Kejahatan dalam persembunyian

3.9K 112 1
                                    

"Mett..mettaaaa"

Teriak aliya padaku saat aku berlari menuju sebuah penginapan kelas mewah saat itu.
Aku berhenti sejenak dan sedikit mendengarkan ucapan aliya kakakku

"Apa kak?"

"Metta,,,gak baik kita kayak gini..mending kita nanya papa baik2 dulu"

"Kak....metta pengen tau siapa gadis itu"

"Kalo kita telepon papa, yg ada papa bakal ngindar..capek dong kita udah jauh-jauh terbang ke korea kalo gak nemuin mereka"

"Iyaa met,,kakak ngerti tapi kamu mesti bijak nanti kalo uda tau"

"Ya lah kita liat nanti kak"

Aku mempercepat langkahku dan menuju cottage ala korea tempat papaku dan simpanannya menginap.

Waktu masih jam 7 pagi waktu korea, aku ingin segera menyelesaikan masalah ini. Aku ingin papa ku menegaskan lagi bagaimana hubungan mereka.
Sebelum aku berangkat ke aussie tentu aku hanya ingin memastikan bahwa tidak ada rahasia dikeluargaku.

Sampai depan pintu aku mulai ragu, takut dengan apa yg akan kuhadapi. Bagaimanapun setelah ini posisi mama akan tergantikan dan apakah aku sudah siap.
Aliya yg sedari tadi dibelakangku juga kulihat cukup ragu-ragu dengan apa yg akan kuperbuat.

Sayup-sayup aku mendengar bahwa papa sedang ngobrol dengan wanita itu dengan kata sayang. Oh shittt..hatiku masih sakit mendengarnya. Tapi kubulatkan tekadku untuk segera mengetahui siapa dia.

Ku bunyikan bell depan pintu itu, harap-harap cemas aku siapa yg akan membukanya.
Pintu perlahan terbuka dan aku menemukan sosok yg tidak pernah kusangka.

Giska....teman dan sahabatku sejak kecil sedang memakai pakaian transparan dan ah tanpa dalaman. Berdiri mematung didepanku, mungkin dia sama kagetnya denganku.

Kulihat papa hanya mengenakan handuk dan berdiri disebelah pantry. Oh...hatiku panas dan bergelora.

Aku melihat alya juga sama terkejutnya denganku..aku merasa dikhianati dan dibohongi selama ini, aku marah sekali

Plakkkkk...plaaakkk

Aku menampar wajah giska sekeras mungkin, dan papa segera berlari menuju ke arahku.

"Metta..apa yg kamu lakukan"

"Kalian berdua...benar-benar tidak tahu malu"

"Apalagi kamu giska,dasar pelacur!"

"Jaga ucapan kamu sama wanita yg papa cintai metta"

"Oh jadi ini wanita yg bikin papa gak sedih kehilangan mama"

"Bukan begitu metta,mama tentu masih punya tempat dihati papa. Lalu apa salah papa jika ingin melanjutkan hidup papa"

"Salaah pa..salah karena seharusnya tidak dengan wanita ini"

"Metta benci kalian berdua"

Aku pergi dengan berlari meninggalkan tempat ini. Hatiku hancur dan tak ingin mengenal mereka berdua.
Aku hanya melihat aliya tidak mengejarku dan sepertinya dia bertahan disana untuk mendengar penjelesana mereka.

Shitttt....njinggggggg

Siapa yg mau mendengar semua kebohongan mereka, tentu mereka hanya akan menutupi satu persatu semua kebohongan yg sudah mereka lakukan.

Aku berlari sampai mencari taxi untuk segera kembali ke hotel tempatku dan aliya menginap.

Sepanjang perjalanan aku tak mampu percaya kalau wanita yg selama ini kubenci adalah sahabatku sendiri, beraninya dia membohongiku dan menusukku dari belakang.
Aku benar-benar merasa dibohongi dan tentu aku tak akan pernah memaafkannya.

Aku hanya menikmati soju dan melihat keluar jendela besar dari kamar hotel tempatku nenginap. Kudengar suara pintu terbuka dan pasti itu aliya.

"Kau benar benar marah met?"

"Maksud kakak? Kakak biasa aja melihat mereka?"

"Kakak juga kaget,namun setelah mendengarkan penjelasan mereka, kakak mulai mengerti"

"Alaaah...pasti mereka banyak bohongnya"

"Met..mama pernah cerita dengan kakak,kalo mama merestui papa mencari wanita lain saat mama sakit. Mama bahkan cerita kalo wanita itu seumuran kamu"

"Then...kita mesti kayak mama"

"Setidaknya kita lihat bagaimana besarnya hati mama dalam mencintai papa"

"Papa bahagia dengan giska..itu yg terpenting"

"Kaak..ntah papa bahagia atau tidak, tidak seharusnya mereka bersama"

"Ah sudahlah met...kakak yakin kamu butuh waktu untuk nenerima kenyataan ini"

Aku hanya berdehem mendengar kalimat aliya barusan. Aku berusaha tidak memikirkan mereka berdua. Aku ingin menikmati hidupku sendiri. Bagaimanapun saat ini tak ada tanggung jawabku ke papa yg sudah lama menyembunyikan ini padaku.

Papa minta maaf sayang, papa hanya menunggu waktu yg tepat untuk menjelaskan. Tolong.

Kubaca pesan singkat papa dan kuabaikan begitu saja. Hatiku tak cukup besar untuk memaafkan beliau. Untuk sesuatu sebesar itu yg sangat melukai hatiku. Bagiku itu melebihi sebuah kejahatan.

Make (it better) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang