Bertemu Kerinduanku

1.8K 64 0
                                    

Aku keluar dan mengunci pintu apartemenku, sementara bagas berdiri didepan kamarnya memanggilku.

"Mau kemana ze"

"Mau ketemu bokap mas"

"Oh...eh schedule untuk foto Take Mebrand uda gue sent yah"

"Iya nanti aku cek mas"

Aku meninggalkannya dan bergegas menuju kantor papa. Sampai di lobby kantornya aku hanya berharap tidak bertemu giska kali ini. Kudengar minggu lalu mereka baru menikah.

Ah biarlah, kalau itu memang yg bisa bikin papa bahagia, aku berusaha merelakannya kali ini. Namun tentu aku masih belum bisa bertemu dengan mereka dan bersikap seperti tidak ada apa-apa.

Aku menuju lantai 12 tempat kerja papa, sebelum aku ketemu papa kusempatkan menengok rezky terlebih dahulu. Aku mengetuk pintu ruangannya dan kudengar dia mempersilahkan masuk.

"Surpriseeeee"

"Metaaaaa...hai"

Dia menghampiriku dan memelukku mesra, tak lupa mendaratkan ciuman manis dikening dan bibirku.

"Tumbenan mau kemari"

"Aku janji ketemu bokap"

"Seriously?? Why?"

"Ntah papa yg mau ketemu"

"Gitu dong....makin sayang deh"

Dia makin memelukku erat, aku menikmatinya namun aku tau ini kantor. Aku segera melepaskan pelukannya.

"Aku ke ruangan papa dulu ya"

"Oke...nanti kita pulang bareng ya"

Aku meninggalkan ruangannya dan bertemu mbak maya sekretarisny di pintu.

"Halo mbak"

"Eh metta,,lagi apa disini?"

"Habis ketemu rezky bentar, ini mau ke papa"

"Oh iya..."

Dia mengangguk sedikit canggung. Lalu aku meninggalkannya dan berjalan menuju ruangan papa. Kutemui dulu mbak dewi sekretaris papa.

"Sore mbak dewi"

"Heeeeiiii metta....long time no see"

"Iyaaa....papa ada?"

"Ada...udah nungguin kamu dari tadi"

"Sendirian kan?"

"Iyaaa...sendirian, pak indrawan mengosongkan jadwalnya sore ini demi kamu"

"Oke makasih ya mbak"

Aku bergegas membuka pintu ruang kerja papa, ada beberapa yg telah berubah. Ruangan ini lebih hidup dengan warna yg lebih maskulin, beberapa bunga hidup juga terletak di sudut-sudut ruangan ini. Aku mengira pasti giska yg mengatur semua ini.

"Haiii sayang"

Papa menghampiriku dan memelukku hangat, pelukan yg selama ini kurindukan. Pelukan yg dulu terasa sangat hangat dan merindukan.
Aku membalasnya dengan hangat.

"Duduk sini sayang"

Papa mengajakku duduk di sofa tamu seperti biasanya. Kemudian papa menelfon mbak dewi untuk nembawakan kami kopi keruangan.

"Gimana kabar papa?"

"Fine...everything is good"

Aku melihat wajahnya yg lebih bahagia, lebih energik dan lebih terlihat mempesona. Aku bersyukur papa jadi jauh lebih baik setelah bersama giska.

"Hmmm metta turut seneng"

"Giska sedang hamil anak papa"

"Oh..metta tau papa sudah menikah dengannya"

"Papa harap hatimu segera luluh untuk menerimanya"

"Will see pa"

"Pulanglah kerumah, papa sudah pindah kerumah lain dengan giska"

"Metta lebih nyaman di apart pa"

"Oke..papa tidak memaksa, papa ada rencana menjual rumah yg di tebet itu"

Aku kaget mendengarnya namun aku berusaha untuk tenang.

"Papa tau kenangan kita semua berada disana, namun aliya sudah menetap di aussie. Papa juga memutuskan pindah. Hanya kamu harapan papa untuk dapat mengurus rumah itu."

"Metta belum berniat menikah pa"

"Pikirkan tentang rezky, papa telah memintanya menjagamu"

Deg...ada perasaan terkejut dalam hatiku. Papa yg meminta rezky menjagaku. Apakah itu sebabnya rezky tidak mau memberi hubungan kami status. Karena sebenarnya dia tidak benar-benar menyayangiku. Jika sebenarnya dia hanya mengasihani aku karena tugas dari papa.

"Papa dengar kamu jadi model majalah hendra"

"Oh..iya..metta penasaran dengan dunia baru itu"

"Hmmm..papa kagum dengan pilihan jalanmu"

"Papa tidak terkejut melihat perubahanku?"

"Giska yg pertama memberitahu papa kalau waktu dikorsel kamu akan berubah menjadi gadis yg lebih cantik"

"Oh..."

"Kamu boleh menyukai duniamu sekarang, tapi tugas utamamu jangan sampai lupa"

"Metta tau pa, kasih waktu metta 3bulan lagi untuk hidup seperti ini, lalu metta akan kembali fokus pada tugas dari papa"

"Yapp..okeee gadis cantik. Papa akan memberimu kelonggaran itu"

Kami mengobrol cukup lama, tidak terasa sudah hampir jam 6 sore. Aku berpamitan pada papa, dan menyadari bahwa hubungan kami semakin baik. Aku bahagia melihat papa terlihat sangat bahagia.

"Hei mbak dew.."

"Heeeei..udah selesai ngobrolnya?"

"He em mbak, belum mau pulang?"

"Masih ada berkas buat pak indrawan"

"Oh...eh mbak ada gosip apa ini"

"Gosip terhot ya jelas soal papamu. Beliau makin hari makin terlihat muda, bahagia wajahnya"

"Hahaha...syukurlah mbak, istri barunya mungkin berhasil membuatnya bahagia"

"Benerr...kamu juga mesti segera berdamai dengan situasi ini"

Aku hanya tersenyum dan menunduk. Akulah orang yg tidak turut bahagia melihat papaku sendiri sangat bahagia. Kenangan mama kembali ke pikiranku dan aku juga teringat pesan mama untuk menerima siapapun pengganti mama. Namun, egoku tidak mampu mengucapkan turut bahagia pada papa dan sahabatku sendiri.

"Eh...ada gosip juga tentang rezky"

"Oh ya?"

"Karena kukira kamu deket dengannya jadi aku mengira kalian pacaran"

"Hah...emang kenapa mbak?"

"Rezky dekat sekali dengan maya"

"Kan emang sekretarisnya mbak"

"Lebih dari itu, minggu kemaren rezky mengajukan perpanjangan tugas disingkawang 5hari. Padahal tugas disana selesai dalan 3hari"

Aku terkejut mendengar ucapan mbak dewi, jadi apa yg dilakukan rezky selama itu disana.

"Oh...metta nggak tau soal itu mbak"

"Hmmm...rezky makin terlihat tampan akhir-akhir ini. Kurasa dia rajin ngegym dan olahraga"

"Mbak aku pergi dulu yaaa...."

"Oh..iyaa..iya...see you yaaa"

Aku melambaikan tanganku pada mbak dewi. Berjalan pelan dan mengingat ucapan mbak dewi tentang rezky. Ada yg salah dalam hubunganku dan rezky, yg selama ini kurasakan. Tapi aku tidak mencoba menemukan jawabannya. Kurasa aku harus memulai mencari jawaban kegelisahanku.

Make (it better) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang