Selama perjalanan kembali ke korea, lisa memilih untuk memejamkan mata karena kepalanya merasa pusing dan badannya merasa panas. Ini mungkin karena efek lisa tidur di lantai. Sedangkan jennie sibuk mendengarkan musik sambil membaca beberapa majalah.
Tanpa lisa sadari, tiffany sedang menatapnya dengan tatapan khawatir karena tiffany melihat wajah lisa begitu pucat dan berkeringat.
" yeoboo... lihatlah, lisa berkeringat seperti itu apa itu wajar? Wajahnya juga pucat" bisik tiffany kepada taeyeon.
Taeyeon menoleh menatap lisa, melihat wajah lisa membuat taeyeon sedikit khawatir. Ia langsung beranjak dari kursinya lalu menghampiri lisa dan jennie.
"Jennie" panggil taeyeon.
Jennie melepas headsetnya lalu menatap taeyeon. "Wae appa?" Tanya jennie.
"Apa lisa baik baik saja? Dia tampak tidak sehat?" Tanya taeyeon.
Jennie menatap sekilas lisa lalu kembali menatap taeyeon. "Appa dia sedang tidur. Appa tidak perlu khawatir" ucap jennie.
"Benarkah? Kau sudah menanyakannya pada lisa?" Tanya taeyeon.
"Sudah. Dia baik baik saja" ucap jennie. Jennie sengaja berbohong agar taeyeon segera kembali duduk dan ia bisa kembali membaca majalah.
Sesampainya di korea, keluarga taeyeon langsung pulang ke rumah menggunakan limosin. "Lisa kau baik baik saja?" Tanya tiffany.
Lisa tersenyum dan mengangguk "aku baik baik saja eomma" ucap lisa.
"Aigooo... dia sudah besar eomma. Tidak perlu khawatir berlebihan" ucap jennie.
"Yakkk jennie kim.... kau sebagai istrinya lebih khawatir" ucap tiffany.
"Untuk apa aku khawatir? Dia kan sudah bilang kalo dia baik baik saja" ucap jennie.
Taeyeon dan tiffany hanya menggelengkan kepalanya.Sesampainya di rumah, jennie langsung pergi ke kamarnya begitu saja meninggalkan lisa yang sedang sibuk membawa kopernya dan koper jennie. Taeyeon memegang bahu lisa "kau benar benar baik baik saja?" Tanya taeyeon.
"Ne appa. Aku baik baik saja" ucap lisa.
"Apa jennie memperlakukanmu dengan baik?" Tanya taeyeon.
"Ne. Dia memperlakukanku dengan baik. Meskipun dia terlihat dingin tapi sebenarnya dia wanita yang baik" ucap lisa.
"Kau tidak berbohong? Katakan pada appa jika dia memperlakukanmu dengan buruk" ucap taeyeon.
"Anniya appa. Dia benar benar baik padaku. Appa tidak perlu khawatir" ucap lisa sambil tersenyum.
"Syukurlah. Kalau begitu beristirahatlah. Kita akan banyak pekerjaan besok" ucap taeyeon sambil tersenyum menepuk bahu lisa lalu pergi ke kamarnya.
Lisa menaiki tangga sambil menggotong dua koper dengan penuh hati hati. Sebelum memasuki kamar jennie, lisa mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah mendapat jawaban dari jennie baru ia berani untuk masuk.
"Apa yang kau bicarakan dengan appa?"tanya jennie.
"Ohh appa bertanya apa aku baik baik saja dan apa kau memperlakukanku dengan baik" ucap lisa.
"Lalu apa yang kau katakan?" Tanya jennie.
"Aku bilang aku baik baik saja dan kau memperlakukanku dengan baik" ucap lisa.
"Bagus... jangan sampai appa tau mengenai kita atau aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku"ucap jennie.
"Wae unnie? Kenapa kau bersikap seperti ini kepadaku?" Tanya lisa dengan mata berkaca kaca.
"Karena aku membencimu. Entah apa yang ada di pikiran kedua orangku hingga aku dinikahkan wanita sepertimu" ucap jennie.
Lisa hanya bisa terdiam mendengar kata kata yang benar benar menusuk hatinya. Tiba tiba jennie melempari lisa dengan bantal dan sebuah selimut.
"Kau tidur di bawah" ucap jennie.
"Ne unnie" ucap lisa.
Lisa membersihkan tubuhnya di kamar mandi lalu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos bewarna putih dan juga celana pendek. Ia menatap jennie yang sedang berbaring sambil memainkan ponselnya.
"Wae? Kenapa kau menatapku? Kau mau tidur denganku? Jangan harap. Dulu aku mau tidur denganmu karena kau bagaikan adikku. Tapi sekarang melihat wajahmu saja membuatku kesal" ucap jennie tanpa memandang lisa.
Lisa tak berkata apapun dan langsung berbaring di lantai yang beralaskan karpet dan juga berselimut tipis. Tapi lisa tidak mengeluh setidaknya sekarang lebih baik dari pada lantai amerika.
*** Kim Industries ***
Lisa kembali ke pekerjaannya semula dengan komputer dan setumpuk berkas. Tiba tiba saja secangkir kopi mendarat di meja lisa,siapa lagi jika bukan eun woo. Eun woo tersenyum menatap lisa dan begitu pun lisa.
"Untukmu. Minumlah" ucap eun woo.
"Kau tak perlu repot repot seperti ini" ucap lisa.
"Sama sekali tidak merepotkan bagiku. Senang melihatmu bisa kembali bekerja" ucap eun woo.
"Aigooo... sepertinya ada yang merindukan daepyonim" goda seulgi sambil berjalan meninggalkan lisa dan eun woo.
Lisa hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalamya. "Kau tidak meminumnya?" Tanya eun woo.
"Hmmm.... eun woo, maafkan aku tapi sejujurnya aku tidak suka kopi" ucap lisa.
"Jinjja? Kenapa kau tidak bilang sejak pertama aku memberimu. Kalau begitu aku akan membuatkanmu teh" ucap eun woo.
Ketika hendak pergi, tangan eun woo di tahan oleh lisa. "Its okey. Untuk kali ini aku akan meminumnya" ucap lisa sambil tersenyum.
"Lain kali aku akan membuatkanmu teh" ucap eun woo.
Saat sedang asik berbincang, lee dong wook memanggil lisa. Lisa bergegas menemui lee dong wook do ruangannya. Ia duduk di depan lee dong wook dan lee dong wook memeperlihatkan beberapa berkas pada lisa.
"Lisa, bisakah kau menganalisis ini untukku?" Tanya lee dong wook.
"Tentu saja oppa. Kapan kau ingin aku memberikan hasilnya?" Tanya lisa.
"Lusa. Apa kau sanggup?" Tanya lee dong wook.
"Tentu saja. Itu mudah" ucap lisa sambil tersenyum. Saat lisa tersengum lee dong wook baru menyadari ada yang berbeda dari lisa. "Kau sakit?" Tanya lee dong wook.
"Tidak" ucap lisa.
"Jinjja? Kau terlihat pucat" ucap lee dong wook.
"Mungkin aku masih sedikit jet lag tapi aku baik baik saja" ucap lisa.
"Kau bisa pulang jika merasa tidak enak badan" ucap lee dong wook.
"Anniya. Aku akan mulai mengerjakannya sekarang" ucap lisa lalu pergi sambil membawa berkas yang di berikan lee dong wook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
RomanceIni cerita tentang seorang lalisa. Mencintai dalam diam tidaklah mudah. Itulah yang di rasakan seorang lalisa manoban terhadap jennie kim. Bisakah lisa mengungkapkan semuanya?