Semua perkataan yang keluar dari mulut mu itu adalah favoritku. Tapi sekarang tidak, ketika ku mendengarnya terasa menyakitkan
-Vandi~~~~~
Pαrt sebelumnya...
"Oh, jadi kamu pacar Aurell ya?" tanya bunda Aurell sambil melirik Vandi.
Vandi yang mendengar itu, tertawa kecil sambil melirik Aurell yang membawa minuman dengan wajah yang terkejut.
"Mama...." jawab Aurell sambil memperlihatkan Wajahnya yang bengong karena pertanyaan Mamanya itu.
"Iya tante, ini pacar Aurell" ucap Vandi sambil tertawa kecil, sambil menyalami Mamanya. Hmmm emanglah ya pas banget Vandi cari muka.
"whattt??" jawab Aurell yang masih kebingungan.
Ia meletakan minumnya di meja dan memberikannya ke Vandi. Dan Aurell segera duduk di samping Mamanya.
Di belakang Mamanya. Aurell melototi mata Vandi dengan ketus kesal atas apa yang ia jawab tadi.
~~~~~~~~
"Rel, Mama rasanya pernah dengar nama Vandi kayak nama teman kecil kamu kan?" tanya Mama Aurell sambil menghadap ke belakang dengan nada yang kecil sehingga Vandi tidak mendengarnya.
Ketika itu langsung Aurell mengarahkan mukanya ke mamanya dan mengeluarkan wajah yang sedang berpikir.
"Oh iya mah, temen Aurell dulu yaa yang kita tinggal di daerah sini juga ya?" jawab Aurell sambil mengejutkan Mamanya yang berhasil ia jawab.
Tapi di sisi lain. Vandi mengambil segelas minuman yang telah di buat oleh Aurell tadi. Karena ia kehausan karena tadi ia sempat berdebat dengan Aurel. Minuman yang segelas itu lenyap habis dengan sekejap
Karena Vandi terlihat kehausan. Mama dan Aurell melihat ekspresi Vandi yang masih melihat gelas kosong yang sudah ia minum tadi. Dan mengelurkan sendawa.
"Eeegghhh" sendawa yang keluar dari mulut Vandi terdengar olah dua perempuan yang di hadapan nya.
"Kamu haus banget ya?" tanya Mama Aurell sambil melihat Vandi.
"Lo minum kayak gak pernah ketemu air satu tahun, haus bener..." jawab Aurell sambil melirik Vandi dengan melotot.
"Heheheh haus tante habis berdebat tadi sama anak tante yang cantik ini" ucap Vandi sambil mengeluarkan senyumnya dan menundukan kepalanya.
"Is gayalo, dah sekarang cepat pulang, kapan-kapan gue ke rumah lo deh" jawab Aurell sambil menarik kerah bajunya untuk segera keluar.
"Aduh rel, gue belum sempat nyalam mertua gue. Alahh lo ahh... Tante.. Vandi pulang dulu, Assalamualaikum" jawab Vabdi yang masih di tarik oleh Aurell.
"Walaikumsalam, hati-hati nak " jawab Mamanya sambil megeleng geleng kepalanya karna melihat tingkah anak gadisnya.
"Sini lo, dasar lo udah ngaku ngaku jadi pacar gue" jawab Aurell sambil melepaskan kerah baju Vandi.
"Lebih bangga gue di anggap Mama lo sebagai pacar lo" jawab Vandi sambil meletakan tanganya di pinggangnya.
"Ohhh cari muka lo ya, isssss Vandi!!!!" jawab Aurell sambil mencubit badanya Vandi.
"Muka gue ganteng jadi gak perlu muka banyak" jawab Vandi dengan Santai.
"Iya lo tu nyebelin!!!" jawab Aurell dengan nada besar.
"Kalau untuk kamu apa yang enggak?" jawab Vandi.
"Sekarang gue mau lo sekarang balik sekarang cepat!" Jawab Aurell dengan muka yang sudah mulai memerah.
"Gue mau balik kalau lo udah salam calon imam lo" jawab Vandi dengan gagah. Sambil meraih tangan Aurell. Tapi Aurell langsung melepaskanya, dan meletakan tangan nya di punggungnya.
"Gue gak mau nyalam lo, emang lo siapa? Ha.. Calon imam lo bilang? Dengan modal tampang lo gini?" ucap Aurell sambil memberi sinisan mata tajam ke arah Vandi.
"Jadi tipe cowo lo kayak mana?" jawab Vandi dengan penasaran.
"Dah ganteng lo kayak Zayn Malik gue terima lo dengan lapang dada, tapi kasihanya lo beda jauh dari dia, jadi jangan ngarep ya Vandi. Gue malas berdebat soal cinta" jawab Aurell.
"Gantengan gue lah, dah jelas itu abang gue jadi diturunin tu gantengnya. Napa lo disakitin terus ya?" ucap Vandi dengan menjahili Aurell sambil memegang kepalnya Aurell.
"Apasi lo pegang-pegang rambut gue" ucap Aurell sambil melepaskan tangan Vandi dari kepalanya.
"Oke sayang"
"Gak usah panggil panggil gue sayang, gue gak pacar lo" jawab Aurell sambil mendorong Vandi Agar cepat masuk ke mobil.
"Entar lagi lo pacar lo, tenang aja. Nanti ciwi-ciwi sekolah bakal iri sama lo karna lo pacar gue" jawab Vandi.
" Satu kata buat lo H-A-L-U, Jelas?" jawab Aurell. Sambil menutup pintu mobilnya Vandi.
"Makasih sayang, udah ditutupin pintu mobil nya, makin sayang deh. Entar lagi kok tenang aja" jawab Vandi.
Tiba-tiba Aurell mengarahkan mukanya dekat ke arah muka Vandi. Dan terlihat mata coklat Aurell yang jelas dan bersinar membuat saat itu Vandi salting karena itu membuatnya terkejut.
Aurell membisikan ke telinga Vandi dengan suara yang lembut. Dan berkata...
"Ingat ya Vandi, gue gak suka sama lo ngerti. jadi jangan berharap sama gue ya, nanti lo kecewa. Lo gak tipe gue" ucap Aurell.
Setelah Aurell membisikan ke telinga Vandi. Vandi langsung berpamitan. Tanpa berkata sedikit pun. Mungkin dari kata-kata yang Aurell lontarkan tadi. Membuat tubuh Vandi langsung panas seketika itu. Dan dada Vandi terasa sakit.
"Atau inikah rasanya, ditolak mentah-mentah tanpa mendapatkan respon baik" Vandi.
Kata-kata Aurell tadi trus menerus berputar di kepala Vandi. Yang mengeluarkan argumen yang mengharuskan dia melakukan apa lagi. Karena itu ia tak konsen mengendarai mobil nya.
Saat itu adzan magrib hampir tiba. Langit langit sudah mulai gelap. Matahari pun sudah terbenam. Dan rasa sakit itu maik terasa. Mata pun mulai sayu dan kehilangan konsentrasi. Vandi yang masih mengendarai mobil itu memaksa untuk langsung pulang ke rumah. Ia takut membuat Bundanya khawatir.
Tapi tiba-tiba dari arah berlawanan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Relvan 🦋 SELESAI ✅
Teen FictionAURELLIA PRICILLA, yang akrab disapa Aurel, ia harus pindah sekolah karna tuntutan orang tuanya harus pindah kerja dan alasan tersendirinya untuk menghindari masa lalu nya. Di sekolah barunya ia mendapatkan sahabat bernama Ara , yang slalu mendukung...