Para maid berbaris rapi menyambut kepulangan lisa. Tak lama kemudian limosin taeyeon berhenti tepat di depan pintu utama. Taeyeon turun terlebih dahulu lalu di ikuti tiffany, jennie dan yang terakhir lisa.
Mereka berjalan sangat pelan karena menyesuaikan langkah kaki lisa. Jennie dan tiffany menggenggam tangan lisa dan membantunya berjalan. Sedangkam taeyeon berjalan di belakang sambil membawa sebuah tas kecil yang langsung di berikan kepada salah satu maid.
Karena taeyeon khawatir dengan keadaan lisa, taeyeon meminta para maid untuk menyiapkan kamar di lantai satu agar mempermudah lisa. Perlahan jennie dan tiffany membantu lisa berbaring di tempat tidur.
"Jennie... rawat lisa dengan benar atau appa akan benar benar marah padamu" bisik taeyeon pada jennie. Taeyeon dan tiffany meninggalkan kamar lisa agar lisa bisa beristirahat. Sedangkan yang pertama jennie lakukan adalah mandi.
Selesai mandi jennie duduk di depan cermin sambil mulai meberikan sentuhan make up di wajahnya.
"Unnie..." panggil lisa.
"Wae?" Tanya jennie.
"Mianhae. Nanti malam Aku akan kembali tidur di bawah" ucap lisa.
"Andwae. Kau ingin appa membunuhku huh. Kau tidur di tempat tidur biar aku yang tidur di sofa" ucap jennie.
"Unnie... Dulu berbagi tempat tidur bukanlah suatu masalah untuk kita" ucap lisa.
"Itu dulu. Dulu aku menyayangimu karena kau adikku. Tapi sekarang, terkadang aku kasihan padamu tapi ketika aku mengingat pernikahan konyol ini aku merasa sangat kesal dan ini menjijikkan bagiku" ucap jennie.
Lisa hanya terdiam menunduk sambil memainkan jarinya seperti seorang anak kecil.
"Terkadang aku merasa kesal karena appa terlihat menyayangimu di bandingkan aku" ucap jennie.
"Anniya... itu tidak benar unnie" ucap lisa.
"Aku merasa seperti itu lisa. Jadi mulai sekarang kita harus bersandiwara di depan appa dan eomma. Kau mengerti?" Tanya jennie.
"Ne unnie" ucap lisa.
"Lisa, bagaimana jika kita mencoba tinggal terpisah dari eomma dan appa? Bukankah itu ide yang tidak buruk. Kau bisa memiliki kamar sendiri dan kita memiliki privasi masing masing" ucap jennie.
"Apakah mereka akan setuju unnie?" Tanya lisa.
"Itu yang akan menjadi tugasmu. Yakinkan mereka, aku yakin jika kau yang bicara mereka pasti mengijinkan" ucap jennie.
"Aku akan mencobanya nanti" ucap lisa.
Lisa sedang menikmati makan malamnya bersama jennie, taeyeon dan tiffany. Taeyeon melihat lisa sesekali sambil tersenyum. "Sepertinya kondisimu sudah lebih baik. Apa jennie merawatmu dengan baik" ucap taeyeon.
"Ne appa. Jennie unnie merawatku dengan baik" ucap lisa sambil tersenyum menatap jennie.
"Apa kau tidak berbohong?" Tanya taeyeon.
"Appa... untuk apa lisa berbohong. Aku benar benar memperlakukannya dengan baik" ucap jennie kesal.
"Eomma senang mendengarnya" ucap tiffany.
Jennie menendang nendang lirih kaki lisa memberikan kode lisa untuk mulai berbicara dengan kedua orang tuanya.
"Hmm... eomma... appa..." panggil lisa dengan sedikit gugup.
"Wae?" Tanya taeyeon.
"Maafkan aku eomma.. appa... tapi jika kalian mengijinkan aku ingin tinggal berdua dengan jennie unnie" ucap lisa.
Mendengar ucapan lisa membuat taeyeon dan tiffany sangat terkejut. Mereka saling menatap dan menggelengkan kepala.
"Apa ini yang kau rencanakan jennie? Kau ingin tinggal terpisah dari kami agar kami tidak bisa mengawasimu" ucap taeyeon dengan nada serius. Ucapan taeyeon membuat jennie menunduk. Ia tak berani menatap wajah sang appa.
"Bukan appa. Ini sepenuhnya keinginanku" ucap lisa.
"Anniya... appa tidak percaya" ucap taeyeon.
"Appa aku benar benar tidak tau dengan ini semua. Lisa bahkan belum berbicara padaku" ucap jennie.
"Cukup" bentak taeyeon.
"Kalian tidak akan pergi kemana pun" lanjut taeyeon. Taeyeon menyudahi makan malamnya lebih cepat dari yang lain. Melihat kepergian taeyeon membuat lisa menghela nafasnya.
"Apa ini benar benar idemu? Atau ide jennie?" Tanya tiffany.
"Ini benar benar ideku eomma. Jinjja" ucap lisa.
"Wae? Kenapa tiba tiba?" Tanya tiffany.
"Eomma.. eomma tau aku dan jennie sudah menikah. Aku ingin kami hidup mandiri dan tidak bergantung pada eomma dan appa. Kami ingin menikmati waktu bersama dengan keluarga kecil kami. Tinggal bersama eomma memang menyenangkan tapi tidak membuat kami hidup mandiri karena semua sudah di atur dengan baik dan kami hanya menjalankan apapun yang telah disiapkan eomma dan appa. Eomma pasti mengerti maksudku" ucap lisa sambil tersenyum..
"Eomma mengerti. Nanti eomma akan bicara dengan appa kalian. Lanjutkan makan malam kalian setelah itu istirahatlah" ucap tiffany. Tiffany mengakhiri makan malamnya lalu bergegas meninggalkan lisa dan jennie. Lisa dan jennie juga menghakhiri makan malam mereka lalu bergegas masuk kedalam kamar.
"Kau memang luar biasa lisa" ucap jennie sambil bertepuk tangan.
Lisa duduk di sofa sambil menaikkan satu kakinya. "Kau sedang memujiku unnie?" Tanya lisa.
"Ne... aku benar benar memujimu. Harusnya dengan aktingmu seperti itu kau bisa mendapatkan piala oscar. Kau berbicara seolah olah itu nyata. Bahkan kau bicara tentang keluarga kecil kita. Itu konyol sekali" ucap jennie sambil tertawa.
Sedangkan lisa hanya melipat tangannya di dada dan menatap jennie. "Apa yang lucu unnie?" Tanya lisa dengan nada serius.
"Semuanya. Semua ucapanmu lucu. Kau bahas soal keluarga kecil kita yang sebenarnya tidak pernah ada" ucap jennie.
"Kau benar unnie tidak pernah ada. Tapi aku harus bilang ada di depan eomma dan appa" ucap lisa.
"Hmm tidurlah. Aku mengantuk" ucap jennie lalu berbaring membelakangi lisa.
"Ada jennie. Keluarga kecil kita ada sejak aku menikahimu. Aku tak akan menyerah dan selalu meyakinkanmu bahwa cintaku bukan suatu hal yang konyol" ucap lisa dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
RomantizmIni cerita tentang seorang lalisa. Mencintai dalam diam tidaklah mudah. Itulah yang di rasakan seorang lalisa manoban terhadap jennie kim. Bisakah lisa mengungkapkan semuanya?