terulur untuk memegang kedua bahu jennie meyakinkan wanita muda itu untuk percaya padanya dan menceritakan semuanya

"dia hanya mengirimi ku pesan" ucap jennie lalu menyerahkan ponsel nya

Seokjin mengambil ponsel itu dan membaca pesan pesan di dalam nya

"oppa siapa wanita yang datang bersama mu, aku tidak suka caranya menatapku dia temanmu?"

"ehmm" ucap seokjin

Jennie tersenyum dia sempat khawatir kalau seokjin sudah menemukan pengganti dirinya, wanita yang memiliki wajah bak boneka itu menyesal dulu meninggalkan seokjin untuk pria yang tidak lebih baik dari seokjin tapi ia bersyukur sekarang kembali dekat dengan seokjin lagi bahkan pria itu masih memperlakukan nya sama seperti dulu penuh dengan perhatian bahkan dia tidak mempermasalahkan kehamilannya dan tetap memeperlakukannya dengan baik.

"kirimkan bukti chat itu ke nomorku" ucap seokjin membuyarkan lamunan jennie

"ehmm aku akan mengirimkan nya" ucap jennie

"kenapa menatapku seperti itu?" tanya seokjin  

"aku ingin makan sannakji" ucap jennie yang langsung dapat tatapan tajam dari seokjin

"andwe kau tau betul kau tidak boleh memakannya" ucap seokjin "aku akan membelikan yang lain tapi tidak dengan makanan mentah itu"

"tapi aku ingin itu"

"chapssal saja sebelum nya kau bahkan menghabiskan sampai 5, kacang merah bagus untuk janin" ucap seokjin lalu berdiri "ada yang lainnya aku akan membelinya sekalian"

Jennie hanya menggelengkan kepalanya dan ikut jalan bersama seokjin

Sudah lebih dari 20 menit irene dibuat menunggu oleh dua orang yang meninggalkan nya begitu saja tadi, sampai akhirnya ia melihat seokjin keluar dari ruangan itu bersama jennie di belakang nya

"aku akan keluar sebentar kau tunggu disini sebentar" ucap seokjin

"berapa lama?" tanya irene

"tak akan lama" ucap seokjin lalu berlalu meninggalkan dua wanita cantik itu menyisakan irene hanya berdua dengan jennie

"kau mau minum sesuatu? Aku lupa tidak menawarimu minum" ucap jennie lalu berjalan ke dapurnya di ikuti irene di belakang

"tidak usha berpura pura baik padaku" ucap irene ketus

"aku memang tidak menyukaimu" jujur jennie "tapi karena kau teman seokjin oppa jadi aku harus bersikap baik padamu"

"teman? Cih dasar gila" ucap irene

"wae? Kau berpikir bisa memiliki hubungan lebih dari teman dengan nya? Jangan terlalu bermimpi seokjin oppa memang baik dengan semua orang jangan salah paham dan buang perasaanmu itu jauh jauh sebelum kau terluka nantinya"

"kemana seokjin oppa pergi? Aku akan menyusulnya saja disini bersamamu membuatku hampir gila mendengar semua kehaluan mu itu"

"dia membelikanku makanan, kau tau aku sedang mengidam dan dia membelikan nya" ucap jennie

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang