"Appa pulang" teriak kim taeyeon tepat di ambang pintu rumah mewah miliknya. Seorang gadis kecil yang mendengar teriakkan ayahnya itu berlari sambil membawa mainannya. Langkah kakinya terhenti dan bibirnya mengkrucut ketika melihat appanya pulang dengangan menggenggam seorang gadis kecil.
"Appa lepaskan dia" teriak gadis kecil yang membawa mainannya.
Taeyeon merasa bingung dan hanya bisa menatap secara bergantian putrinya dan gadis kecil yang jari jari kecilnya ia genggam.
"Wae?" Tanya taeyeon.
Mendengar pertanyaan taeyeon, putrinya pun menangis sambil berlari masuk kedalam kamar dan membanting pintu dengan sangat kencang membuat taeyeon dan gadis kecil itu terkejut.
Taeyeon sedikit berjongkok dan membelai kedua pipi gadis kecil itu. "Its okey lisa. Itu tadi jennie, putri satu satunya yang paman miliki. Selamat datang di rumah paman. Oh tidak, rumah ini akan menjadi rumahmu juga" ucap taeyeon dengan bahasa inggris.
Lalisa manoban atau biasa di sapa lisa, gadis kecil yang taeyeon bawa pulang dari thailand. Lisa tersenyum mengangguk mengerti dengan ucapan taeyeon.
"Anak pintar. Sekarang kita temui istri paman biasanya dia sedang berkebun di taman belakang" ucap taeyeon.
Taeyeon membawa lisa ke kebun belakang rumah. Senyum taeyeon mengembang melihat sang istri sedang sibuk mengatur tanaman dengan dua maid.
"Hati hati tanaman ginsengku lebih mahal dari 5 kali gaji kalian. Kurang ke kanan sedikit. Ya taruh perlahan. Awas....." ucapan tiffany pada kedua maid terhenti ketika mendapat panggilan sayang dari taeyeon.
"Yeobo" teriak tiffany.
Tiffany berlari menghampiri taeyeon dan memeluk serta mengecup wajah sang suami yang sudah tidak pulang hampir satu bulan karena harus mengurus perusahaan di thailand.
"Aku merindukanmu" ucap tiffany.
"Aku tau" ucap taeyeon.
"Kenapa tidak menelponku jika kau pulang sekarang. Aku bisa menjemputmu di bandara" protes tiffany.
"Surprise. Oh iya aku hampir lupa. Sayang kenalkan ini lisa. Lisa ini aunty tiffany istri paman" ucap taeyeon.
Tiffany sedikit terkejut dan sedikit malu karena bermesraan di depan gadis kecil yang bernama lisa. Tiffany menatap lisa dan taeyeon secara bergantian. Ia menatap taeyeon dengan tatapan penuh arti.
"Mwo? Kenapa kau menatapku seakan kau ingin membunuhku" ucap taeyeoñ.
"Jadi ini yang kau lakukan di belakangku huh. Kau sering pergi ke thailand dengan bilang padaku urusan perusahaan tapi disana kau punya wanita lain bahkan kau membawa putrimu kesini. Apa kau tidak punya malu kim taeyeon" teriak tiffany.
Taeyeon membulatkan matanya tak percaya mendengar semua tuduhan yang di lontarkan istrinya kepadanya.
"Astaga. Kau pikir aku seperti itu? Unbelieveble. Dengar..." ucapan taeyeon terhenti ketika lisa semakin mempererat genggamannya di tangan taeyeon.
Taeyeon memanggil seorang maid dan memintanya untuk membawa lisa untuk makan. Gadis pendiam itu hanya menurut dan mengikuti maid menuju ruang makan.
Setelah kepergian lisa, taeyeon kembali menatap tiffany. "Dengar... ini semua tidak seperti yang kau pikirkan. Tidak ada wanita lain di hatiku dan putriku cuma satu. Jennie kim" ucap taeyeon sambil menggenggam kedua tangan tiffany.
"Jinjja? Lalu siapa gadis itu? Kenapa kau membawanya kesini?" Tanya tiffany.
"Kau ingat tuan marco? Juru masak keluarga kita di thailand?" Tanya taeyeon.
"Tentu saja aku ingat. Aku sangat suka pad thai dan tom yum buatannya" ucap tiffany.
"Dia telah meninggal. Sebelum ia meninggal ia menitipkan putrinya padaku. Dan gadis kecil itu putrinya. Lisa sudah tidak memiliki siapa siapa di thailand karena itu aku membawanya kesini" ucap taeyeon.
"Omo. Kasihan sekali gadis itu. Kita memang harus merawatnya mengingat pengabdian tuan marco pada keluarga kita" ucap tiffany.
"Aku juga berpikir begitu sayang. Tapi kurasa jennie salah paham. Ia sedang merajuk karena dia melihat aku pulang membawa lisa" ucap taeyeon.
"Bicaralah padanya. Biar aku menemani lisa. Sepertinya dia sedikit takut padaku tadi" ucap tiffany.
" hmm... siapa yang tidak takut padamu" gerutu taeyeon yang masih terdengar di telinga tiffany.
"Coba lebih keras bicaramu" ucap tiffany.
"Anniya sayang. Aku mencintaimu" ucap taeyeon mengecup bibir tiffany lalu berlari menemui sang putri.
Tiffany hanya tersenyum lalu menghampiri lisa di ruang makan. Saat melihat tiffany lisa langsung meletakkan sendoknya dan menundukkan kepala.
Tiffany duduk di depan lisa sambil tersenyum. "Kau suka makanannya?" Tanya tiffany dalam bahasa inggris.
Lisa mengangguk lirih tanpa menatap tiffany. Melihat tingkah lisa membuat tiffany sedikit gemas. "Siapa namamu?" Tanya tiffany.
"Lalisa manoban" ucap lisa sambil menunduk.
"Nama yang bagus. Kau tau lisa, tidak baik jika kau berbicara tanpa memandang orang yang mengajakmu berbicara" ucap tiffany.
Lisa perlahan mengangkat kepalanya dan melihat tiffany tersenyum. "Im sorry aunty" ucap lisa.
"Maaf tentang sikap aunty di taman tadi. Kau tak perlu takut karena aunty bukan orang jahat. Tadi ada sedikit kesalahpahaman" ucap tiffany.
Tiffany mengambil beberapa ayam lalu meletakkannya di piring lisa. "Makanlah" lanjut tiffany.
Lisa tersenyum lalu mengambil kembali sendoknya dan melahap makanan yang di berikan tiffany. Disisi lain taeyeon sedang menjelaskan kepada jennie keadaan yang sedang terjadi.
"Jennie... anak appa hanya kau. Tidak ada yang lain. Appa membawa lisa kesini untuk menjadi temanmu. Kau mau kan berteman dengan lisa? Kau masih beruntung karena memiliki appa dan eomma. Sedangkan lisa? Dia sudah tidak memiliki appa dan eomma" ucap taeyeon.
Gadis bernama jennie itu mencoba mencerna setiap kalimat yang di ucapkan taeyeon. Ketika taeyeon mengatakan bahwa lisa tidak memiliki eomma dan appa membuat hati jennie sedikit kasihan.
"Kau mau kan menjadi teman lisa? Berbagi kamar dan mainan dengan lisa?" Ucap taeyeon.
"Ne appa" ucap jennie sambil tersenyum.
Senyum taeyeon juga ikut mengembang mendengar jawaban jennie. "Anak appa memang terbaik. Kemarilah beri appa pelukan dan ciuman" ucap taeyeon.
Jennie langsung beranjak dan memeluk taeyeon serta mengecup bibir taeyeon berkali kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
RomanceIni cerita tentang seorang lalisa. Mencintai dalam diam tidaklah mudah. Itulah yang di rasakan seorang lalisa manoban terhadap jennie kim. Bisakah lisa mengungkapkan semuanya?