Bagas si fotografer

2.1K 75 0
                                    

Pagi ini aku bangun dengan penuh semangat, jam 6 pagi aku sudah jogging mengelilingi kompleks dan sedikit yoga untuk merilekskan otot-otot ku yang kendur karena kurang lebih seminnggu kemaren aku pemulihan pasca operasi.

Setelah membuat sarapan sederhana dengan oat dan pisang, aku mencari nomer pak hendra direktur majalah relasi papa. Aku memberanikan diri menelfon beliau untuk merealisasikan rencanaku kemaren. Saat ku buka hp tak kusangka pagi ini rezky mengucapkan salam pagi yang begitu hangat

Morning view as beautifull as you, of course you better..

Ku balas dengan segera dan dengan senyum yang tersungginng merekah merona.

Best greeting are smile of you..tengkyu

Aku merasa rezky melakukan pendekatan padaku, 20 tahun aku mengenalnya dan tak sekalipun kami berbagi kata manis seperti ini. Bahkan ketika aku mulai menunjukkan ketertarikan padanya, dia sama sekali tidak peka dan bergeming melihatku. Kali ini, aku merasa rezky akan menjadi milikku ataukan aku mesti membuatnya mengejarku.

Kutinggalkan rezky dan lamunan nakalku, aku mulai menelfon pak hendra untuk membuat janji ketemu.

"halo pak hendra, ini metta anak pak indrawan"

"Halo metta,,,yang pernah magang dikantor juga kan"

"makasih pak kalau masih inget"

"bisa dibantu metta?"

"Bapak, sebenarnya saya ingin menanyakan perihal job vacancy dikantor"

"wait untuk posisi apa ini met?"

"sebenernya metta tertarik untuk posisi model pak"

"oh kalo itu coba hubungi bagas ya"

"semua job agency dia yang megang, tapi pasti om bantu"

"oh...baik pak, thanks  a lot pak hendra"

"iya,,,okee"

Aku segera menutup telefonku dan mulai memikirkan bagas yang disebutkan pak hendra, Bagaskara adhitama, fotografer andalan Max&stream sejak 5tahun yang lalu, sebenarnya aku malas berhubungan sama dia, kuingat-ingat dia benar-benar laki-laki angkuh dan dingin terhadap wanita semacam aku. Dia hanya tertarik pada wanita sexy model yanng dia foto selama ini. Gosip beredar pun bahwa dia adalah Gay santer terdengar, karena sama sekali dia tidak pernah terlihat berkencan dengan wanita manapun, dan lebih memilih melakukan one night stand dengan beberapa wanita di diskotek yang terkenal di ibukota.

Aku mulai mencari nomornya dan mau tak mau aku harus menghubunginya

Hallo mas bagas, saya metta....

Metta? metta yg mana ho?

Saya pernah magang dikantor, kita pernah bertemu beberapa kali

Oh...then?

Saya mau bertanya perihal vacancy untuk menjadi model mas bagas,

Dateng ke kantor dan temuin gue.

Oke mas, siap. kapan bisa ketemu?

Hari ini jam 14.

Aku terdiam dan berfikir bagaimana aku akan menghadapinya nanti, semoga nasib baik memihakku kali ini.

Aku bersiap - siap untuk ke kantor pak hendrawan dan menemui mas bagas, aku memakai pakaian cukup sexy kali ini. Karena tak mau kalah dengan calon model lain. Aku mengambil kunci mobil dan handphone ku berdering.

"hallo rez,,why?"

"nope,,,cuman mastiin lo masih idup"

"bangkee lu,,gue mau ke agency"

"wdidaw,,,beneran lo terima saran gue?"

"of course, nothing imposible kan, gue trial dulu"

"sipp deh,,good luck ya"

"thanks a lot dear"

Aku menutup telepon ini dengan cepat, sambil berfikir mungkin aku harus seidkit jual mahal dengan rezky agar dia semakin penasaran denganku. Aku tak mau dia dengan mudah mendapatkanku. 

Aku mengendarai mobillku menuju kantor pak hendra, 1 jam kemudian aku telah sampai di lobby kantor dan langsung menuju ruangan bagas si fotografer. Aku masih ingat kejadian setahun yang lalu waktu aku maish menjadi mahasiswa magang yang tidak sengaja menabraknya di koridor saat  dia berjalan terburu-buru. Tanpa minta maaf dia nyelonong meninggalkanku yang harus merapikan semua barangku yang tercecer dilantai. 

Atau kejadian waktu aku masuk ruangannya dan melihat dia sedang intim sekali dengan salah satu model sexy partner perusahaan kami. Untungnya aku tak melihatnya bermain cinta, namun tetap saja dia dengan dingin hanya melihatku dan tersirat mengusirku. 

Aku menghela nafas panjang untuk masuk diruangan itu lagi, namun aku sadar dia pasti tidak mengenaliku karena perubahan yang terjadi padaku. Aku mengetuk pintu pelan, dan terdengar suaranya mempersilahkan masuk. Kulihat dia sedang berada dibalik meja komputer, dengan rambut  gondrong badan atletis dan pakaian fashionable. Kuingat terakhir saat kami bertemu dia tak semenarik itu.

"ada apa? siapa kamu?"

"oh maaf mas, saya metta yang menelfon mas bagas pagi tadi"

"banyak yang nelfon gue"

Rasanya aku ingin memaki dan meneriakinya,,please jangan sombong,,tapi aku rasa diam pilihan terbaik.

"maaf mas, saya yg menanyakan perihal job untuk model mas bagas"

"lo bisa gaya kalo difoto?"


Make (it better) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang