tigapuluhempat

598 66 13
                                    





"mommy apa masih lama? Kapan aku beli mainannya?" tanya ayeong tak sabaran

Irene masih saja memilih milih barang yang ia inginkan "sabarlah mommy sedang memilih"

"mommy aku mau ke toilet" ucap ayeong

Irene menatap putri nya itu "arraso ayo kita ketoilet dulu" ucap irene lalu menggandeng tangan mungil anak nya sebelumnya ia berpesan untuk menyimpan barang yang tadi dipilih irene pada pegawai itu agar saat irene kembali ia tinggal membayarnya saja

"mommy bolehkan aku membeli dua nanti?" tanya ayeong

"aniyo hanya satu kita sudah membuat kesepakatan tadi jika ayeong menemani mommy berbelanja mommy akan membelikanmu satu mainan" ucap irene mengingatkan soal kesepakatan yang mereka buat tadi

"tapi mommy lama sekali ini tak adil untukku" keluh ayeong

"berhentilah mengeluh dan jangan mengadu pada daddy" ucap irene

Pembicaraan mereka itu sempat di dengar oleh orang di bilik sebelah dan wanita itu tersenyum mendengar pembicaraan ibu dan anak itu ia berpikir apa dia dan putranya juga akan berdebat seperti itu jika putranya sudah agak lebih besar.

Irene menggendong ayeong agar anak nya itu bisa menyentuh wastafel untul mencuci tangan nya

"irene ssi" panggil seseoarang yang baru saja keluar dari salah satu bilik itu

Irene reflek menolehkan kepalanya sedikit terkejut tapi ia akhirnya tersenyum ramah "kau disini, kebetulan sekali" ucap irene

"ehmm aku baru kembali ke seoul kemarin, ku dengar kau tak dikorea" ucap joy

"ehmm aku baru kembali beberapa hari ini" ucap irene apa adanya

Joy menatap gadis kecil yang irene angkat itu, irene yang mengerti kebingungan teman nya itu menurunkn anak nya saat sudah selesai "ayeong perkenalkan dirimu dia bibi joy" ucap irene "teman mommy"

Ayeong menatap joy yang tinggi itu lalu tersenyum manis "anyeonghaseo, bibi cantik dan tinggi" ucap ayeong jujur

Joy tertawa mendengarnya begitupun irene ternyata pandangan nya dengan anak nya soal joy sama tinggi dan cantik

Joy sebenarnya sedikit terkejut jika irene sudah memiliki anak sekarang sedangkan seokjin teman nya itu jangan kan memiliki anak joy rasa pria kim itu masih belum bisa move on dari wanita cantik di depan nya ini

"mau makan siang bersama?" tawar joy "aku sangat merindukanmu biar aku yang traktir" 

Irene sedikit berpikir "kumohon" ucap joy lagi

"makan siang bukan ide yang buruk mommy" ucap ayeong yang sudah sangat bosan menemani irene berbelanja

"aku masih harus mengambil dan membayar barangku" ucap irene

"biar aku dan gadis antik ini pergi ke restoran terlebih dahulu kau bisa menyusulnya nanti atau kau mau aku ikut mengambil barangmu terlebih dahulu?" tawar joy

"ah tak perlu seperti itu, ayeongie jangan nakal dan menurut pada bibi joy ya, mommy hanya sebentar" ucap irene pada anak nya

"tentu saja mommy" ucap ayeong yang langsung menggandeng tangan joy
.
.
.
"bibi cantik sekali" puji ayeong jujur

"kau juga cantik sayang kau mirip sekali dengan mommy mu" ucap joy saat ini mereka susah duduk di sebuah restoran merka bahkan sudah memesan "ayeongie dimana daddy mu? Kau tidak pergi bersmanya?"

Ayeong menggelengkan kepalanya "daddy pergi bekerja dia akan pulang nanti jam 6 sore tapi aku sudah mengiriminya pesan suara" ucap ayeong jujur "apa bibi juga mengenal daddy ku?"

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang