Pemilihan

90 18 0
                                    

Karena pemilihan ketua osis dan wakilketos sudah selesai. Selanjutnya memilih anggota. Aurell dan Ara ingin menjadi anggota OSIS di sekolah. Karena mereka berdua memang senang ikut berpartisipasi di suatu oganisasi.

Jam isitirahat dimulai...

Beberapa siswa siswi yang memilih ke ruang osis untuk mengambil daftar , dan ada juga yang memilih untuk ke kantin. Tapi Aurel dan Ara berjalan kearah ruag OSIS untuk mengambil formulir. Saat mereka berdua menuju ruang Osis, Aurell melihat Vandi berada di ruangan OSIS sambil memengang kertas formulir.

"Duh gawat ra, kenapa si Vandi ada disana?" tanya Aurell ke Ara yang memperlihatkan wajah panik.

"Ya, iyalah dia disana, dia aja Waketos" jawab Ara.

"Hah, dia waketos, noh orang gak salah pilih waketos?" ucap Aurell agak terkejut.

"Udah takdir dia kali, ahh cepetan ambil formulirnya, gue tinggalin lo ya" ucap Ara yang berjalan meninggalkan Aurell.

"Raa, jangan tinggalin gue donk" sambil berlari kecil menyusulnya.

Aurell Berlari mengejarnya Dan berusaha menghentikan langkah.

"Yadeh, terserah lo, tapi gue gak kesana ya ra, gue nitip aja sama lo ya.. Pliss" dengan wajah yang memelas agar permintaanya dikabulkan.

"Bacot lo, yok cepetan"ucap Ara sambil menarik tangan Aurell, dan menuju arah ruang Osis untuk mengambil formulir Osis yang akan mereka isi.

Aurell menundukan kepala agar tidak terlihat oleh laki-laki yang ia ingin hindari itu. Tapi usaha nya gagal karna laki-laki itu sadar kalau Aurell bertingkah aneh kepadanya.

"Van, mau formulir nya dua"ucap Ara sambil mengulur kan tangan sembari menunggu lembaran di berikan.

"Lo minta dua, emang satu lagi untuk siapa?"tanya Vandi yang sudah memegang lembaran formulir.

"Noh, untuk Aurell"sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah Aurell yang membelakangi mereka berdua.

"Woi, lo ikutan juga?" tanya Vandi dengan teriaknya yang tak terlalu keras tapi terdengar jelas oleh Aurell.

"Iya" melihat Vandi tanpa mengatakan kata selain "ya".

"Nih, dah gue ambilin, yok kita pergi" ajak Ara sambil menarik tangannya.

"Maaciii Raa.." sambil menyipitkan matanya dan tersenyum manis.

Saat mereka menuju kelas, di tangga mereka bertemu Rendy dan Daniel.

"Haii Aurell, hai Ra.." sapa Rendy.

"juga, kalian mau ke mana?" tanya Daniel.

"Balik ke kelas.. Habis dari ruang Osis"jawab Ara sambil memperlihatkan kertas.

"Oh kalian ikut juga"

Mereka berdua menganggukan kepalanya.dan langsung menuju ke kelas.

seminggu kemudian...

Hari ini adalah pengumuman anggota Osis. Mereka berdua agak deg-degan tapi harus tetap semangat. Mereka berdua menuju ke ruangan osis untuk mengecek nama mereka.

sampai disana..

"Rel, nama lo sama gue ada!" ucap Ara sambil memperlihatkan raut wajah senang.

"Iya ra? Allhamdulillah, yok balik ke kelas" mengajak Ara untuk masuk kelas lagi.

sepulang sekolah...

"Rel, gue pulang duluan ya, udah di jemput nyokap" pamit ara.

"Iya, hati-hati, salam dari gue untuk nyokap lo ya, kapan-kapan gue ke rumah lo deh"jawab Aurell.

"Lo gak apa-apa kan gue tinggalin" tanya Ara karena takut Aurell sendirian.

"iya, gue gak apa-apa, dah sana pergi, ditungguin lo nanti" ucap Aurell mendorong pelan bahu Ara.

Melihat teman nya sudah di jemput. Aurell menuju lorong-lorong sekolah dan duduk sambil menunggu abangnya menjemput.

Tapi dari arah tak jaub darinya, Aurell melihat seseorang laki-laki yang berada didepan pagar sekolah. Sambil melihat sekitarnya seperti mencari seseorang. Saat melihat laki-laki itu dengan fokus, ternyata itu laki-laki yang tak asing ia lihat , yang pernah ada dalam hidup nya, ia berusaha menyembunyikan dirinya agar laki-laki itu tidak melihatnya. Tapi percuma sudah, laki-laki itu tau kalau Aurell berusaha bersembunyi dari nya.

"Aurell.." sapa seorang cowo tinggi,  dan ganteng , sampai-sampai orang di sekitarnya melihat Aurell berbicara dengan seseorang laki-laki yang membuat cewe tak lepas melihat nya dari mata.

"Lo, ngapain kesini?" tanya Aurell judes kepada laki-laki itu.

"Rel, gue mintak maaf soal kemaren itu, gue gak ada niatan nyakitin lo" kata laki-laki itu yang masih ada di hadapan Aurell.

Aurell tidak melihat ke arah laki-laki itu dan tidak memperdulikanya, ia hanya sibuk mengecek ponsel nya dan berharap abang nya segera datang menjemput nya, agar dia bisa berhasil menjauh dari laki-laki itu. Tapi harapan itu muncul, ia melihat abang nya sudah menunggu di depan pagar, ia langsung berlari menuju abang nya dan meninggala kan laki-laki itu,tanpa mengucap kan satu kata pun.

Relvan 🦋 SELESAI ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang