Di tengah malam lisa terbangun. Ia merasa sedikit pusing dan kebingunan. Lisa melihat infus di tangannya dan juga alat bantu pernafasan di hidungnya. Lisa melihat sekeliling ruangan dan pandangannya terpaku ketika melihat jennie tidur meringkuk di sofa. Lisa melepas alat bantu pernafasannya lalu perlahan bangkit dan turun dari tempat tidur.
Lisa berjalan mendekati jennie sambil membawa sebuah selimut. "Aigooo... dia pasti kedinginan" ucap lisa dalam hati.
Lisa menutupi tubuh jennie dengan selimut perlahan tanpa membangunkan jennie. Setelah memastikan jennie tidur dengan nyaman. Lisa memberanikan diri mengecup kening jennie dan ia berhasil. Senyum lisa mengembang puas karena berhasil mencium jennie.
Lisa kembali berbaring di tempat tidur dan kembali memasang oksigen ke hidungnya. Tubuhnya merasa dingin tapi lisa menahannya dan akhirnya kembali terlelap.
Di pagi hari yang cerah jennie terbangun. Ia sedikit terkejut melihat selimut yang menutupi tubuhnya. Ia merentangkan tangannya merengganggkan tubuhnya sambil menguap. Dia beranjak dari sofa lalu ke kamar mandi untuk membasuh muka. Setelah membasuh muka ia terdiam sejenak sambil memikirkan ucapan taeyeon mengenai perasaan lisa.
"Itu tidak mungkin. Appa pasti berbohong padaku" ucap jennie.
Jennie keluar dari kamar mandi dan ia sedikit terkejut ketika melihat lisa sudah duduk bersandar tempat dudur dengan selang oksigen yang masih menempel di hidungnya.
"Omo... kau mengejutkanku" ucap jennie.
"Mianhe unnie" ucap lisa.
Jennie duduk di samping lisa sambil menyilangkan kakinya dan melipat kedua tangannya. "Lisayah... aku ingin bertanya sesuatu padamu" ucap jennie.
"Mwo?" Tanya lisa sambil tersenyum.
"Appa bilang kau mencintaiku. Apa itu benar?" Tanya jennie.
Senyum lisa meredup ketika mendengar pertanyaan jennie. Lisa dengan cepat menggeleng dan membantah pertanyaan jennie.
"Sudah kuduga. Pasti appa berbohong padaku. Mana mungkin kau mencintaiku" ucap jennie.
"Apa lagi yang paman katakan?" Tanya lisa.
"Appa bilang kau sangat mencintaiku karena itu kau selalu ada untukku, kau menjagaku dan menemaniku" ucap jennie.
"Hmm.. aku melakukan itu karena aku berhutang pada paman. Paman membesarkanku dengan sangat baik karena itu kupikir dengan menjagamu itu bisa sedikit membalas jasa paman selama ini" ucap lisa.
"Semalam pertama kalinya aku melihat appa menangis" ucap jennie.
"Wae?" Tanya lisa.
"Dia terlihat begitu kecewa padaku" ucap jennie.
"Semua akan baik baik saja" ucap lisa sambil tersenyum.
Beberapa saat kemudian seorang perawat membawa senampan makanan untuk lisa. Jennie membantu lisa mengambil makanan. Lisa tersenyum dan mulai melahap makanan secara perlahan.
Beberapa saat kemudian rose masuk sambil membawa buah buahan. Rose meletakkan buah buahan di meja lalu menghampiri lisa. Rose menempelkan tangannya di kening lisa untuk merasakan suhu badan lisa yang mulai kembali normal.
"Aigooo... seharusnya kau tidak makan sendiri. Aku akan menyuapimu" ucap rose. Rose merebut piring lisa lalu duduk di ranjang lisa.
"Aku bisa makan sendiri chaeng" ucap lisa.
"Anniya... kau tak bisa" ucap rose.
Lisa tak mau berdebat dan akhirnya pasrah menerima suapan rose. Sedangkan jennie hanya duduk sambil menatap rose dan lisa secara bergantian.
Tak berselang waktu lama taeyeon dan tiffany juga datang membawa makanan dan baju untuk jennie. Tiffany sedikit terkejut karena melihat rose sedang sibuk menyuapi lisa sedangkan jennie hanya duduk diam memandangi mereka.
"Kau sudah lebih baik nak?" Tanya taeyeon.
"Ne appa. Aku sudah lebih baik" ucap lisa sambil tersenyum.
"Rose, kau tidak ada jadwal hari ini?" Tanya tiffany.
"Ada. Aku akan pergi setelah memastikan lisa menghabiskan makanannya" ucap rose.
"Aigooo... perhatian sekali" ucap tiffany.
Jennie bergegas mengambil paperbag berisi pakaian lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti baju. Sementara rose, setelah memastikan makanan lisa habis. Ia bergegas untuk berpamitan kepada tiffany dan taeyeon.
Setelah kepergian rose, taeyeon duduk di samping lisa dengan tatapan serius. "Lisa, mianhe" ucap taeyeon sambil menggenggam tangan lisa.
"Wae appa?" Tanya lisa.
"Kau menjadi seperti ini karena appa" ucap taeyeon sambil menangis. Tiffany mendekati taeyeon dan membelai punggung taeyeon memberikan satu kekuatan dan ketenangan pada taeyeon.
"Anniya... ini bukan salah appa. Ini salahku, aku tidak bisa menjaga tubuhku dengan baik. Aku ceroboh, seharusnya aku ke dokter sejak lama tapi aku berpikir semua akan baik baik saja tapi ternyata aku salah" ucap lisa.
"Kau terlalu baik untuk menderita seperti ini. Semua ini salahku. Tak seharusnya aku menjodohkan kalian dan membuatmu menderita seperti ini" ucap taeyeon.
"Anniya appa. Aku sakit seperti ini bukan berarti aku menderita, setiap manusia pasti bisa sakit dan sekarang aku sakit tapi aku tidak menderita. Appa jangan khawatir" ucap lisa.
Taeyeon memeluk lisa lalu memangis. Ia tidak habis pikir bahwa lisa tumbuh sebagai wanita yang sangat kuat dan sabar. "Mianhe" ucap taeyeon.
Melihat taeyeon menangis membuat tiffany juga ikut meneteskan air mata. Ia merasakan apa yang taeyeon rasakan. Tanpa mereka sadari sepasang telinga mendengar semua pembicaraan lisa dan taeyeon dari balik pintu toilet. Mendengar taeyeon menangis membuat jennie merasa sangat bersalah.
Lisa melepaskan pelukannya lalu mengusap air mata taeyeon. "Berhentilah menangis appa. Jennie unnie akan marah kepadaku jika dia tau aku membuat appa menangis" ucap lisa sambil tersenyum.
Taeyeon ikut tersenyum lalu mencubit kedua pipi lisa. Mereka bertiga akhirnya tertawa. Tawa mereka terhenti ketika dokter masuk dan mengecek kondisi lisa. Lisa bahagia ketika sang dokter memperbolehkan dirinya keluar dari rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
RomanceIni cerita tentang seorang lalisa. Mencintai dalam diam tidaklah mudah. Itulah yang di rasakan seorang lalisa manoban terhadap jennie kim. Bisakah lisa mengungkapkan semuanya?