Jennie dalam keadan sedikit mabuk karena telah meneguk beberapa gelas wine. Kepalanya terasa pusing hingga ia meminta mino mengantarnya untuk pulang. Selama perjalanan jennie hanya menatap keluar jendela sambil memegangi kepalanya.
"Jennie, apa kau baik baik saja?" Tanya mino.
"Hmm.. aku baik baik saja" ucap jennie.
Tiba tiba saja mino menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang terbilang sangat sepi karena hari sudah menjelang pukul 12 malam.
"Kenapa berhenti?" Tanya jennie.
"Ku pikir kau butuh istirahat sejenak" ucap mino.
"tidak perlu. Aku bisa beristirahat di rumah" ucap jennie.
Tiba tiba mino melepas sabuk pengamannya dan mendekatkan wajahnya ke arah jennie.
"Mino apa yang kau lakukan. Menjauhlah" ucap jennie.
"Ohhh ayolah jen.. kau juga pasti menginginkannya kan" ucap mino.
Mino semakin mendekat dan jennie berusaha mendorong mino tapi jennie tak berdaya karena mino lebih kuat dari pada dirinya. Ketika bibir mino hampir menyentu bibir jennie, seseorang memgetuk kaca mobil mino.
Mino menoleh dan melihat lisa yang ternyata mengetuk kaca mobilnya.
"Keluar atau ku hancurkan mobilmu" bentak lisa.
Mino akhirnya memilih keluar menghadapi lisa. Siapa sangkah bahwa ketika mino baru membuka pintu mobilnya. Pukulan lisa langsung mendarat di wajah mino.
Lisa menarik baju mino hingga mino terkapar di aspal jalan. Lisa tak henti hentinya menghujani wajah mino dengan pukulan hingga mino benar benar tak berdaya.
Bahkan jennie harus keluar untuk menahan lisa karena jika jennie tidak menahan lisa. Bisa jadi lisa membunuh mino saat itu juga.
Jennie langsung memeluk lisa dari belakang sambil menangis.
"Lisa cukup" ucap jennie.
Mendengar tangisan jennie membuat lisa mencoba menenangkan diri.
"Jangan dekati dia lagi atau aku akan membunuhmu. Brengsek" bentak lisa.
Lisa menggenggam tangan jennie lalu membawa jennie pulang menggunakan taksi. Selama perjalanan, tidak ada interaksi antara jennie dan lisa. Jennie sesekali melirik ke arah lisa tapi lisa tetap menatap keluar jendela.
Setelah hampir 15 menit perjalanan. Akhirnya mereka sampai di rumah. Lisa turun dari taksi dan diikuti oleh jennie.
"Istirahatlah unnie. Aku lelah" ucap lisa lalu bergegas masuk tanpa menunggu jawaban jennie. Lisa masuk kedalam kamar lalu mengganti bajunya dan mencuci muka. Ketika lisa mencuci muka, ia melihat tangannya sedikit kebiruan karena menghajar mino. Sebelum tidur lisa menyempatkan untuk mengobati tangannya.
Saat tengah malam jennie mengendap endap memasuki kamar lisa. Ia melihat lisa sudah terlelap. Jennie bisa melihat dengan jelas perban di tangan lisa.
"Ini pasti sakit sekali" ucap jennie sambil menyentuh perban lisa. Lisa tertidur sangat pulas hingga tak menyadari bahwa ada jennie di dekatnya.
"Gomawo lisayah. Lagi lagi kau menjadi pelindungku" ucap jennie sambil tersenyum. Jennie menutup tubuh lisa dengan selimut lalu bergegas kembali ke kamarnya.
Keesokan paginya lisa sudah rapi dan sedang menikmati sarapannya bersama taeyeon, tiffany dan jennie. Taeyeon terkejut melihat perban di tangan lisa.
"Kenapa dengan tanganmu?" Tanya taeyeon.
"Ohh kemarin tanganku terbentur" ucap lisa dengan sedikit gugup.
"Terbentur? Apa separah itu?" Tanya taeyeon.
"Hmm.. aku terbentur cukup keras paman" ucap lisa sambil tersenyum.
"Aigooo. Pasti sakit. Sudah pergi ke dokter?" Tanya tiffany.
"Tidak perlu aunty. Nanti juga sembuh sendiri" ucap lisa.
"Kau harus ke dokter lisa. Aku akan menemanimu" ucap jennie.
"Tidak perlu unnie. Lagi pula....." ucapan lisa terhenti karena taeyeon menyela ucapannya. "Jennie benar. Kau harus ke dokter. Jadi hari ini kau tidak perlu pergi bekerja. Kau harus ke dokter dan istirahat di rumah" ucap taeyeon.
Lisa menghela nafas. Ia tidak bisa berbuat apa apa selain menuruti ucapan taeyeon. "Ne paman" ucap lisa.
Setelah menikmati sarapan. Taeyeon pergi bekerja bersamaan dengan jennie pergi mengantar lisa ke rumah sakit. Selama perjalanan, lisa dan jennie hanya terdiam. Lisa memandang keluar jendela sedangkan jennie fokus ke jalan sambil sesekali melirik lisa.
"Lisayah..." panggil jennie.
"Wae?" Tanya lisa.
"Gomawo" ucap jennie.
"Untuk apa?" Tanya lisa.
"Untuk menyelamatkanku semalam" ucap jennie.
"Kau harus lebih berhati hati unnie. Karena tak selamanya aku akan ada untukmu" ucap lisa.
"Wae? Kenapa kau bicara seolah olah akan meninggalkanku. Itu menakutkan lisa. Berhentilah bicara seperti itu" ucap jennie.
Lisa hanya terdiam dan menatap keluar jendela. Ia tidak berniat untuk menanggapi ucapan jennie. Sedampainya di rumah sakit, lisa langsung mendapat perawatan.
"Ini luka lecil. Kau akan sembuh dalam beberapa hari lagi" ucap dokter.
"Kau dengar unnie. Ini bukan masalah besar" ucap lisa.
"Aku hanya khawatir" ucap jennie.
"Aigoo. Kalian kakak beradik yang sangat manis. Kalau begitu aku pergi dulu. Semoga cepat sembuh" ucap dokter.
"Tidak ada yang mengerti perasaanku" ucap lisa dalam hati.
Jennie dan lisa berjalan beriringan menuju parkiran tapi langkah kakinya terhenti ketika melihat wanita berambut pirang memanggil namanya. Dengan jalan terpincang pincang karena perban di pergelangan kakinya. Wanita itu berjalan mendekati lisa sambil tersenyum.
"Anyeong aku park chaeyoung. Kau masih mengingatku?" Tanya wanita bernama park chaeyoung.
"Kau yang kemarin terjatuh?" Tanya lisa.
"Ne. Kau membantuku kemarin dan aku belum mengucapkan terimakasih. Terimakasih telah membantuku" ucap chaeyoung.
"Lisa kau mengenalnya?" Sela jennie.
"Aku membantunya saat terjatuh di kamar mandi kemarin unnie" ucap lisa.
"Mungkin kalian tidak mengenalku karena kita berada di kelas berbeda. Apa kalian ada waktu? Aku ingin mentraktir kalian sebagai tanda ucapan terimakasihku" ucap chaeyoung.
"Aigoo. Kau tidak perlu repot repot" ucap lisa.
"Ayolah. Aku akan sangat teluka jika kau menolak ajakanku" ucap chaeyoung.
Lisa menatap jennie dan jennie pun mengangguk lirih memberikan tanda agar lisa menerima ajakan chaeyoung.
"Baiklah" ucap lisa.
Chaeyeoung tersenyum senang mendengar jawaban lisa. Mereka bertiga berjalan beriringan. Karna melihat chaeyoung kesulitan berjalan akhirnya lisa memutuskan untuk membantunya dengan melingkarkan tangan kanannya di pinggang chaeyoung dan meletakkan tangan kiri chaeypung di pundaknya.
"Kau harusnya tidak banyak gerak" ucap lisa.
"Aku harus bergerak untuk pergi ke dokter" ucap chaeyoung.
Disisi lain jennie merasa sedikit kesal karena dengan adanya chaeyoung di menjadi terasa di abaikan oleh lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
RomanceIni cerita tentang seorang lalisa. Mencintai dalam diam tidaklah mudah. Itulah yang di rasakan seorang lalisa manoban terhadap jennie kim. Bisakah lisa mengungkapkan semuanya?