Lunturnya kepercayaan

1.5K 60 3
                                    

Aku menunggu mas bagas dengan gelisah, namun kucoba untuk tenang. Bersikap bodoh hanya akan mempermalukan diriku. Setidaknya harus kutau apakah dia akan terus berbohong atau dia akan mengatakan yg sebenarnya.

Bagiku, jujur yg menyakitkan akan jauh lebih baik daripada kebohongan manis.

Sudah jam 20.00 kutengok, aku masih di ruang tengah sesekali melihat keluar jendela. Memastikan mas bagas kapan datang atau hanya karena terlanjur gelisah dan aku sulit menepisnya.

Kudengar samar-samar suara mobilnya masuk ke parkiran, aku bersiap dengan pura-pura membaca buku. Baiklah, ini mungkin akan menolongku membuat alibi, tapi meredam emosi terlalu lama bisa membuatku meledak nantinya.

"Halo sayang,,,"

Dia mendekatiku dan mengecup keningku, duduk disebelahku dengan sikap yg biasa saja.

"Gimana kerjaan mas?"

"Oh...baik...baik saja"

"Jadi meeting tadi?"

"I..i..iyaaa...meeting sampai sore..jadi maaf ya mas gak bisa jemput ķamu"

"Nggak apa mas, aku ngerti,,udah dinner?"

"Belum nih laper..."

"Aku siapin dulu, mas ganti baju gih"

Aku beranjak ke dapur dan melihatnya beranjak ke kamar kami. Mulai turun air mataku tak dapat kutahan, memerah mataku mengetahui mas bagas benar-benar berbohong kali ini. Tak menyangka dia menyakitiku kali ini.

"Sayang,,,,ayuk makan"

"Mas aja..aku tadi sudah"

"Oh....,kalo gitu temenin ya"

Aku duduk di sebelahnya di meja makan kami, melihatnya makan dengan lahap. Sedang aku telah kehilangan nafsu untuk sekedar makan.

"Mas..."

"Hmmm..."

"Soal pengen mas punya anak"

"Oh...kalo kamu belum siap mas juga nggak masalah dear"

Aku tersenyum kecut mendengar ekspresinya, ekspresi yg tidak seperti biasanya. Hilang semua antusisnya selama 6 bulan ini selalu dia yg paling semangat.

"Besok ada kuliah nggak?"

"Kenapa?"

"Mas gak bs anter"

"Hmmmm...aku bisa sendiri kok"

Aku berdiri dan berniat pergi ke kamar

"Aku tidur dulu mas, nanti sudah selesai biarin aja disitu"

Aku berjalan ke lantai 2, pelan dan yakin bahwa suamiku menyembunyikan sesuatu dariku. Kepercayaanku luntur seketika. Aku tak akan lagi bisa membedakan mana dia jujur dan bohong kali ini.

Aku bangun kesiangan hari ini, badan terasa tak enak, mas bagas sudah tidak ada disampingku. Aku beranjak bangun dan turun dari kamar. Melihatnya sedang sarapan sendirian.

"Halo sayang, uda bangun?"

"Hmmm..mas udah mau berangkat?"

"Iya..ayo duduk, sarapan"

"Hari ini mas mungkin lembur dear, jadi ntar malem jangan nunggu mas ya"

"Hmmm"

Dia beranjak dari kursi dan mengecupku singkat, bahkan tak menanyakan keadaanku.

"Mas berangkat ya sayang"

Aku mengangguk dan melihatnya berlalu pergi. Kini aku mesti bersiap untuk ke kampus.

Make (it better) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang