empatbelas

704 73 5
                                    


Irene masih sibuk dengan tablet nya memeriksa beberapa email dan membalas nya saat seokjin membuka pintu ruangan nya, sedikit terkejut pria itu ada disini tapi setelah dipikir pikir lagi tidak terlalu terkejut juga dia memang seperti itu kan pikir irene
"kenpa tidak memberitahu kalau kau sakit?" tanya seokjin

"wendy tak mengatakanya padamu? Aku tidak membawa ponsel ku, apa kau lupa bukan kah kau yang menyuruhku ke rumah sakit" ucap irene apa adanya "aku baik baik saja hanya tidak bisa mengerakan tangan kiriku sementara waktu jadi aku menginap disini"

"irene ah lihat aku membawkaanmu apa" ucap baekhyun yang tiba tiba masuk

"kau memberitahu nya dan tidak memberitahuku?" ucap seokjin

"ada apa ini?" tanya baekhyun yang menyadari dirinya datang di saat yang tidak tepat

"itu karena aku menghafal nomor nya" ucap irene apa ada nya "oppa kau membawa pesanna ku?" tanya irene mengubah intonasi nya

"ehmm tentu saja, aku tidak bisa lama aku ada meeting setelah ini" ucap baekhyun

"tidak ikut makan dengan ku,?" tanya irene sedikit kecewa

"miane ah apa tak apa kau makan ini bukan kah pasien harus nya makan makanan dari rumah sakit"

"oppa aku hanya menginap disini dokter jung bahkan menawarkan prerawat untuk ku bawa pulang tapi aku tidak mau"

Tak lama setelah itu baekhyun pamit menyisakan irene dan seokjin saja,

"oppa kenapa hanya diam saja" ucap irene sembari menyuapkan makanan ke mulut nya "kau cemburu?"

"sepertinya dia mulai menyukaimu" ucap seokjin

"aniyoo dia bukan mulai mnyukaiku dia memang mencintaiku, tapi tenang lah aku tetap akan menikah dengan mu kami sepakat hanya akan berteman saja"

Seokjin tersenyum sinis 'saling mencintai dan berteman' batin seokjin

"aku minta maaf karna berusaha menjodohkan mu dengan joy, aku sadar itu salah dan melukaimu aku tidak akan melakukannya lagi"
.
.
.
"kau yakin sudah baik baik saja? Perlu ku kirim bibi han kemari?" tawar seokjin

"ehmm aku baik baik saja, lihat lah" irene mengerak gerakan tangan nya "tidak perlu, kau mau minum sesuatu oppa?" irene berjalan menuju kulkas nya "soju?" tawar irene mengangkat sebotol soju di depan muka nya

"kau baru saja keluar rumah sakit, jangan minum dulu" ucap seokjin mengambil botol itu dan menaruh nya lagi ke dalam kulkas "kenapa banayak alkohol disini, jangan sering minum"

Irene kembali mengambil kaleng bir dari dalam lemari pendingin nya mengabaikan seokjin yang sudah melarang nya

"minum ini" seokjin menaruh jus jeruk di atas meja depan irene lalu mengambil kaleng bir yang sudah di minum sedikit

Seokjin nampak sibuk dengan ponsel nya mengabaikan irene yang tengah menanyakan sesuatu

"Hemm?" tanya irene

"aku akan pulang sekarang" ucap seokjin buru buru

"yak kau tidak mendengarku?" ucap irene kesal namun seokjin sudah berlalu 'mau kemana sih' batin irene
.
.

Irene menghentikan langkah nya saat tak sengaja mata nya melihat orang yang ia kenali 'bukan kah itu seokjin oppa' batin irene lalu membalikkan badan nya memastikan "ah pria sibuk itu ternyata memang benar benar sibuk" ucap irene sarkas dan kembali pergi dengan sebelum nya memotret keduanya dengan ponsel nya

Irene dalam perjalanan kembali ke kantor nya ia masih mengamati hasil foto di ponsel nya yang ia ambil tadi 'bukan kah ini bagus tapi kenapa aku tidak suka melihatnya, apa ku cari tau dulu sebelum mengunkaannya sebagai bukti' irene lalu mengetikkan sebuah pesan dan mengirim foto yang tadi ia ambil ke sebuah nomor

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang