-bagas adhitama pov-
Kami tiba dirumah setelah sempat kami mampir ke toko peralatan bayi mengambil pesanan zea, yg justru membuat kami makin terluka.
"Duduklah dear, aku akan membuatkanmu teh panas"
"Aku mau ke kamar mas"
Zea langsung berjalan ke kamar tak menghiraukanku, aku tau perasaannya pasti sangat sulit sekali sekarang.
Aku memberinya waktu sendiri, membereskan barang-barangnya dan melihatnya masih menangis dalam mata terpejam.
Diluar kamar akupun turut menangis, masih merasa sangat berdosa dan bersalah pada zea, bukan hanya karena kehilangan anak kami, tapi juga menjadi alasan zea mengalami kepedihan ini.
Aku menyiapkan makan malam dan menunggu zea turun. Namun sepertinya dia masih tak ingin berlama-lama denganku.
Kuputuskan mengetuk pintu kamarnya,
"Dear, kita dinner yuk"
"Aku nggak laper mas"
Aku kedapur dan mengambil spagetti buatanku, membuka pintu kamar dan masih melihatnya melamun melihat baju bayi yg tadi kami ambil.
"Hei....stop it. You have to eat before"
Aku mengambil baju itu dan zea langsung menangis histeris, aku berusaha memeluknya, menenangkannya. Aku turut larut dalam kesedihan ini.
Dia tertidur dipelukanku, lemah dan menangis. Aku menurunkannya pelan, memilih menjaganya dalam lelap. Kututup pintu kamar pelan dan aku menegaskan lagi hidupku.
"Halo bella,,maaf aku"
"Ya mas, bella ngerti banget,,,terimakasih sudah menjagaku selama ini"
"Hmm...kuharap kamu akan bahagia bella"
"Akupun berharap mas dan zea bisa bahagia kembali"
Kututup telepon tersebut, aku rebahan pada sofa depan kamar kami. Berharap bisa terlelap setelah seminggu ini aku tak pernah tidur.
Keesokan harinya..
Aku terbangun dengan terkejut, melihat jam ditanganku sudah jam 9pagi. Aku mencium aroma sarapan dari dapur. Aku segera beranjak dan menemukan zea ku kembali ke dapur.
"Hmmm..wangi sekali sayang"
"Mandilah, aku buat nasi goreng"
Aku berusaha memeluknya dari belakang, dia masih menolak. Aku tau dia minta waktu kembali percaya padaku.
"Okee...dengerin aku sayang"
"Aku sudah tidak lagi akan menghubungi bella, kurasa keluarganya sudah dapat menerimanya"
Zea masih terdiam dan hanya menatapku. Tak apa, yang penting aku memberinya ketenangan saat ini.
"Makanlah mas, aku akan ke club untuk yoga hari ini"
"Oke sayang, take care ya"
Dia masih tak menjawab, berlalu pergi dan akupun sarapan lalu berangkat kerja.
Dua minggu kami lewati seperti ini, tanpa banyak kata. Tanpa kehangatan, dan bahkan tanpa interaksi.
Zea menyibukkan diri dengan yoga dipagi hari, siangnya dia akan di resto sampai malam. Dirumah kami layaknya orang yg berbagi rumah saja.
Aku mulai takut dia belum memaafkanku, kurang 2 minggu lagi waktu yg kuminta sebelum aku menandatangani perceraian itu.
Hari ini kembali kuletakkan buket bunga cukup besar di dekat pintu kamar. Kuharap buketku yg kesekian ini mampu membuatnya sedikit melihatku.
Kutulis kalimat perasaanku kali ini, lebih simple dan menegaskan artinya bagiku.
Langitku akan runtuh tanpamu,
Biarlah kita tetap menjadi tiang dari rumah ini,Kumohon 🖤
Aku kembali ke ruang kerjaku. Menunggunya datang seperti biasanya.
Jam 21.00 dia datang, seperti biasa tanpa mencariku. Kulihat dia langsung naik ke kamar, berhenti didepan pintu dan membaca surat kecilku.
Tidak seperti biasanya, kali ini dia membawa buket bunga itu masuk ke kamar. Aku sedikit tersenyum dan berharap dia kembali menjadi zeaku yg dulu.
Selang beberapa saat, aku menerima pesan darinya. Pesan pertama setelah dua purnama dia tidak membalas pesanku.
Thanks for the flowers, i like it. You made it.
Rasanya hatiku berbinar, dia mulai membuka hatinya kembali padaku.
Dengan masih menggunakan baju kerja, aku berlari ke kamar. Rindu ingin memeluknya. Langsung kubuka pintu kamar dan kulihat dia sedang dikamar mandi, tak mampu menahan gelora ini. Aku langsung mendobrak pintu kamar mandi.
"Mas.."
Kami sama terkejutnya, dia hanya berbalut handuk, menggugah gairahku. Kami bertatapan,ada rasa rindu menggebu dalam tatapannya. Apa dia akan mengijinkanku menjamahnya malam ini.
Perlahan kudekati dia, memegang tubuhnya dan mendaratkan ciumanku pada bibir lembutnya.
"I love you dear"
Dia tidak menjawab, kami terlarut dalam gairah panas yg tertahan selama berbulan-bulan.
Aku mulai tak sabar menikmatinya, ingin membuatnya teringat pada desahan nikmat kami setiap malam.Kami berteriak nikmat malam ini. Malam dimana aku mendapatkannya kembali, malam dimana zea ku hangat kembali.
P.s : bonus video 😉
Semoga sukaaak
KAMU SEDANG MEMBACA
Make (it better) Love
Любовные романыmerupakan sequel dari dear destiny dimana diambil dari sudut pandang metta • • sebaiknya membaca dulu dear destiny. • • only 21+ Lebih banyak foto 😘 vote to apreciate please.😊