Sudah 2 minggu lisa harus tidur di lantai beralaskan karpet tipis. Lisa semakin pucat dan sering batuk tapi bukannya khawatir, jennie malah mengabaikan lisa. Sehingga lisa harus sedikit memakai make up agar wajah pucatnya tertutupi.
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 6 sore tapi lisa masih sibuk dengan pekerjaannya. "Lisa.. kau tidak pulang?" Tanya seulgi.
"Sebentar lagi. Kau pulang saja dulu" ucap lisa
"Okey. Sampai jumpa besok" ucap seulgi lalu pergi meninggalkan lisa. Saat lisa memcoba fokus ke layar komputernya,tiba tiba lisa merasa sakit kepala dan juga dadanya terasa sesak.
Lisa memejamkan mata sejenak sambil bersandar di tempat duduknya. Ia mencoba mengatur nafasnya. Entah mengapa akhir akhir ini lisa sering merasa sakit kepala dan juga dadanya terasa nyeri.
Drrrrr drrrr drrrrr
Ponsel lisa bergetar dan terlihat nama rose di layar ponselnya.
"Lisayah... kau dimana?" Tanya rose.
"Kantor. Ada apa?" Tanya lisa.
"Kebetulan sekali. Aku sedang berada di sekitar kantormu. Kau mau makan malam denganku?" Tanya rose.
Lisa terdiam sejenak memikirkan ajakan rose. Akhirnya lisa menyetujui ajakan rose karena lisa berpikir kalau dia pulang sudah pasti bukan sambutan hangat yang ia terima.
Lisa bergegas merapikan barang barangnya lalu pergi menemui rose yang sudah menunggu di lobby perusahaan.
Senyum rose mengembang ketika melihat lisa keluar dari lift. "Oh my god" ucap rose. Rose terpesona dengan aura lisa. Lisa terlihat cantik dan tampan secara bersamaan bahkan dia telihat keren meskipun dengan rambut pirangnya yang sedikit berantakan.
"Hei... kau lama menunggu?" Tanya lisa.
"Tidak. Kita berangkat sekarang?" Tanya rose.
"Bagaimana jika kita pergi memakai mobilku?"tanya lisa.
"Call. Aku akan meminta managerku menjemputku nanti" ucap rose sambil tersenyum.
Lisa dan rose berjalan beriringan menuju ke parkiran mobil. Mereka berkendara menuju kawasan hongdae. Sebenarnya lisa kurang setuju untuk makan di kawasan hongdae mengingat bahwa rose seorang idol. Karena kawasan hongdae adalah termasuk kawasan padat. Tapi rose berikeras ingin makan ramen disana. Lisa hanya pasrah dan menuruti keinginan rose.
Mereka memasuki kedai ramen dan memesan dua mangkuk ramen. Saat mereka sedang menunggu ramen mereka, tatapan lisa terhenti ke sosok yang tidak asing baginya.
Jennie.
Jennie memasuki restoran ramen dan betapa terkejutnya lisa ketika ia melihat mino berjalan di belakang jennie. Rose menoleh mengikuti tatapan lisa.
"Jennie" panggil rose.
Rose melambaikan tangan pada jennie. Merasa namanya terpanggil, jennie langsung menatap rose dan membalas lambaian tangan rose.
Rose memanggil jennie dan meminta jennie bergabung dengannya sementara lisa hanya menunduk. Ia tak mengucapkan satu kata pun karena hatinya benar benar sakit. Tiba tiba kepala lisa pun pusing dan dadanya terasa nyeri.
"Mino, perkenalkan ini teman SMA ku rose. Rose ini mino" ucap jennie.
Mino dan rose berjabat tangan sambil saling melempar senyum. Jennie duduk di samping lisa dan mino duduk di samping rose. Jennie memesan dua mangkuk ramen pada seorang pelayan yang menghampiri mereka.
"Kalian pergi berdua?"tanya jennie.
"Ne. Aku menelpon lisa dan dia bilang sedang di kantor jadi aku menemuinya" ucap rose sambil tersenyum.
Rose menyadari ada yang tidak beres dengan lisa karena semenjak jennie datang lisa menjadi pendiam dan keringat terus membasahi wajah lisa.
"Lisayah, kau baik baik saja?" Tanya rose
"Aku baik baik saja"ucap lisa sambil tersenyum.
"Jennie, apa kau dan mino berkencan?" Tanya rose.
"Lebih tepatnya belum. Kami masih berteman. Bukan begitu jen?" Ucap mino.
"Ne. Kami belum memutuskan seperti apa hubungan kami ke depannya. Kau sendiri bagaimana? Apa kau sedang dekat dengan seseorang?" ucap jennie
"Aku? Aku sedang suka dengan seseorang" ucap rose sambil tersenyum menatap lisa.
"Jinjja? Orang itu pasti sangat beruntung" ucap jennie.
"Hmm.. semoga saja dia juga memiliki perasaan yang sama denganku" ucap rose sambil menatap lisa. Sedangkan lisa hanya menundukkan kepala sambil mengepalkan tangan menahan sakit di dadanya.
BRUKK.
"Lisa"teriak rose ketika tiba tiba lisa terjatuh dan tidak sadarkan diri. Rose begitu panik,ia dengan cepat menelpon ambulan. Sedangkam jennie hanya berdiri mematung menatap lisa tanpa melakukan apapun dan mino malah tersenyum senang melihat keadaan lisa.
Beberapa saat kemudian ambulan datang dan membawa lisa kerumah sakit. Bukan jennie yang ada di dalam ambulan melainkan rose. Rose menangis sambil menggenggam tangan lisa. Seorang perawat memasang alat bantu pernafasan lisa dan mengecek denyut nadi lisa.
Disisi lain jennie mengikuti ambulan lisa dari belakang bersama mino. "Jen, kenapa bukan kau yang di ambulan? Dia kan adikmu?" Ucap mino.
"Dia bukan adikku. Ayahku membawanya dari thailand ketika dia masih kecil. Orang tuanya telah meninggal. Karena itu ayahku kasihan padanya" ucap jennie dingin. Mino hanya mengangguk mengerti.
Setibanya di rumah sakit, lisa langsung di bawah ke ruang perawatan. Rose menunggu di depan ruang perawatan lisa bersama jennie dan mino. Rose begitu khawatir. Jennie pun telah menelpon kedua orang tuanya.
Tidak butuh waktu lama taeyeon dan tiffany sampai di rumah sakit. Yang pertama kali menyita perhatian taeyeon adalah keberadaan mino. Mino pun tampak sangat terkejut ketika mengetahui bahwa jennie adalah putri pemilik perusahaan tempat ia bekerja.
"Kau...."ucap taeyeon dengan penuh penekanan sambil menunjuk mino.
"Ketua" ucap mino sambil membungkuk.
"Pergi dari sini sekarang sebelum aku benar benar murka" ucap taeyeon.
Mino begitu takut melihat ekspresi taeyeon. Tanpa banyak bicara mino memilih pergi. Tatapan taeyeon beralih ke jennie.
"Setelah mengetahui keadaan lisa. Kau dan appa harus bicara" ucap taeyeon tegas.
"ne appa"ucap jennie sambil menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
RomanceIni cerita tentang seorang lalisa. Mencintai dalam diam tidaklah mudah. Itulah yang di rasakan seorang lalisa manoban terhadap jennie kim. Bisakah lisa mengungkapkan semuanya?